Saturday, June 27, 2015

MENGENAL EC


Untuk dapat bertumbuh dan berkembangnya tanaman, maka diperlukan beberapa faktor pendukungnya, diantaranya air dan hara bagi tanaman. Keterkaitan antara hara dan air inilah sangat penting bagi tanaman, jika banyak air tanpa hara, maka tanaman juga tidak dapat tumbuh dengan maksimal, sebaliknya kebanyakan hara tanpa air juga menghambat tanaman karena hara tidak memiliki pelarut. Hara yang terlarut ini memiliki kemampuan untuk menghantarkan listrik. Semakin banyak hara terlarut maka akan semakin tinggi juga kemampuan menghantarkan listrik. Kondisi ini sering dikenal dengan istilah kegaraman (salinitas). Karena hara yang berupa pupuk merupakan garam-garaman, maka sangat penting untuk mengetahui kemampuan daya hantar listriknya, air yang murni tidak boleh mengalirkan arus listrik, EC = 0. Semakin tinggi kandungan garam, semakin tinggi nilai E.C. hal ini biasanya dapat dideteksi dengan menggunakan EC-meter. Besar kecilnya nilai EC pada alat menunjukkan tingkat kegaraman.


Setelah mengetahui alat untuk mengukur tingkat daya hantar listrik, maka perlu juga kita ketahui bagaimana arti dari nilai pada alat. Ada banyak satuan EC, tapi pada dasarnya sama. Unit konduktivitas biasanya menggunakan satuan mho yang merupakan lawan dari ohm, yaitu suatu ukuran resistensi garam. Satu millimho adalah 10^-3 (sepuluh pangkat minus tiga) mho, satu micromho adalah 10^-6 (sepuluh pangkat minus enam) mho. Konversi millimho per sentimeter ke siemens per meter dalam Unit Sistem International (SI) adalah: millimhos per cm x 0.1 = siemens per meter (S/m). Tetapi secara umum biasanya dinyatakan dalam mS/cm (millisiemens per centimeter) atau microsiemens per sentimeter (µS/cm). Kadangkala ada juga yang mengukur dalam satuan ppm seperti di USA. Kalau dalam ppm, maka 1 mS/cm = 700 ppm. Secara ringkas seperti di bawah ini:
1 S = 1 mho = 1000 m mho
1 S/m = 1000 m mho/100 cm
= 10 m mho/cm
1 S/cm = 1000 mS/cm = 10^6 µS/cm
1 EC (1S/cm) = 500, 650 atau 700 ppm.
Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment