Apa itu Hidroponik dan berbagai macam Tips dan Trik Hidroponik kami rangkumkan dari tulisan salah satu Maestro Hidroponik Indonesia yaitu Bpk. Yos Sutiyoso, semoga bermanfaat buat kita semua.
CATATAN PENTING HIDROPONIK
Oleh : Yos Sutiyoso
Catatan Penting Hidroponik 1 : Definisi Hidroponik
HIDROPONIK, Hidro=air, ponos=daya, hidroponik = memberdayakan air. Jangan ditulis dan diucapkan sebagai HIDROPHONIK, karena phonos = suara, sehingga menjadi suara air. Ngilu mendengarnya!
Definisi=nya rupa-rupa ! Soilless culture, Budidaya dalam greenhouse, Budidaya anorganik, accchhh, peduli amat, sich, yang penting hasilnya unggul dalam kualitas dan kuantitas, hemat air, hemat energi, versatility/kelincahan-nya tinggi, bersahabat dengan lingkungan, tidak ada pencemaran oleh bakteri E. Coli, dan menghasilkan produk yang sehat, hygienis, aromatis, dengan protein dan vitamin yang melimpah, dan berpenampilan yang menarik dan menimbulkan selera untuk mengkonsumsinya. Memang diakui memerlukan pemodalan yang besar, managerial skill yang tinggi, marketing network yang canggih, dan sumber daya manusia yang handal! Kerjakan !
Catatan Penting Hidroponik 2 : BEBERAPA SISTEM BUDIDAYA HIDROPONIK.
1. Menggunakan media, misalnya :
Kelemahannya ialah banyak mengandung bibit penyakit cendawan dan bakteri atau cyste/kistanya, yang setelah beberapa bulan akan meledak penyakitnya. Juga banyak mengandung benih gulma, yang sewaktu waktu akan muncul. Kadang mengandung bibit hama, misalnya ulat tanah Agrotis, dan beberapa jenis nematoda, a.l. Meloidogyne.
b) Pasir.
Sudah ditinggalkan, karena mahal, sukar didapat, mahal transportasinya, tinggi biaya penyebarannya di kebun, berat, padat, kecil rongga udaranya, kompak padat menyulitkan pertumbuhan akar.
c) Humus, Kompos.
Hanya baik bagi tanaman yang ditumbuhkan secara vegetatif saja, misalnya sayuran daun : bayam, caysim, kangkung, pakchoy, kailan, selada.
d) Cocopeat, gambut bubuk sabut kelapa. Kandungan saponinnya tinggi, kadang2 > EC 3,0 mS/cm, sehingga kurang peluang untuk memberi pupuk, tanpa melampaui batas phytotoksisitas. Harus dicuci dgn air mengalir, hingga EC saponinnya 0,0 0,5, tergantung tanaman yang akan ditanam apakah tanamannya sukulen atau berkayu.
e) Arang sekam.
Bila tidak musim panen padi, maka sekam sukar didapat. Bila dibuat sendiri, karena teknologi pem buatannya mudah.
2. Menggunakan media air.
a) NFT – Nutrient Film Technic – Hidroponik Talang Landai.
Menyontek NFT dan greenhouse, buatan Belgia, yang diimpor siappakai, milik almarhum Ir Sunarto di Jln Semboja, Margonda,Depok, thn 1983, saya membuat versi lokal dengan menggunakan talang hujan rumah tangga. Talang dengankelandaian tangens 5 %, larutan nutrisi mengalir dengan ketebalan 3 – 4 mm, menjadikannya kaya oksigenterlarut,karena riak yang bergulunggulungberhubungan langsungdengan udara. Sistem NFT ini sangat populer!
b) DFT – Deep Flow Technic – Hidroponik Talang Datar.
Kedalaman air dipertahankan padakedalaman tidak lebih dari 8 cm, supaya beban tidak terlampau berat bagi talang. Air masukpada ujung yang satu dan keluar melalui lubang pada ketinggian 8 cm pada ujung yang lain. Aerasi pada sistem ini kurang sempurna, sehingga sulit untuk mencapai produksi yang tinggi. Antara styrofoam yang dipasang pada ketinggian 10 cm, dengan permukaan air pada ketinggian8 cm, ada rongga udara setebal 2 cm, untuk aerasi.
c) Floating Raft Technic – Hidroponik Rakit Apung.
Kolam dengan kedalaman 40 cm, diisilarutan nutrisi setebal 30 cm, diapungi styrofoam tebal 3 cm, diberi berpuluh lubang tanam,ditanami anak semai sayuran daun, dengan akarnya menjuntai ke dalam larutan nutrisi. Denganblower ditambahkan udara ke dalam tandon, untuk meningkatkan kadar oksigenterlarut.Pengelolaan instalasi sangat mudah.
3. Menggunakan media air dan tanah/lumpur.
Biasanya digunakan dalam produksi tanaman hias dalam pot. Pot diletakkan dalam bak dan kaki pot digenang oleh larutan nutrisi setinggi 4 – 8 cm, selama beberapa menit, kemudian larutan dialirkan keluar kembali secara gravitasi, dilakukan sekali dalam beberapa hari. Pot berisi media, biasanya tanah bercampur bahan organis. Tinggi larutan perendaman harus dibatasi, untuk mencegah media mengapung dan merubuhkan tanaman.
b) Hidroponik perendaman.
Sawah adalah suatu sistem hidroponik perendaman, dengan air mengalir lambat lambat, didorong oleh debit air pada inlet sebesar 1 liter/hektar/detik, suatu jumlah yang besar. (Dikecualikan : Sawah tadah hujan, yang mendapat pasokan air dari hujan,dan air dipertahankan di lahan itu selama mungkin.)
4. Menggunakan udara sebagai media Aeroponik .
Anak semai yang ditancapkan ke dalam lubang tanam, yang dibuat pada sehelaistyrofoam, akarnya bergelayutan bebas ke bawah. Diliput oleh kabut butiran halus larutan nutrisi,melalui sprinklers yang digerakkan oleh pompa tekanan tinggi, secara terus menerus tanpahenti, akar bermandikan butiran halus, yang kandungan oksigenterlarutnya sangat tinggi, yangsangat menunjang proses respirasi. Larutan yang tidak mengenai akar dikumpulkan dan dialirkan kembali ke tandon/reservoir larutan nutrisi, untuk resirkulasi.Dihari depan system aeroponik akan banyak diterapkan unuk memproduksi bibit induk kentang, dan karenanya kita sudah harus mulai fokus pada teknik aeroponik. Percobaan yang berhasil baik telah pula dilakukan terhadap aeroponik produksi bunga potong Chrysanthemum/krisan dan Lily. Umurtanaman dapat direduksi dari 12 minggu menjadi 8 minggu. Jumlah kuntum bunga yang mekar serempak dapat ditingkatkan dari dua menjadi tiga kuntum. Kecerahan warna dan aroma dapatpula ditingkatkan sedikit.
GREENHOUSE
Greenhouse, atau yang kadang disebut "rumah tanam", terutama adalah untuk menghindari basahnya daun. Adanya lapisan air pada permukaan daun menyebabkan spora cendawan pecah, dan muncullah zoospora yang ber-flagella, berenang-renang keliling mencari tempat bermukin yang cocok untuk dirinya menetap. Kemudian tumbuhlah tabung kecambah, yang di ujungnya membuat jangkar, bernama apresiori, untuk mencengkeramkan tabung pada permukaan daun, untuk menghujamkan semacam "taji", bernama "hypha", masuk ke dalam mesophyl (meso = tengah; phyllos = daun),yang kemudian tumbuh menjadi mycelia, yaitu tenunan benang2 cendawan, yang akan menembus masuk ke dalam sel, di dalamnya membentuk "haustoria" untuk menyedot dan menguras isi sel. Dari pecahnya spora sampai terbentuknya mycelia diperlukan waktu 7 1/2 - 8 jam. Atap plastik greenhouse berguna untuk mencegah daun basah, tetapi tampyas pun harus dicegah, dan andaikan permukaan daun basah, janganlah melebihi 8 jam, karena penyakit cendawan maupun bakteri akan meledak, dan Anda tidak akan panen.
CATATAN KECIL HARI INI : Suhu di zona perakaran sebaiknya rendah!
Molekul oksigen O2 tidaklah berdiam saja di dalam air, melainkan bergerak terus menerus kesegala arah. Pada suhu yang lebih tinggi, gerakannya lebih gesit lagi, hingga keluar dari lingkungan air dan bersatu dengan oksigen lainnya di udara, yang diketahui konsentrasinya sekitar 20,9 %. Maka kadar oksigen-terlarut dalam air akan turun dengan keluarnya oksigen dari lingkungan air. Sebaliknya, bila suhu rendah, maka oksigen-terlarut kadarnya tinggi, dan bila masuk ke lingkungan akar, oksigen yang banyak itu akan meningkatkan proses respirasi, yang menghasilkan energi, yang bisa digunakan untuk proses hidup tanaman, a.l. menyerap air dan nutrisi dari media tanam. Dengan banyaknya penyerapan air dan nutrisi, maka pertumbuhan akan maju pesat dan produksi naik. Jadi dengan menjaga suhu di zona perakaran tetap rendah, dan mencegahnya meningkat, maka pertanaman kita akan tumbuh dengan sangat baik. Cara pelaksanaannya : Kalau pada NFT kita tanam lettuce pada talang, dengan jarak lubang tanam 20 cm, padahal ukuran lettucenya kecil, maka pada saat lettuce dewasa, talang sebagian masih terlihat tersinar matahari, dan pastinya suhu talang meningkat, yang akan meningkatkan pula suhu larutan pupuk yang mengalir lambat di dalam talang,(terutama yang tangens-nya angkanya kecil, dan ditanam di udara terbuka, tanpa naungan), dan akan turun kadar oksigen- terlarut, dan anjloknya produksi. Ditambah, larutan itu berasal dari kontainer yang dipasang di atas toren(bahasa Belanda = menara) yang tersinar matahari sepanjang hari, sehingga airnya panas, dan oksigen-terlarutnya menurun. Produksi dobel anjlok! Solusi : Jarak tanam diperkecil, hingga talang tertutup tajuk tanaman terhadap penyinaran matahari. Pakailah EC yang tinggi, misalnya EC 2,5 mS/cm, dan volume/flowrate yang besar, supaya tanaman tumbuhnya cepat, dan tajuk tanaman cepat rimbun menutupi talang. Talang berwarna putih merupakan preferensi atas talang berwarna kelabu, karena merefleksi cahaya.
CATATAN KECIL HARI INI : Bagaimana akar menyerap nutrisi.
Kita mulai dulu dengan anatomi ujung akar. Di ujung akar ada tudung akar yang melindungi titik tumbuh ketika ujung akar maju menembus media. Di belakangnya, sekitar 1 cm dibelakang tudung akar, pada akar ada bulu-bulu akar sebanyak sekitar 2 cm, dan dibelakangnya akar gundul,tidak berbulu akar, karena sudah rontok, sudah selesai tugasnya. Akar berada di tengah2 media tanam, entah ia tanah, atau arang sekam pada irigasi tetes, atau air pada Nutrient Film Technic. seluruh bagian akar bermuatan listrik negatif. Unsur2 nutrisi terdiri atas kation dan anion, berada di dalam air, pada budidaya hidroponik NFT, DFT, Rakit Apung, Aeroponik, dsbnya. Bulu akar yang bermuatan negatif mudah sekali menggaet kation, karena muatan listriknya yang komplementer, misalnya amonium, NH4+; kalium, K+; kalsium, Ca++; magnesium Mg++, dan juga kation unsur mikro. Sekali kation ini terjerat oleh bulu akar, kation2 tadi didorong masuk ke dalam jaringan xylem, dan karena terus menerus didorong dari belakang, maka akhirnya kation2 yang nebeng dengan truk air, akan tiba di tajuk pohon, berapapun tingginya pohon tersebut. Tenaga dorong yang berasal dari akar ini dinamakan "tekanan osmotis" dan ia bekerja terus menerus, tanpa terputus. Jadi pada budidaya hidroponik, pompa itu harus pula dijalankan terus menerus, siang dan malam, tanpa henti, walau malam hari tidak ada sinar matahari sekalipun. Bahwa tagihan PLN itu tinggi, itu konsekuensi berhidroponik. Berhidroponik mau, tetapi membayar tagihan PLN mundur terus, sama juga bo'ong!. Pada "catatan kecil" berikut, yuk, kita bahas anion yang juga diserap oleh bulu2 akar, malah lebih seru lagi
CATATAN KECIL HARI INI : (sambungan dari yang kemarin) Sekarang mengenai : Anion di zona perakaran.
Anion jelas bermuatan negatif. Ada yang pangkatnya kopral, misalnya nitrat NO3- (dengan satu strip); ada yang sersan, misalnya sulfat SO4-- (dengan dua strip); ada yang sersan-mayor, misalnya phosphat PO4--- (dengan tiga strip), jadi semuanya bermuatan negatif, tetapi berbeda-beda afinitas-nya. Di media tanam tanah, mereka tidak bisa melekat pada koloid tanah, karena koloid juga bermuatan listrik negatif, jadi bertolak belakang. Mereka melayang-layang di air-tanah, diantara koloid tanah. Pada budidaya hidroponik yang menggunakan media tanam air dan tidak menggunakan tanah, mereka berada dalam air, bergerak terus menerus ke kiri-kanan, tetapi tetap tidak bisa menempel pada akar, karena muatan listriknya sama2 negatif, bertolak belakang. Padahal mereka ingin sekali menyentuh bulu2 akar, untuk dapat masuk ke jaringan tanaman. Ada bantuan dari dalam tanaman, karena "ribosom", yang bertugas membentuk protein di dalam sel tanaman, memerlukan anion banyak sekali untuk membentuk protein, untuk membiayai proses pertumbuhan.
Anda masih ingat proses respirasi untuk menghasilkan enersi bagi kegiatan hidup tanaman? Limbahnya adalah CO2 dan H2O. Bagi tanaman yang memiliki banyak persediaan energi, karena mendapat cukup cahaya matahari ketika masa pertumbuhannya, sebagian energi itu digunanakan untuk "mengawinkan", atau sintesa, antara CO2 dan H2O tadi menjadi H2CO3, kemudian memisahkannya menjadi 2 kation H+ dan satu anion CO3--. Kation H+ yang berjumlah banyak itu kemudian digunakan untuk membombardir bulu2 akaar yang negatif dan dijadikan
positif untuk waktu sekejab. Dalam waktu sekejab itu, muatan positif yang kuat itu akan menarik semua anion (yang bermuatan negatif) yang bergentayangan di air. Masuklah anion ke dalam bulu akar, ke dalam jaringan xylem, untuk didesak dan dipompakan ke atas ke tajuk tanaman, untuk di dalam ribosom dijadikan protein, untuk pertumbuhan tanaman. Dengan demikian jelaslah bagaimana anion yang bermuatan negatif bisa memasuki akar yang juga bermuatan negatif. Tetapi ... tetapi ini hanya bisa dilakukan oleh tanaman yang mempunyai energi terkandung di dalamnya yang banyak. Karena itu menanam tanaman harus mendapat cahaya matahari yang cukup! Menanam tanaman di kolong tempat tidur yang tidak ada cahayanya, sama juga bo'ong!
CATATAN KECIL HARI INI : Peran matahari dalam berhidroponik.
Sebenarnya peran matahari dalam budidaya hidroponik sama dengan pada budidaya tanah, hanya tindakan agronomi kita bisa lebih terarah, lebih cepat mendapat respons, dan mendapat bonus berlipat kali. Kita ambil salah satu kegiatan yang namanya foto-sintesa, yaitu pembentukan berbagai zat dengan bahan bakar cahaya matahari. Kita mulai saja dengan salah satu, yaitu asimilasi CO2, atau juga disebut asimilasi karbohidrat. Bahan bakunya ialah gas CO2 yang berada di udara, dengan kepekatan 0,3 %, atau 300 ppm. Gas CO2 ini disintesa dengan air, H2O, bertempat di butir hijau daun/klorofil (chloros = hijau; phyllos = helaian daun), dengan bahan bakar cahaya/energi matahari, menjadi glukosa, sejenis karbohidrat cair, dan sebagai limbah dihasilkan oksigen, O2. Kira2 sama dengan : Terigu dicampur dengan air, diolah di pabrik, men- jadi roti, dan sebagai limbah dihasilkan oksigen. mungkin saja disamping glukosa, juga terbentuk fruktosa/gula buah, sukrosa, galaktosa dan osa-osa lainnya, yang kesemuanya dinamai "simple sugar", gula sederhana. Bisa digunakan sebagai bahan baku untuk respirasi, untuk mendapatkan energi bagi hidup dan tumbuh, dan untuk awal pembentukan sel, terutama dinding sel. Jadi dinding sel merupakan "crude fiber", serat kasar, terdiri atas unsur2 C, H, dan O, kadang2 diperkuat dengan unsur Ca, dan P. (Unsur N,S belum disebut2 disini!)
Foto-sintesa lainnya akan dibicarakan pada CATATAN KECIL berikut.
CATATAN KECIL hari ini : Daya larut pupuk kimia anorganis.
Daya larut berbagai pupuk kimia anorganis berbeda-beda. Contohnya : kalsium sulfat, CaSO4, gips, sebagai sumber unsur kalsium, Ca, dan sulfur, S, mempunyai daya larut hanya 1,25 %, jadi benar2 "slow release", dan karenanya bagus sekali untuk budidaya tanah, yang memerlukan pengadaan unsur hara sepanjang masa. Tetapi untuk budidaya hidroponik yang memerlukan pengadaan unsur hara secara instant sepanjang masa, pupuk jenis slow release ini tidak bisa digunakan.
Begitu juga triple super phosphat, TSP, yang daya larutnya 1,75 %, yang walau tinggi kandungan P2O5-nya, tidak bisa digunakan pada budidaya hidroponik. Ini juga menjadi sebab mengapa banyak hobbyist gagal menerapkan konsep hidroponik, bila ia menggunakan pupuk tabur NPK, tetapi tetap mengulang percobaan ini, sambil menanti mujizat barangkali tiba2 bisa behasil!
Bandingkan dengan Ca-nitrat, yang daya larutnya 266 %, jumlah garam yang dilarutkan sebanyak 266 gram, dalam air yang hanya 100 ml. Apa enggak hebat! Tetapi hal ini ada segi buruknya, yaitu : Ketika saya buka kantungnya, untuk mengambil berapa ratus gram garam itu, lalu lupa nutupnya, ditinggal makan sebentar, ketika kembali, satu kantung Ca-nitrat itu telah menjadi cair. Begitu tingginya higroskopisitas, daya menyerap air dari udara. Kerugian beberapa ratus ribu rupiah! Untuk daerah tropis dibuatlah versi yang tidak begitu higroskopis, yang dapai di-"prilled", dibuat butiran untuk memudahkan dan mempercepat pena- buran. Rumusnya berubah : Ca-nitrat, Ca(NO3)2.4H2O dijadikan Ca-ammonium nitrate, 5Ca(NO3)2.NH4NO3,10H2O, dan diberi nama dagang Tropicote.
Untuk umumnya daya larut dalam budidaya hidroponik, untuk beberapa garam anorganis, diambillah patokan daya larut 50 %, dan dicegah terjadinya endapan, karena hal itu berarti tidak tersedianya unsur hara tersebut bagi tanaman
CATATAN PENTING hari ini. Nomer urut 5 :
GARAM ANORGANIS UNTUK MERAMU PUPUK HIDROPONIK.
Garam anorganis yang dipakai dalam meramu pupuk hidroponik dipilih yang mengandung unsur hara makro N, P, K, Ca, Mg, S, yang esensial, mutlak dibutuhkan dalam jumlah banyak, untuk membentuk tubuh tanaman, dalam rangka produksi yang tinggi kuantitas dan kualitasnya. Diperlukan pula unsur hara mikro Fe, Mn, Cu, Zn, B, Mo, yang juga esensial, mutlak dibutuhkan walau dalam jumlah kecil, dan kebanyakan berperan sebagai enzym.
Deretan unsur itu ditambah Na, Si, dan Cl, dan dianggap sebagai “beneficial elements”, unsur yang menguntungkan. Na dapat menjadi pengganti K, pada lahan yang miskin K, dengan gejala pelepah daun kelapa terkulai. Petani memupuknya dengan garam dapur NaCl, supaya pelepah yang berikutnya tegak. Si, silikat, memperkuat jaringan tumbuhan, sehingga penyakit cendawan tidak bisa menyerang. Cl, chlor, patut ditakuti dan dihindari, karena dapat mengganggu rumah-tangga-air jaringan tanaman, terbentuknya sel-sel raksasa, penuh dengan air, merusak konsistensi sel, menyebabkan produk hambar tanpa rasa.
Unsur-unsur hara itu setelah masuk ke dalam tubuh tanaman, selalu berubah bentuk, menjadi protein, lemak, dsbnya, dan jangan disangka mereka bergentayangan lepas sebagai unsur individual. Biasanya unsur-unsur itu dikumpulkan di vakuola didalam sel, menanti diproses oleh ribosom yang juga berada dalam sel, untuk menjadi protein, jaringan/tissue, organ/alat tubuh, dsb.
CATATAN PENTING hari ini. Nomer urut 6 :
JENIS BAHAN KIMIA YANG DIPAKAI SEBAGAI SUMBER UNSUR HARA MAKRO
Yang paling populer ialah konsep A-B mix, dengan membuat pekatan/konsentrat A dan B, untuk kemudian diencerkan dengan perbandingan 1 : 100, untuk menjadi larutan pupuk A-B mix yang siap pakai. Di grup A ada unsur kation kalsium Ca + +, dan di grup B ada anion sulfat SO4 - - dan anion fosfat PO4 - - -. Dalam keadaan pekat Ca tidak boleh bertemu dengan sulfat, karena terbentuknya gips CaSO4, yang mengendap dan praktis tidak larut, sehingga unsur Ca, maupun sulfatnya, tidak dapat diserap oleh akar. Juga dalam keadaan pekat Ca tidak boleh bertemu dengan fosfat, karena terbentuknya triple super fosfat TSP, yang mengendap dan praktis tidak larut, sehingga unsur Ca maupun fosfatnya, tidak dapat diserap olah akar. Tetapi dalam keadaan diencerkan, misalnya 1 : 100, maka Ca + sulfat, maupun Ca + fosfat, bisa larut dengan baik. Kemudian Ca, sulfat, dan fosfat, bisa diserap dengan leluasa oleh akar. Gips CaSO4 walau rendah sekali, masih mempunyai daya larut, walau hanya sebesar1.25 %. TSP Ca3(PO4)2 walau rendah sekali, juga masih mempunyai daya larut, walau hanya sebesar 1,75 %. Itulah sebabnya, dalam keadaan encer, Ca boleh bertemu dengan sulfat, maupun fosfat, tanpa kekhawatiran akan terjadi endapan. Inilah siasat untuk memasukkan unsur Ca dalam ramuan pupuk hidroponik, mengingat pentingnya peran Ca dalam percaturan pemupukan hidroponik
CATATAN PENTING hari ini. Nomer urut 7 :
BAHAN KIMIA KOMPONEN PUPUK HIDROPONIK A-B MIX
Garam-garam, bahan kimia komponen pupuk hidroponik, semuanya anorganis yang merupakan elektrolit, yang bila dilarutkan akan terurai menjadi kation dan anion, seingga bisa diserap oleh tanaman.
Dipilihkan bahan kimia yang mudah didapat, secara umum banyak dipakai, miring harganya, grade-nya teknis, tidak terlalu hygroskopis, dan sebaiknya easy to handle.
Angka persen kandungan unsur-unsur utama dinyatakan sebagai N, dan P, K, Ca, Mg, S. Hal ini harus dibedakan dengan pupuk tabur untuk pertanian konvensional, yang menggunakan sebutan P2O5, K2O, CaO, MgO, SO2. Para pelaku hidroponik memerlukan “mental switch” dalam perhitungan membuat formula pupuk hidroponik.
Digunakan konsep kerja pekatan/konsentrat A dan B, untuk kemudian disatukan menjadi A-B mix. Untuk menjadikannya larutan siap pakai, dilakukan pengenceran 1 : 100. Sebagai contoh ialah group A, yang terdiri atas 3 komponen, jumlah bobot 1250 g. Group B, yang terdiri atas 4 komponen, jumlah bobot dibuat juga sama, yaitu 1250 g, sehingga jumlah bobot total A + B = 2.500 g. Nanti semua komponen group A dimasukkan ke dalam kontainer A kapasitas 5 liter dan ditambahi air, hingga volumenya mencapai 5 liter. Hal yang sama diperlakukan terhadap group B, hingga tercapai pekatan B yang juga 5 liter.
Dalam mempersiapkan larutan siap pakai, maka sediakanlah kontainer yang diisi 1.000 liter air bersih, dituangi 5 liter pekatan A, diaduk semenit hingga rata, dan ditambahi lagi 5 liter pekatan B, diaduk lagi. Tersiapkanlah sekitar 1.000 liter larutan siap pakai A-B mix, dengan kepekatan sesuai dengan EC (electro conductivity) sekitar 2,5 mS/cm.
CATATAN PENTING hari ini : Nomer urut 8 :
ISI PEKATAN GROUP A DAN GROUP B
Sudah diterangkan di atas bahwa pupuk hidroponik A-B mix, terdiri atas group A dengan kandungan Ca + +, dan group B dengan kandungan SO4 - - dan PO4 - - -, dan tidak boleh dipertemukan dalam keadaan pekat, karena kekhawatiran terjadinya endapan kalsium sulfat, gips, CaSO4, dan tripple super fosfat, TSP, Ca3(PO4)2.
Kandungan group A, a.l. ialah kalsium nitrat 5Ca(NO3)2.NH4NO3.10H2O, dan merupakan sumber Ca sebesar 19 %, yang mudah larut dan mudah diserap oleh tanaman. Dikandung pula N-nitrat sebesar 14,4 % dan N-amonium 1,1 %. Karena kecilnya N-amonium, maka kompon ini disebut kalsium nitrat saja, dan kata amonium ditelan, karena ukurannya kecil.
Group A juga mengandung kompon kalium nitrat, KNO3, dengan kandungan K sebesar 38 % dan N-nitrat 13 %. Group A juga dimuati unsur-unsur mikro esensial, yang sebagian dalam bentuk chelate/kelat, yaitu FeEDTA, MnEDTA, CuEDTA, ZnEDTA, dan asam borat H3BO3, serta Na-molybdat, yang terutama berperan sebagai enzym.
Kandungan group B ialah mono-kalium phosphat, MKP, KH2PO4, dengan K sebesar 28 % dan P 23 %. MKP ini dapat berperan sebagai buffer, untuk menstabilkan pH pada suatu angka tertentu, dengan bersifat asam dalam kondisi basa, dan bersifat basa dalam kondisi asam. Juda ada amonium sulfat, ZA (zwavel amonicus, bahasa Belanda), (NH4)2SO4, dengan kandungan N-amonium sebesar 21 % dan sulfur S 24 %. Yang ketiga adalah kalium sulfat, ZK, K2SO4, dengan kandunga K 45 % dan sulfur S 18 %. Yang ke-empat ialah magnesium sulfat, garam Inggris, Epsom salt (Inggris), bitterzout (Belanda), bittersalz (Jerman) MgSO4.7H2O
CATATAN PENTING hari ini : Nomer urut 9 :
FORMULA PUPUK HIDROPONIK A-B MIX UNTUK SEMUA STADIA
Menurut teori, persemaian memerlukan formula yang berbeda dengan masa vegetatif/pertumbuhan dan berdeda pula dengan masa generatif/pembungaan/pembuahan. Dalam praktek di lapangan, hal ini sulit dilaksanakan, karena lahan berproduksi dan tandon larutan pupuknya hanya sebuah, jadi tidak bisa dibeda-bedakan.
Diambillah kebijaksanaan untuk menggunakan satu formula saja, dan membedakan kepekatan dan volume pemberiannya untuk stadia-stadia persemaian, vegetatif, dan generatif. Misalnya, untuk persemaian digunakan EC 1,0 mS/cm, untuk masa vegetatif 2,0 mS, dan untuk generatif 3,0. Yang dimaksud EC ialah “Electro Conductivity”, pengantaran listrik, dan datuannya untuk berhidroponik ialah mS/cm, karena katoda dan anoda-nya berjarak 1 cm, sedangkan mS dibacanya milli Siemens, milli berarti seribu, dengan S ditulis dengan huruf besar.
Kalau melakukan fertigasi, misalnya menanam melon pada polybag dengan kapasitas arang sekam 5 liter, dengan sistem irigasi tetes/drip irrigation, ketika kecil aplikasi adalah 2 X 200 = 400 ml/hari; medium besar 3 X 300 = 900 ml/hari; stadia produksi 4 X 300 = 1.200 ml/hari. Kalau satu tanaman dijadikan dua cabang, maka pada stadia produksi harus 4 X 400 = 1.600 ml/hari. Kalau menggunakan polybag berkapasitas 7 liter arang sekam, diisi 2 tanaman/polybag, satu tanaman di-dua-cabang-kan, sehingga ada 4 cabang, maka diperlukan 5 X 400 = 2.000 ml/polybag/hari.
CATATAN PENTING hari ini. Nomer urut 10.
FORMULA PUPUK HIDROPONIK UNTUK TIAP GROUP TANAMAN
Diyakini formula pupuk untuk tanaman yang dibudidayakan untuk mendapatkan hasil panen berupa daun, misalnya bayam, akan berbeda dengan formula untuk tanaman dengan hasil panen berupa buah, misalnya tomat.
Kalau dibulak-balik, akan mendapatkan hasil yang mengecewakan. Bila pupuk bayam digunakan pada tanaman tomat, maka akan tercipta daun tomat yang panjang dan lebar, melengkung karena beratnya yang besar. Tetapi mana bunga, pentil, dan buah tomatnya? Terbukti tanaman terus menerus tumbuh secara vegetatif, dan tidak ada tanda-tanda beralih ke fase generatif.
Sebaliknya menanam bayam dengan pupuk khusus tomat, maka akan menghasilkan tanaman yang serba pendek dan kompak, kecil-kecil sudah mulai berbunga, dan daun yang diharapkan hijau rimbun, terbukti tidak banyak terlihat.
Tidak terlampau sulit untuk mengatur perumusan formula pupuk hidroponik, bila kita kuasai fisiologi tumbuhan. Tentunya beberapa ilmu dan ketrampilan lainnya harus diketahui pula, terutama kimia anorganis. Untuk memudahkan kerja, maka tanaman yang dihidroponikkan dibagi dalam 5 gugusan, yaitu :
1. Sayuran daun : Bayam, Caysim, dsbnya.
2. Sayuran daun dan batang : Kangkung, Kailan, dsbnya.
3. Sayuran bunga : Brocolli, Bloemkool, dsbnya.
4. Sayuran buah : Tomat, Cabai, dsbnya, dimasukkan juga Melon.
5. Sayuran umbi : Biet, Radish dsbnya.
Formula untuk no.1, tidak banyak berbeda dengan no. 2. Formula no. 3, tidak banyak berbeda dengan no. 4. Masing-masing jenis tanaman dapat pula dibuatkan formula khas untuk jenis tanaman tersebut saja.
CATATAN PENTING hari ini . Nomer urut 11.
REKAYASA FORMULASI PUPUK HIDROPONIK KHAS TANAMAN TERTENTU.
Ambil contoh tanaman tomat. Disamping persyaratan umum bahwa produksinya tinggi, penampilannya baik, rasanya nikmat, diinginkan pula syarat tambahan seebagai berikut :
1. Bebas gejala BER (blossom end rot), gejala defisiensi kalsium, Ca. Disebabkan pasokan Ca memang kurang, berat atom Ca yang memang tinggi, sehingga mobilitasnya payah, tanaman kurang mempunyai “power”, karena selama seminggu intensitas cahaya matahari rendah, “exposure time”-nya pendek, sehingga asimilasi karbohidratnya hanya sekedarnya
2. Disyaratkan, tanaman tidak menunjukkan gejala serangan penyakit cendawan Alternaria, Phytophthora, Fusarium, yang dapat menghancurkan produksi.
3. Karena jenis tomat ini adalah tomat-buah dan bukan tomat-sayur, maka derajat sweetness/kemanisan-nya harus lebih menonjol dari derajat accidity-freshness/kesegaran-nya.
Untuk menjawab tantangan itu, maka kegiatan tambahan dalam meramu pupuk hidroponik A-B mix, adalah :
- Meningkatkan kadar Ca > 150 ppm, sehingga BER dapat tercegah. Peran matahari ditingkatkan untuk menambah energi bagi tanaman, supaya Ca dapat terangkat dan terangkut ke pentil buah.
- Meningkatkan kadar Ca > 150 ppm (seperti di atas), untuk memperkuat dinding sel, supaya lebih toleran terhadap serangan penyakit cendawan. Disamping Ca, juga asupan P ditingkatkan, untuk meningkatkan dan memperkuat “crude fiber”/serat kasar-nya pada inding sel.
- Manis disenafaskan dengan karbohidrat, dengan fotosintesa, dengan kesanggupan P merubah gelombang cahaya menjadi energi kimia dalam bentuk karbohidrat, gula yang manis. Asupan hara P perlu ditingkatkan, dan paling cocok ialah dengan peningkatan MKP, mono-kalium phosphat, KH2PO4, di mana penambahan unsur K dapat membantu perbaikan distribusi, transportasi dan penumpukan hasil asimilat.
Komentar selanjutnya adalah : Literatur luar negeri, entah mengapa, jarang berani membahas interaksi antara pupuk/meramu pupuk, EC dengan angka yang besar, volume yang tinggi, dengan pencegahan serangan penyakit cendawan. Interaksi-nya kuat, sehingga dapat digunakan untuk mengatasi banyak masalah yang ditimbulkan oleh penyakit cendawan
CATATAN PENTING hari ini. Nomer urut 12.
PENTINGNYA NILAI AMBANG PHYTO-TOKSISITAS TIAP JENIS TANAMAN
Kita bernafsu untuk menggunakan EC yang tinggi untuk punjulnya produksi, kualitas, dan penampilan hasil panen. Di lain fihak kita dihadang batas ambang keracunan tanaman, phyto-toksisitas, yang sering muncul dalam bentuk “malformasi”, “ngaco”-nya bentuk tanaman sehingga lain dari biasanya, gosong daunnya sebelah, terlalu lama berada dalam fase vegetatif tanpa memperlihatkan akan beralihnya ke fase generatif, dsbnya.
Pada sayuran yang sukulen/berair-banyak, misalnya Bayem, Caysim, Pakchoy, batasnya pada budidaya hidroponik ialah EC 3,0 mS/cm. Jadi kita beroperasinya sam-pai EC 2,5 saja. Bila tiba-tiba temperatur udara naik, realative humidity/kelembaban nisbah udara turun, tanaman berkeringat dan menguap lebih banyak, sehingga EC larutan meningkat, ada “keleluasaan” sebesar EC 0,5 untuk meredam gejolak EC, hingga terhindarlah tanaman dari keracunan.
Dilain fihak, perlu disadari bahwa bila kita menaikkan EC, maka semakin tinggi EC yang dicapai, semakin berkuranglah efisiensi penyerapannya oleh tanaman, karena faktor jenuh kemudian muncul. Hukum “Law of deminishing return” muncul, dan derajat pertumbuhan tanaman mendekati stagnasi/mandek!
Memang akan aman, bila kita main di angka rendah, jauh dari nilai ambang phyto-toksisitas, tetapi tanaman tumbuhnya lambat, rasa dan aroma produk menurun, “shelf-life” pendek, berada di fase vegetatif terlalu lama tanpa ada tanda-tanda akan beralih ke fase generatif, dan sayuran timbangannya enteng, sehingga usaha kurang menguntungkan.
CATATAN PENTING hari ini : Nomer urut 13.
MENGUKUR KEPEKATAN LARUTAN PUPUK HIDROPONIK
Mengukur kepekatan larutan pupuk, dilakukan dengan mengukur pengantaran listrik di antara dua kutub, yaitu Katoda dan Anoda, yang berjarak satu cm, dari suatu alat yang disebut EC meter, Electro Conductivity meter, alat ukur pengantaran listrik. Satuannya ialah mS/cm, dituliskannya m kecil, dan S besar, milli Siemens per cm, karena jarak katoda dan anoda ialah satu cm.
Beberapa pabrik menambahkan suatu alat kecil di dalamnya, yang membaca satuan pengantaran listrik itu, mengkonversi-nya untuk menjadi ppm (parts per million), pengukurannya terhadap TDS, total dissolved solids, jumlah bahan padat yang terlarutkan. Penambahan alat kecil ini tentunya meningkatkan biaya produksi sedikit.
Rumitnya ialah bahwa tiap pabrik memakai angka faktor konversi sendiri-sendiri, dan tidak ada yang mau mengalah untuk hanya memakai satu angka saja. Angka faktor konversi yang pernah terlihat ialah 500, 630, 640, 650, 670, 700. Hal ini membingungkan, dan kadang menimbulkan prasangka dan pertentangan, karena setiap pemakai bebas memakai angka konversi yang diinginkannya. Saya pribadi memilih menggunakan EC, yang angka satuannya hanya semacam, jadi tidak membingungkan.
CATATAN PENTING hari ini. Nomer urut 14.
KETRAMPILAN MENGGUNAKAN EC METER.
Kalau menanam cabe merah besar dengan sistem hidroponik, maka digunakan petunjuk : Persemaian : menggunakan EC 1,0 mS/cm. Fase vegetatif : EC 2,0 mS. Fase generatif : EC 3,0. (Cara menulis tanpa menyebutkan lagi satuannya, kawan-kawan sudah dapat mengerti kepekatan pupuk yang dimaksud).
EC meter bertenaga baterei kancing, bila sudah lama dan banyak dipakai, tenaganya berkurang, menunjukkan angka secara “erratik”, naik-turun terus menerus, seolah tidak ada hentinya. Baterei yang sudah lemah, harus diganti dengan yang segar.
Setelah membuka tutupnya, ujung EC meter dicelup ke dalam larutan yang akan diukur kepekatannya, sedalam garis batas. Setelah selesai, hendaknya di-off-kan sesegera mungkin untuk menghemat baterei-nya.
EC meter juga sangat berguna untuk mencegah kita melampaui nilai ambang phyto-toksisitas, misalnya bila kita melihat pada monitor, bahwa angka EC sudah sangat tinggi, sehingga besar kemungkinan batas keracunan akan terlewati, maka dengan segera kita bisa bertindak menurunkan kepekatan larutan pupuk. Terhindarlah kita dari gejala gosong pada tanaman, karena EC yang terlampau tinggi itu.
Pun EC meter bisa dipakai untuk mensegerakan peralihan fase vegetatif ke generatif, dengan menaikkan angka EC, tetapi tetap jangan nyerempet-rempet nilai ambang phyto-toksisitas,
CATATAN PENTING hari ini. Nomer urut 15.
PENTINGNYA PENGERTIAN MENGENAI pH DAN PEMILIKAN pH METER.
pH digunakan untuk menggambarkan derajat keasaman suatu larutan, dan kisarannya adalah dari angka 0 hingga 14, dengan angka 7 sebagai derajat asam yang netral. Pada titik itu, kation H + ada satu, dan di fihak lain anion OH – juga ada satu, sehingga muatan listriknya seri. Di bawah angka 7, jumlah kation H + bertambah banyak semakin kita bergerak ke kiri, angka pH semakin mengecil, dan dinamakan asam sekali. Di atas angka 7, jumlah anion OH – bertambah banyak, semakin kita bergerak ke kanan, angka pH semakin membesar, dan dinamakan alkalis atau basa sekali.
Biasanya kita berhidroponik dengan kisaran pH antara minimum 5,5 – maksimum 6,5, dengan optimum 6,0. Di bawah pH 5,5 beberapa unsur mulai mengendap, tidak dapat diserap oleh akar, menunjukkan gejala defisiensi unsur tertentu. Di atas pH 6,5, beberapa unsur mulai pula mengendap, tidak dapat diserap oleh akar, menunjukkan gejala defisiensi unsur tertentu pula. Sebaiknya kita berada pada pH optimum, di mana semua unsur berada dalam kelarutan yang sempurna, semua unsur mudah diserap oleh akar, dan tidak akan terlihat gejala defisiensi unsur yang manapun.
Kisaran tetap diperlukan, karena misalnya oleh peningkatan temperatur udara, maka pH larutan akan naik, tetapi masih dapat diliput oleh kisaran tersebut. Apalagi kita selalu memasukkan bahan kimia anorganis yang bersifat buffer, semisal MKP, mono-kalium phosphat, KH2PO4, yang dapat menstabilkan pH larutan, jadi bersifat basa dalam kondisi asam, dan bersifat asam dalam kondisi basa. Semua unsur berada dalam keadaan larut sempurna, tidak akan menunjukkan gejala defisiensi unsur hara manapun, sehingga produksi tinggi kuantitas dan kualitasnya
CATATAN PENTING hari ini. Nomer urut 16.
BAHAN KIMIA UNTUK MENURUNKAN DAN MENAIKKAN pH.
Pertumbuhan tanaman pada budidaya hidroponik yang baik dapat dicapai bila air atau larutan derajat asamnya, atau pH, berada antara pH 5,5 – 6,5, dengan optimal pH 6,0. Kisaran pH ialah antara 0 hingga 14, dengan angka netral 7,0. Dibawah angka 7,0 disebut asam. Di atas angka 7,0 disebut basa atau alkalis.
Untuk menurunkan pH air diperlukan asam anorganis kuat, sedangkan untuk menaikkan diperlukan basa atau alkali kuat.
Untuk menurunkan pH tidak dianjurkan menggunakan asam organis, misalnya cuka CH3COOH, atau asam semut HCOOH, karena asam organis adalah asam lemah, yang diperlukan dalam jumlah besar untuk menurunkan pH sedikit, jadi jatuhnya mahal. Lagi pula daya kerjanya tidak lama, dalam beberapa jam pH sudah naik kembali, seolah-olah asam organis tersebut tidak pernah ditambahkan.
Pilihan berkisar antara asam-asam anorganis kuat. Ambil contoh asam nitrat HNO3, yang digunakan pada budidaya sayuran daun, mengingat unsur N-nya, walau hanya sedikit, lumayan dapat menyumbang untuk pertumbuhan sayuran daun. Asam fosfat H3PO4 digunakan pada budidaya sayuran buah, mengingat unsur P-nya, walau hanya sedikit, lumayan dapat menyumbang untuk perkembangan generatif sayuran buah. Dapat pula menggunakan asam sulfat H2SO4, yang dapat dibeli di pompa bensin SBPU, dalam botol plastik warna merah. Unsur S-nya, walaupun hanya sedikit, lumayan untuk menunjang pembentukan protein.
Bahaya mengancam, misalnya uap asam nitrat, yang dapat membutakan mata. Untuk mengurangi bahayanya, asam nitrat harus diencerkan menjadi hanya 10 %. Begitu pula dengan asam fosfat. Baju bolong, kulit melepuh, kerongkongan kering, sering dialami pekerja yang kecipratan atau menghirup uap asam kuat.
CATATAN PENTING hari ini. Nomer urut 17.
PENGUKURAN EC, Electro Conductivity, PENGANTARAN LISTRIK.
Kepekatan larutan nutrisi diukur dengan menggunakan EC meter, yang mengukur electro conductivity, pengantaran listrik, dengan satuan mS/cm, karena katoda dan anoda-nya berjarak 1 cm.
Beberapa pabrik EC meter menambahkan padanya suatu alat tambahan kecil yang menterjemahkan mS/cm menjadi satuan ppm (parts per million), dan alatnya berubah nama menjadi TDS meter (Total Dissolved Solids). Penambahan alat itu tentunya meningkatkan biaya produksi alat. Digunakanlah faktor konversi, dan setiap pabrik menggunakan faktor konversinya sendiri-sendiri, a.l. 500, 630, 640, 650, 670, dan 700 ppm, untuk tiap mS/cm. Hal ini membingungkan, hingga diambil keputusan untuk menggunakan EC saja, dengan satu satuan, yaitu mS/cm.
Untuk persemaian digunakan EC 1,0 mS/cm, fase pertumbuhan vegetatif EC 2,0 mS, dan fase generatif EC 3,0. Tiga cara menulis satuan EC ini, sering kita dapati dalam tulisan di majalah atau di Facebook. Di lain fihak, angka EC juga digunakan untuk membatasi kita supaya tidak semena-mena menaikkan EC, karena ada batas “phytotoksisitas”, kebanyakan dengan gejala gosong. Misalnya caysim, bayam, dan beberapa sayuran daaun lainnya terlihat mulai gosong bila > EC 3,0, tetapi untuk kangkung, kailan, yang sedikit lebih kuat, mungkin angka keracunan > EC 3.5. Untuk tomat, terong, paprika, yang bisa dianggap tanaman perennial, tahunan, dan berkayu, “phytotoxicity level” diduga > EC 7,0. Hal ini membuka kemungkinan untuk menggunakan EC yang tinggi, yang banyak berpengaruh pada pertumbuhan tanaman, a.l. perpendekan umur hingga layak panen, perpanjangan umur “shelf life” di supermarket, meningkatkan produktivitas, penampilan, rasa, aroma, kadar protein dan vitamin
CATATAN PENTING hari ini : Nomer urut 18 :
KEBUTUHAN NUTRISI SESUAI PERTUMBUHAN TANAMAN.
Tanaman tumbuh makin lama makin besar, dan pertumbuhannya mengikuti deret ukur dan bukan deret hitung. Pemupukan hendaknya juga mengikuti deret tersebut, supaya semua kebutuhannya dapat terpenuhi, produksi tinggi, hasil panen berkualitas, harga jual tinggi, menempati market share yang unggul.
Sayuran buah, misalnya tomat, ketimun, terong, mengalami 3 masa pertumbuhan, yaitu : persemaian, masa vegetatif/pertumbuhan, dan masa generatif/pembungaan & pembuahan. Formula pupuk hidroponik A-B mix-nya, menurut teori, seyogyanya berbeda untuk masing-masing stadia.
Dalam prakteknya, kebun hanya satu blok, satu instalasi NFT, satu tandon/reservoir larutan pupuk, satu sistem irigasi, sehingga tidak memungkinkan membuat 3 sistem sebagaimana disyaratkan. Maka "di-mainkan"-lah EC, electro conductivity, dan dipilih angka yang bisa "all round" melayani ketiga sistem, tanpa "melukai" ketiga anggota sistem tersebut. Dipilihlah angka EC 2,5 mS/cm, yang sebenarnya "makanan orang tua", tetapi menurut pengalaman masih ditolerir oleh persemaian atau tanaman yuvenil/kecil,muda. Dengan dalih : "Lebih baik si anak kecil diberi makanan orang tua, daripada kakek-nenek diberi makanan anak kecil, lalu tidak beranak!".
Akhirnya tercapailah suatu stadia kerja, di mana persemaian, tanaman kecil baru pindah tanam, tanaman yang sedang tumbuh pesat, tanaman yang mulai beralih dari masa vegetatif ke generatif, atau sedang berbuah lebat, semuanya hanya memakai satu formula generatif saja, dengan satu ukuran kepekatan saja, yaitu dengan EC 2 1/2 mS/cm. Titik! Pada awalnya memang ketar-ketir, apakah tanaman akan phytotoxic, atau tidak? Terbukti : Tidak! Kemudian hal itu menjadi SOP, standard operating procedure dan kebiasaan, hingga sekarang, tanpa pernah mengalami kegagalan secuilpun.
CATATAN PENTING hari ini. Nomer urut : 19.
KEBUTUHAN AIR OLEH TANAMAN.
Hidroponik terkenal sebagai pengguna air yang sangat efisien, Hanya sebatas yang dibutuhkan untuk proses hidup tanaman dan yang diuapkan oleh tanaman. Ditambah dengan yang dibuang sedikit, ketika sebulan sekali tandon larutan pupuk dikuras. Itupun tidak dibuang percuma, tetapi disiramkan ke tanaman hias, tanaman buah-buahan yang tumbuh di pekarangan, atau dialirkan ke sawah, untuk penambahan pupuk menanam padi.
Penggunaan air tergantung pada :
ü Jenis tanaman yang dibudidayakan.
ü Ukuran tanaman, persemaian membutuhkan air sedikit, tanaman dewasa membutuhkan air sangat banyak.
ü Radiasi matahari; semakin terik, semakin banyak air dibutuhkan.
ü Temperatur; semakin tinggi, semakin banyak membutuhkan air.
ü Kelembaban nisbi; semakin rendah RH, relative humidity, semakin banyak diperlukan air.
ü Angin; semakin keras tiupan angin, semakin banyak diperlukan air.
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING hari ini : Nomer urut 20.
EBB AND FLOOD, HIDROPONIK PASANG SURUT,
Hidroponik pasang surut jarang disebut, padahal mempunyai beberapa sifat yang baik, a.l. oksigenasi yang lancar, dengan mengalirnya udara segar ke rongga-rongga yang ditinggal oleh larutan A-B mix, yang sebelumnya menggenang pot beserta media-tanamnya sedalam 4 - 8 cm, selama 5 - 20 menit, 1 - 4 hari/1 - 2 X, sesuai dengan ketinggian dan umur tanaman, yang ditanam dalam bak-bak datar water-pas, dalam media tanam yang tidak mengambang.
Satu hal yang dikhawatirkan, adalah bila satu tanaman akarnya sakit terserang suatu penyakit cendawan, penyakit itu akan menyebar meluas, dengan di-sirkulasi larutan hara, dari bak tanam ke tangki/tandon/reser- voir, bolak-balik. Dalam kenyataannya hal ini jarang terjadi, karena ramuan A-B mix yang jitu, dengan EC yang tinggi, meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan penyakit cendawan yang menyebar melalui aliran air.
Bak-bak tanam yang diletakkan lebih tinggi dari pompa dan tandon larutan hara, bila larutan yang menggenangnya secara gravitasi dialirkan kembali ke tandon, maka udara segar akan memasuki rongga-rongga udara dalam media, membawa oksigen segar untuk respirasi akar.
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING HIDROPONIK, Nomer urut 21.
PENYERBUKAN TEPUNG SARI KE BAKAL BUAH DALAM GREENHOUSE.
Karena ketiadaan lebah penyerbuk dalam greenhouse yang tertutup, maka pada pertanaman tomat dilakukan pemukulan dengan tongkat kecil pada batang tomat, dan getaran yang ditimbulkannya sudah cukup untuk menyebabkan tepung sari dari kepala sari berterbangan dan mendarat di kepala putik.
Pada Cucurbitaceae, misalnya melon, ketimun, bunga jantan terpisah dari bunga betina, sehingga ketukan pada batang belum tentu menjamin setiap bunga betina akan terpolinasi oleh tepung sari yang terlepas dari bunga jantan.
Biasanya disewa nenek-nenek yang setiap pagi berkeliling dan dengan kwas kecil yang dicocolkan ke tepung sari di bunga jantan, dan mencocolkannya kembali ke kepala putik pada bunga betina. Bunga betina yang sudah diserbuk kemudian dirusak helai bunga mahkotanya, sebagai pertanda sudah diserbuki.
Tanpa kwas pun bisa mengadakan polinasi, yaitu dengan memetik bunga jantan dan mencocolkan kepala sarinya ke kepala putik bunga betina. Satu bunga jantan dapat digunakan untuk menyerbuk 2 - 3 bunga betina. Perbandingannya boleh pula dijadikan 1 : 1, karena bunga jantan banyak jumlahnya.
Tetapi hati2!. Bila temperatur greenhouse terlampau tinggi, kadang yang keluar bunga jantan melulu, dan tidak satupun ada bunga betina! Itu memang salah urus, membuat greenhouse tanpa memikirkan temperatur tinggi yang bisa timbul untuk waktu lama.
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING HIDROPONIK : Nomer urut 22.
REKAYASA PEMUPUKAN DAPAT MERUBAH WARNA BUAH.
Tanaman melon yang warna asli buahnya merah, dapat dibuat berwarna pucat-pasi, bila diberi pupuk amonium yang banyak, misalnya yang berasal dari pupuk ZA, amonium sulfat, (NH4)2SO4, atau dari pupuk Urea, CO(NH2)2.
Bila banyak diberi fosfat, misalnya dalam bentuk MKP, mono-kalium phosphat, KH2PO4, yang juga kaya akan kandungan K, kalium, maka warna merah melon akan semakin semarak dan menarik.
Jumlah pemberian harus benar-benar banyak, supaya perubahan warna itu semakin kontras.
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING HIDROPONIK : Nomer urut 23.
AMONIUM BERLEBIH MEMUDARKAN WARNA MERAH MELON.
Amonium, NH4 +, adalah kation yang ringan, dan karenanya diserap banyak sekali oleh akar, beserta mantel air yang menyelimuti tiap ion dari elektrolit yang terurai.
Berat atom N = 14, dan H = 1, menyebabkan kation NH4 + bobotnya menjadi 14 + (4 X 1) = 18. Lho, beratnya sama dengan molekul air H2O, yang (2 X 1 ) + 16 = 18 juga.
Pantaslah, bahwa ringannya kation NH4 + menyebabkan ia diserap banyak-banyak oleh akar melon. Air juga turut terserap sangat banyak, sehingga terjadi sel-sel raksasa, dan buah melon terlihat besar. Tetapi, yah tetapi, sel raksasa konsistensi sel-nya amburadul, rasa manis buah melon menjadi encer, sehingga hambar rasanya.
Warna merah yang seyogyanya berwarna pekat, karena sekarang banyak diencerkan oleh air, warna merahnya akan memudar, hilang daya tariknya, dan turun harga jualnya.
Solusinya ? N-NH4 + gunakan sedikit saja. Kebutuhan tanaman akan N dialihkan dengan memberi N-NO3 -, N-nitrat, misalnya dari kalium nitrat KNO3, Ca-nitrat, kalsium nitrat Ca(NO3)2.4H2O atau kalau ia terlalu hygroskopis, alihkan ke kalsium amonium nitrat, dengan nama dagang Calcinit, dan rumus kimia 5Ca(NO3)2.NH4NO3.10H2O
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING HIDROPONIK. Nomer urut 24. (Saduran dari Catatan Kecil no. 5, revised edition.)
AMBANG KERACUNAN - PHYTOTOXICITY LEVEL.
Di awal perkembangan per-hidroponik-an, banyak yang menggunakan media dan fertigasi. Nutrisi yang tidak terserap oleh akar akan berakumulasi, fertigasi yang dilakukan beberapa kali per hari akan menyebabkan akumulasi dengan cepat. EC masuk biasanya 1,5 mS/cm, tetapi EC hasil akumulasi bisa mencapai angka 5,0. Padahal, misalnya untuk tanaman melon yang sukulen, nilai ambang keracunan adalah EC 3,5, di atas angka tersebut daun akan mulai gosong! Untuk menghindari terlampauinya nilai ambang keracunan biasanya digunakan patokan kerja EC 2,5, cukup aman terhadap kegosongan. Memang ada yang berani meningkat hingga EC 2,8, tetapi semakin tinggi, semakin mendekati kejenuhan, sehingga kita harus ingat "law of deminishing return", semakin mendekati titik jenuh, semakin tidak efisien penyerapan hara. Lagi pula kita harus ingat, bahwa bila tiba-tiba RH (relative humidity) turun, evapo-transpirasi meningkat pesat, tanaman banyak kehilangan air, EC tiba-tiba melonjak, melampaui nilai ambang phytotoksisitas, dan tanaman gosong separuh daunnya. Jadi, berhati-hatilah! Karena dengan EC 2,5, kemungkinan terlampauinya nilai ambang keracunan, akan lebih cepat tercapai dibandingkan pada EC 1,5. Sebentar2 di-check EC, bila matahari terik, dan bersiap-siap membuka kran air, untuk menurunkan EC larutan nutrisi di tandon.
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING HIDROPONIK : Nomer urut 25.
(Saduran dari Catatan Kecil no. 6, Revised edition).
KELAT/CHELATE EDTA, DTPA, EDDHA.
Ferrum, dengan kode Fe, dapat hadir sebagai Fe ++, ferro, dapat pula terdapat sebagai Fe +++, ferri, yang mengendap. Ferro sering jahil, colak-colek unsur mikro lainnya, dan mengfiksasinya dengan mengendapkannya, dengan akibat tanaman menjadi korban, akan menunjukkkan gejala "chlorosis", pucat.
Untuk mengurangi kejahilannya, muatan dua ++ itu diberangus dengan suatu "chelating agent", bernama EDTA, ethylene di-amin tetra acetic acid. Setelah terjinakkan unsur Fe tersebut, untuk pertama kalinya petani dapat berproduksi dengan baik, tanpa harus ada gejala klorosis. Tetapi keadaan yang membahagiakan itu berlangsung mulai pH 5,5.
Kesulitan timbul, ketika angka pH naik karena pertumbuhan yang pesat, yang menyebabkan persentase kelat tidak lagi 100 %, terjadi presipitasi atau endapan, yang menghasilkan gejala klorosis, disusul dengan tersumbatnya dripper penetes.
Dengan perkembangan teknologi, sekarang diciptakan FeEDTA yang dapat stabil antara pH 4 - 9. Beberapa pekebun Belanda menggunakan kelat ferrum yang nilai biologisnya lebih unggul, dan stabil pada pH yang tinggi, yang bernama DTPA, dan cukup menggunakan 1 - 2 ppm, dan bukan 3 - 5 ppm, untuk tiap 1.000 l larutan A-B mix. Tetapi harga kelatnya dobel.
Di masa pertumbuhan sangat pesat, di mana pH kadang naik dan mencapai angka 7,0, maka 30 - 50 % dari DTPA diganti dengan kelat EDDHA, yang lebih canggih lagi, misalnya untuk menghadapi pH 10, tetapi sayangnya tidak disebutkan untuk budidaya macam dan jenis tanaman apa! Dan harga kelatnya, ala Mak!
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING HIDROPONIK : Nomer urut 26.
EC METER dengan mS/cm atau TDS METER dengan ppm ?
(Saduran dari Catatan Kecil no. 7, Revised edition)
Dua-duanya bisa digunakan ! Yaitu untuk mengukur kepekatan nutrisi melalui penghantaran listrik, antara katoda + dan anoda -, dan dipasang dengan jarak 1 cm. Parameternya ialah mS/cm, yang dapat dibaca pada monitornya. Alatnya bernama "electro conductivity meter", "EC meter", daan kedua huruf ditulis dengan huruf besar.
Ada pabrik yang menambahkan suatu mekanisme di dalam EC meter itu, yang menterjemahkan parameter mS/cm menjadi ppm, dan dapat dibaca pada monitornya. Alat ini diberi nama TDS meter, "Total dissolved solids" meter. Tetapi beda pabrik, beda angka konversinya, a.l. 500, 630, 640, 650, 670, 700. Satu larutan A-B mix saya, bisa terbaca dengan berbagai angka ppm! Terpaksa saya mengadakan pilihan. Saya kemudian menganut mashab EC dengan mS/cm, dan meninggalkan TDS dengan ppm-nya! Boleh, dong!
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING HIDROPONIK : Nomer urut 27.
PENGGUNAAN pH DAN EC YANG MANTAP SEPANJANG WAKTU.
(Saduran dari Catatan Kecil no. 8, Revised Edition).
Budidaya hidroponik dengan media, misalnya polybag kapasitas 5 liter arang sekam, diisi dengan tanaman melon, dijajarkan sepanjang kiri kanan slang poly-ethylene 19 mm, dengan jarak tanam 60 cm, ditancapi "nipple", yang disambung dengan "spaghetty tube" ke "regulating stick", dan secara irigasi tetes diteteskanlah larutan A-B mix dengan EC 3,0 mS/cm, pH 5,8, dan curah, "flowrate" 1 liter/jam, dijalankan pompa "submersible" beberapa kali/hari, dengan total pemberian 1 liter/polybag/hari. Tandon A-B mix-nya dipendam di dalam tanah, supaya airnya tetap dingin 25 oC, dilengkapi pompa sub, dan larutan diteteskan ke dalam polybag yang ditanami melon. Satu cm di atas dasar polybag dilubangi, untuk mengeluarkan kelebihan larutan yang diteteskan, dan dinamakan "throw to waste", limbah atau kelebihan larutan dibuang! Jadi air yang diteteskan selamanya ber-EC 3,0, dan ber-pH 5,8, tanpa berubah.
Apa di polybag ada perubahan? Ada! Yaitu AKUMULASI, penumpukan larutan yang berlebihan hari demi hari. Malahan ini bisa menjadi "blessing", karena semakin tanaman berumur, ia memerlukan pupuk yang extra banyak, untuk berbunga, berpentil, pembesaran buah, pemasakan buah. Pun tanaman semakin kuat terhadap EC yang tinggi, tidak akan terjadi gosong. Pokoknya tanaman selalu mendapat tetesan larutan A-B mix yang mantap EC dan pH-nya!
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING HIDROPONIK : Nomer urut 28.
AKUMULASI EKSUDAT TANAMAN YANG MENJADI TOKSIN
Topik yang akan dibicarakan ini belum saya temui di buku fisiologi tumbuhan manapun; karenanya hanya merupakan teorema dari saya yang hanya berdasarkan logika, dan tidak dilatar belakangi angka-angka hasil penelitian, sehingga terserah pada Anda untuk mempercayai-nya!
Manusia tiap hari berak dan kencing, dan toilet/kakus itu di-"flush", disebor, hilang lenyaplah "eksudat" tadi ke dalam septik-tank. Beres!
Tanaman di hidroponik (ataupun di tanah) tiap waktu juga berak dan kencing, tetapi pada NFT (Nutrient Film Technic, Hidroponik Talang Landai), ada sirkulasi, yaitu larutan itu berulang kembali disuapkan pada tanaman itu juga, dengan tiap kali ada peningkatan kadar eksudat. Ada yang mengatakan sirkulasi itu berlangsung tiap 15 menit, dan ada yang mengatakan diperlukan waktu 2 jam untuk larutan itu dijejalkan kembali pada tanaman yang sama.
Pokoknya, dalam waktu satu minggu saja akumulasi eksudat telah mencapai suatu konsentrasi yang amat tinggi, dan yang sudah merupakan racun bagi pertumbuhan tanaman pokok. Tanaman stagnan derajat pertumbuhannya, bentuk dan penampakannya a-morf (tanpa bentuk), atau mal-formasi (bentuknya menyimpang dari seharusnya), berlekuk dan keriting, kerdil, dan akhirnya gagal jual.
Kalau tandon atau reservoir larutan pupuknya kecil, maka hanya dalam seminggu sudah harus dibuang larutan pupuk itu dan harus diganti dengan yang baru. Kalau tandonnya besar, mungkin baru dua bulan kemudian pengurasan harus dilakukan. Singkatnya : Tandon harus besar. Pengurasan harus dilakukan sesering mungkin. Limbah larutan pupuk itu masih bisa dimanfaatkan untuk menyiram sawah atau pohon pisang yang tumbuh didekatnya.
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING : Nomer urut 29.
USAHA MENETRALKAN EKSUDAT.
Ketika kecil, kalau Ibu melihat saya garuk-garuk, Ibu langsung menanya apakah gatal? Kemudian dengan cepat membuka lemari obat dan mengambil "kalk tablet", tablet kapur/kalsium, dan saya disuruh menelannya sebutir. Tidak lama kemudian rasa gatal itu lenyap. Rupa-rupanya kalsium mengikat racun/toksin, atau menetralkannya, sehingga rasa gatal langsung hilang.
Suatu literatur pernah saya jumpai yang menyatakan, bahwa salah satu peran Ca, kapur, dalam fisiologi tumbuhan, ialah menetralkan toksin/eksudat yang berada dalam tanaman, sehingga tidak bisa lagi mengganggu pertumbuhan tanaman. Andai kata pendapat itu benar, maka kita pakai saja Calcium ammonium nitrate, 5Ca(NO3)2.NH4NO3.10H2O, yang kandungan unsur Ca-nya 19 %, misalnya sebanyak 1.000 g untuk tiap 1.000 l larutan A-B mix, sehingga kandungan Ca-nya menjadi 190 ppm, dan dianggap cukup untuk menetralkan racun/toksin yang berada dalam larutan A-B mix yang Anda sedang gunakan. Itu kalau teori ini benar adanya! Patut dicoba, untuk memperpanjang umur pakai larutan A-B mix dalam tandon larutan pupuk
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING : Nomer urut 31.
PENGUKURAN PENGANTARAN LISTRIK EC.
(Saduran dari Catatan Kecil no. 9, Revised Edition)
Untuk lebih jelasnya mengenai EC, electro conductivity, saya mengutip tulisan Rick Donnan, di Reader Inquiries, majalah Practical Hydroponics and Greenhouses, November/December 2002, hal. 18, judul EC Measurement : "Obviously, I consider EC measurement to be vital. For the serious hobby grower I would recommend buying both an EC (or CF, but not a TDS) and pH meter. On a limited budget, I recommend buying the EC meter and pH papers. If you dont have an EC meter, never make up your nutrient feed solutions any stronger than 1 gram per litre".
Tentunya Anda mempunyai kebebasan untuk tidak menyetujui pendapat di atas, misalnya karena sudah kadung membeli TDS meter, dan enggan keluar uang lagi untuk membeli EC meter.
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING : Nomer urut 32.
(Saduran dari Catatan Kecil no. 11, Revised Edition)
INGIN MELONNYA MANIS? JANGAN BANYAK GUNAKAN AMONIUM.
Kita dihadapkan pada kenyataan, bahwa unsur hara N terdapat dalam dua bentuk, yaitu kation amonium, NH4+, yang bermuatan positif, dan anion nitrat, NO3-, yang muatannya negatif. Bermuatan listrik, karena mereka berasal dari elektrolit, supaya bisa terserap oleh akar yang juga bermuatan listrik.
Kation amonium NH4+ bobotnya adalah 18; berat atom N = 14; berat atom H = 1; jadi bobot kation amonium NH4+ = 14 + (4 X 1) = 18. Lho ko' sama ringannya dengan air, H2O, (berat O = 16), jadi (2 X 1) + 16 = 18 juga.
Karena ringannya amonium, maka akar tanaman menyerapnya dengan lahap, dan tidak menggubris sama sekali kehadiran anion nitrat NO3-, yang berat, yang bobotnya 14 + (3 X 16) = 16 + 48 = 62.(Berat atom O = 16), sebelum amoniumnya ludes, des!
Mengingat tiap ion selalu memiliki selimut air, maka dengan lahapnya akar menyerap amonium, maka air pun banyak sekali masuk ke dalam tanaman. Hal ini menyebabkan tiap sel yang dulunya berukuran kecil, sekarang menjadi sel raksasa. Tanaman terlihat besar, gagah, montok, tetapi ..... gambos, karena konsistensi selnya menjadi berantakan, sekarang hanya berisi amonium dan air saja, dan tidak ada rasa manisnya sama sekali, alias hambar.
Gejala ini disebut "ammonium toxicity", keracunan/kelebihan amonium. Pun tanaman yang gambos peka terhadap cuaca yang extrim. Angin kering yang berlalu menyebabkan ia melayu. Rentan terhadap penyakit cendawan, misalnya "downy mildew" dan "powdery mildew", yang sering menghancurkan tanaman melon. Syarat tambahan yang diperlukan ialah bahwa tanaman tidak boleh daunnya basah, dengan kata lain, berhidroponiklah di dalam rumah-tanam-plastik, alias greenhouse).
Urea, CO(NH2)2, sebagai pupuk organis (perhatikan, ada huruf C, karbon!). akan terurai oleh enzim Urease, yang dihasilkan mikro-organisma, dan disamping menghasilkan CO2 yang terbang bebas ke udara, menghasilkan N-amonium, N-NH4+, sebanyak 46,6 %. Amonium sulfat, (NH4)2SO4, atau yang di desa lebih dikenal sebagai ZA (singkatan dari zwavelzure amonium, bahasa Belanda), juga menghasilkan N-NH4+ sebanyak 21 %. Hindari keduanya sebisa mungkin, barulah melon Anda akan manis, dengan angka Brix 15.
"Rahasia Perusahaan" ini mohon di siarkan ke delapan penjuru angin, supaya ramai2 kita menjadi kaya berjamaah.
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING HIDROPONIK : Nomer urut 33.
BILA INGIN TETAP MELONNYA MANIS !
(SAMBUNGAN YS CPH no urut 32)
Di YS CPH no urut 32 sudah diterangkan untuk mengurangi pemakaian amonium, jika diinginkan melonnya manis. Tetapi tanaman masih memerlukan unsur hara N untuk membesarkan pentil menjadi buah yang besar, dan untuk itu masih diperlukan hara N. Solusinya adalah beralih dan menggunakan N dalam bentuk lain, yaitu anion nitrat, NO3-.
Perlu disadari bahwa nitrat bobotnya besar. Berat atom N = 14; O = 16; jadi total 14 + 48 = 62, yadi jauh lebih berat daripada NH4+. Hanya tanaman yang mempunyai power yang besar yang bisa mengangkat anion yang begitu beratnya itu. Untuk itu tanaman harus ditanam di matahari penuh, supaya karbohidrat banyak terbentuk. Sel-sel yang terbentuk kecil, tetapi padat; daun pun kecil, tetapi tebal, tegap dan berdiri dengan sudut 45o, sehingga distribusi cahaya lebih baik, dan cahaya bisa penetrasi ke dalam tajuk, membuat banyak karbohidrat, dan manislah melon!
Apalagi bila menggunakan EC yang tinggi, misalnya 3,0 (awas, batas phitotoksisitas melon ada pada EC 3,5 mS/cm, itu pun tanaman melon yang sudah berumur), dan volume pemberian ditingkatkan, maka akan dihasilkan buah melon yang memang ukurannya agak kecil, tetapi beratnya mantap, dan manisnya aduhai.
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING HIDROPONIK : Nomer urut 34.
BAGAIMANA MENDAPATKAN NITRAT, UNTUK MEMANISKAN MELON?
(Sambungan YS CPH no. urut 33)
Di YS CPH 33 sudah diutarakan bahwa sebaiknya menjauhi kation amonium N-NH4+,dan mendekati anion nitrat N-NO3-, bila masih memerlukan hara N untuk kelanjutan pertumbuhan. N-NO3- bisa didapat dari kalsium amonium nitrat 5Ca(NO3)2.NH4NO3.10H2O, dengan kadar 14,4%. Bisa pula didapat dari kalium nitrat KNO3, dengan kadar N-NO3- sebesar 14 %.
Dulu pernah ada magnesium nitrat Mg(NO3)2, tetapi kini telah meng- hilang dari peredaran. Ada lagi sumber N-NO3- lain, yaitu amonium nitrat NH4NO3, dengan kadar N-NO3- sebesar 17,5%. Bahan kimia ini adalah salah satu komponen bahan peledak, maka kita jauhilah, kecuali versi cairnya, yang kandungannya 66,5 % dari bahan padatnya, sehingga tidak bisa digunakan sebagai komponen bahan peledak.
Selalu didampingi oleh pasangannya, yaitu kation amonium N-NH4+, sehingga usaha kita mengurangi asupan amonium bisa gagal.
Kalau anda menginginkan melon Anda manis, maka gunakan rasio di mana nitrat jauh lebih tinggi daripada amonium, misalnya NO3 : NH4 = 15 : 1 = 15. Jika angka hasil bagi itu kecil, misalnya 5, maka jumlah amonium terlalu tinggi dan jumlah nitrat terlalu rendah, sehingga tanaman tumbuh vegetatif terus dan tidak menghasilkan bunga, sehingga Anda tidak akan panen. Berhati-hatilah dengan angka rasio itu!
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING HIDROPONIK ; Nomer urut 35.
PENGARUH UNSUR HARA Mg DALAM MEMANISKAN MELON.
(SAMBUNGAN YS CPH No 32, 33, dan 34).
Sekarang kita fokuskan pada unsur Mg untuk memaniskan melon. Klorofil, dengan grana (grain) kloroplas-nya, inti molekulnya adalah unsur Mg, magnesium. Kalau kadarnya dalam A-B mix cukup, 50 - 80 ppm pada N-total 200 ppm, maka jumlah kloroplas sangat banyak dan berkualitas, sehingga proses foto-sintesa lancar, banyak terbentuk karbohidrat, dan karbohidrat adalah gula, maka melon akan manis.
Gunakanlah Magnesium sulfat, MgSO4.7H2O, Garam Inggris, Epsom salt, Bitterzout, Bittersalz, suatu bahan kimia yang "mild", maksudnya kalau kelebihan sedikit, tidak akan mencelakakan tanaman.
Tetapi... mataharinya juga harus diberi banyak, jadi menanamnya jangan diketeduhan, terlindung pohon lain, atau di kolong tempat tidur!
Bahan kimia ini murah harganya, antara Rp 2.500 - 5.000/kg, jadi Anda tidak akan bangkrut menhambur-hamburkannya pada tanaman melon.
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING : Nomer urut no 36.
PERAN MATAHARI MEMANISKAN MELON.
(SAMBUNGAN YS CPH NO 32, 33, 34, 35).
Ketika membicarakan peran Mg dalam memaniskan melon, kita menyinggung proses foto-sintesa yang menghasilkan glukosa, yang adalah "simple sugars", yang adalah karbohidrat, dan tidak lain adalah gula, yang membuat melon manis. "Foto" = cahaya, jadi yang berasal dari matahari.
Cahaya matahari dalam rangka memaniskan melon, sebaiknya dibagi dua pengertian. Pertama : "exposure time", lamanya penyinaran. Pulau Jawa yang berada sekitar 6 o lintang Selatan, kisaran lamanya penyinaran matahari adalah 11,5 - 12,5 jam. Kalau berada pada khatulistiwa/equator, maka pada tanggal 20 -21 Maret atau September, matahari pas di atas ubun-ubun, dan kisaran pembagian waktu adalah siang/malam = 12/12.
Tapi ... sering terganggu, misalnya adanya kabut di pegunungan, yang menyebabkan cahaya menerangi bumi hanya beberapa jam saja. Begitu pula bila awan berarak berlalu, maka berkurang lagi. Apalagi bila hujan yang terus menerus seperti dicurahkan dari langit, maka lamanya penyinaran/exposure time pada hari itu turun menjadi 0 jam!
Kalau matahari bersinar cerah, maka intensitas penyinaran adalah sekitar 10.000 fc (footcandles); kadang kalau sedang cerah betul, bisa mencapai 12.000 fc. Di negara Timur Tengah intensitas cahaya matahari 14.000-lah yang menyebabkan kurma bisa berbuah dan manis sekali. Tetapi ... sering terganggu! Awan tebal lewat, intensitas tinggal 2.000 fc. Hujan menggelapkan bumi, intensitas turun lagi, Kabut , turun lagi. Apalagi hujan, sehingga intensitas turun menjadi nol fc.
Lamanya penyinaran X Intensitas cahaya = energi yang jatuh di permukaan bumi, dengan satuan parameter "youle". Singkatnya : Semakin besar tanaman melon mendapat youle, semakin manis melonnya
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING HIDROPONIK : Nomer urut 37.
KUALITAS CAHAYA DALAM HUBUNGAN DENGAN MANISNYA MELON.
(SAMBUNGAN YS CPH Nomer urut 32- 36).
Apa yang akan dibicarakan muluk-muluk ini, bisa dimanfaatkan untuk membuat melon manis, dan disilakan untuk mensarikannya sendiri.
Gelombang cahaya matahari spektrum-nya luas, dan yang bisa dimanfaatkan untuk tanaman ialah antara 0 hingga 1.000 nm(nano meter). Yang kasat mata ialah antara 220 hingga 770 nm.
Pada 220 nm warna adalah violet/ungu.Di bawahnya, yang tidak kasat mata, adalah ultra violet, dan dikatakan short wave/gelombang pendek.
Pada 770 nm warna adalah red/merah dan masih kasat mata. Di atasnya, yang tidak kasat mata, adalah infra red, kemudian near infra red, dan far red, hingga mencapai batas 1.000 nm. Di atas 1.000 nm hingga 1.500 nm, adalah heat wave.
Semua gelombang berperan dalam foto-sintesa, tetapi warna hijau hanya dibutuhkan sedikit dan sisanya dipantulkan, masuk ke mata kita, sehingga semua daun, ranting muda, dsbnya, terlihat berwarna hijau.
Warna kuning pun hanya diperlukan sedikit dan sisanya dipantulkan, masuk ke mata kita, maka buah juruk yang sudah matang terlihat berwarna kuning.
Somewhere saya membaca bahwa gelombang panjang, terutama sekitar infra red, sangat menonjol berfoto-sintesa membentuk karbohidrat, berarti gula, berarti melon kita manis. Angka Brix 15 mudah tercapai. (Kalau 16 atau 17 akan "overripe", terlalu dalu, hingga tidak bisa disimpan lama, misalnya untuk pengangkutan jarak jauh).
Bagaimana dengan gelombang-gelombang pendek? Somewhere pula saya membaca bahwa gelombang pendek, terutama ultra violet, rajin berfoto-sintesa membentuk protein, yang diperlukan untuk pembentukan sel, jaringan, organ tanaman, bagi pembesaran seluruh tanaman, termasuk buah melonnya.
Buah melon besar dan manis adalah idaman! Silakan mencoba!
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING HIDROPONIK : Nomer urut 38.
PERAN UNSUR P DAN K DALAM MEMANISKAN MELON. (Sambungan dari YS CPH No 32 - 37, usaha memaniskan melon.)
Kegiatan telah difokuskan membahas cahaya matahari dan kualitasnya. Dari fihak dalam tanaman, kita telah pula mengerti bahwa terjadi proses foto-sintesa, terbentuknya glukosa, karbohidrat yang "simple sugars". Karbohidrat yang terjadi cukuplah untuk membuat dinding sel-sel, dan untuk pernafasan.
Kalau di media tanam kita beri hara P, maka terjadilah proses foto-sintesa yang sama, tetapi menghasilkan karbohidrat yang besar isi tenaganya, bernama ATP (adenosine tri phosphat), yang menghasilkan poly sakarida, a.l. berbentuk fruktosa, gula buah, yang menyebabkan buah melon manis. Semakin tinggi pemberian hara P, semakin manis buah melon, dan dengan mudah bisa mencapai angka Brix 15.
Dengan semakin banyaknya terjadi karbohidrat, diperlukan semakin banyak unsur K, untuk mengatur proses-fotosintesa, distribusi asimilat, transportasi ke bagian tanaman yang membutuhkannya, dan menum puk-nya ditempat yang cocok untuk membanguan badan tanaman. K bukanlah bahan bangunan, tetapi "tukang ngatur segalanya", dibutuhkan dalam jumlah sangat banyak, malah melebihi alokasi hara N, yang biasanya kita anggap paling banyak dibutuhkan.
Singkatnya : Bila ingin buah melon manis, pakailah P & K dalam dosis tinggi. Dengan mudah dapat dicapai dengan menggunakan MKP, mono-kalium phosphat, KH2PO4, dengan kadar K 28 % dan P 23 %. Agak mahal sedikit memang, tetapi ampuh dalam memaniskan buah melon!
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING HIDROPONIK : Nomer urut 39.
PENGATURAN JARAK TANAM UNTUK MEMANISKAN BUAH MELON.
(Sambungan dari YS CPH 32 --> 37, usaha memaniskan buah melon.
Pada budidaya fertigasi, misalnya dengan menggunakan polybag, diisi dengan arang sekam yang sedikit dipadatkan, ditanami dengan satu butir benih melon, dan dipelihara satu batang, dengan satu buah yang dipertahankan hingga panen.
Versi lain ialah dibuahkan satu di bawah pada ketiak daun sekitar no. 5, dan dibuahkan lagi satu, di atas, pada ketiak daun no. 25, cukup berjauhan supaya tidak ada persaingan dalam pertumbuhan. Tidak dilakukan topping, pemenggalan pucuk, supaya jumlah daun bisa mencapai 40 helai. Bila kawat di atas sudah tercapai, tanaman dibelokkan ke bawah, sehingga menjuntai, dan tumbuh terus. Semua tunas dari muncul dari ketiak daun, dirompes, karena akan mengganggu pembesaran buah.
Kebun tiba2 menjadi penuh sesak dengan daun yang banyak dan lebar, dan di bagian dalam menjadi gelap. Jarak tanam 100 X 60 cm, yang dulunya leluasa dalam distribusi matahari untuk proses foto-sintesa-nya tanaman, sekarang kelihatannya sangat kurang. Ukuran buah ke-2 akan mengecil sedikit, manisnya akan berkurang sedikit pula.
Apalagi bila polybag diisi 2 benih dan tiap tanaman di-dua-cabangkan, sehingga dari satu polybag bisa didapat empat batang utama semuanya yang tumbuh ke atas dan masing2 dapat berproduksi.
Dalam hal ini batasi penggunaan amonium terlalu banyak dalam pemupukan, karena akan menghasilkan daun yang lebar, yang sangat meredam cahaya masuk ke dalam tajuk tanaman, atau yang dalam literatur disebutkan "mutual shading", saling meneduhi.
Bila tanaman memerlukan hara N, gunakanlah nitrat, yang menghasilkan daun yang kecil dan sempit (tetapi tegap dan tegak 45 o miringnya). Cahaya matahari bisa penetrasi hingga daun yang terbawah, yang walaupun sudah tua, tetapi tetap saja bisa berfoto-sintesa, dan mengirimkan asimilatnya ke bawah, melalui phloem ke akar, untuk bahan bakar proses respirasi.
Dalam hal tersebut di atas, jarak tanam harus diperbesar dari semula, mungkin menjadi 100 X 100 cm, dengan ketetapan yang sama, yaitu ingin menghasilkan buah melon yang manis dan besar ukurannya.
Pemupukan pun bukan mengikuti deret hitung lagi, tetapi sudah memakai deret ukur, mungkin pula deret parabolis, mengikuti volume tanaman yang harus diberi makan.
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING HIDROPONIK : Nomer urut 40.
JARAK TANAM DALAM HUBUNGAN DENGAN MANISNYA MELON.
(Sambungan YS CPH no 32 --> 39, perihal manisnya buah melon.)
Versi pertama : Satu polybag, ditanami satu benih, dengan satu batang, menghasilkan satu buah.
Versi ke-2 : Satu polybag,ditanami satu benih, dengan satu batang, dengan buah pertama pada ketiak daun ke-lima, dan buah kedua jauh di atasnya, pada ketiak daun no. 25, supaya tidak bersaingan. Tanaman dilarang "topping" (dipenggal pucuknya) dan dibiarkan tumbuh terus, dan ditekuk kembali menjuntai ke bawah. Tanaman mulai rimbun. Jarak tanam seyogyanya sedikit lebih besar.
Versi ke-3 : Satu polybag, ditanami satu benih, dengan dua batang, dan masing2 batang menghasilkan buah, entah satu, entah dua, atau lebih, tergantung selera. Tanaman mulai lebih rimbun. Jarak tanam sebaiknya lebih besar lagi, supaya cahaya matahari bisa penetrasi ke daun yang berada di dalam tajuk, klorofil berfoto-sintesa, buah melon bertambah manis, juga karena kulit pentil/buah melon yang warnanya hijau oleh klorofil, turut memproduksi gula, yang menambah manisnya buah melon. Jarak tanam harus diperbesar lagi, supaya buah melon terjamin manisnya.
Versi ke-4 : Satu polybag, ditanami dua benih, masing-masing di-dua batangkan, sehingga menjadi empat batang; masing-masing dibuahkan, entah satu, entah dua, atau lebih, tergantung selera. Tanaman sangat rimbun. Jelas jarak tanam harus jauh lebih besar lagi, kalau diinginkan cahaya matahari penetrasinya lebih dalam lagi, untuk daun-daun tua berfoto-sintesa, menyumbangkan karbohidrat pada buah, buah melon bertambah manis
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING HIDROPONIK : Nomer urut 41.
(Sambungan YS CPH 32 --> 40, tentang manisnya buah melon.
PENGARUH EC YANG TINGGI TERHADAP MANISNYA BUAH MELON.
Nilai ambang phyto-toksisitas tanaman melon pada budidaya hidroponik dengan konsep A-B mix, ialah sekitar EC 3,25 mS/cm. Untuk amannya kita ambil EC 2,8, karena bila diambil angka di atasnya, ditakutkan akan terlampaui nilai ambang tersebut, bila pada RH (relative humidity) rendah, tiba-tiba tanaman lebih banyak "minum"-nya daripada "makan"-nya, EC akan naik dengan pesat, nilai ambang terlampaui, tanaman daunnya gosong.
Pada EC 2,8, dan rasio unsur2 dalam keadaan optimal, buah melon akan manis. Apalagi bila volume pemberiannya ditingkatkan, misalnya pada NFT 2,0 liter/menit/gully, ditingkatkan menjadi 2,5 liter/menit/gully. Pada fertigasi, dengan polybag berisi arang sekam, pemberian nutrisi yang 3 X 250 ml/hari, ditingkatkan menjadi 4 X 300 ml/hari.
Tentu jangan dilupakan faktor cahaya, bila ingin lebih manis,berilah tanaman lebih banyak cahaya, misalnya mengurangi atau membuang pohon atau bangunan yang menghalangi sinar mencapai tanaman.
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING HIDROPONIK : Nomer urut 42.
PERAN OKSIGEN-TERLARUT DALAM MEMANISKAN BUAH MELON.
(Sambungan YS CPH No 32 --> 41, memaniskan buah melon).
Sudah dijabarkan bahwa untuk memaniskan buah melon, diperlukan peningkatan pasokan unsur-unsur hara Mg, P, dan K, yang tidak ringan, misalnya berat atom Mg = 24; P = 31; K = 39. Untuk mengangkatnya dari air, masuk ke dalam akar, diperlukan energi yang besar.
(Bandingkan dengan a.l. air H2O, dengan H = 1, dan O = 16, maka air H2O hanya 18, ringan sekali. Begitu pula anmonium NH4+, dengan N = 14, H = 1, maka amonium bobotnya juga 18, sehingga untuk mengangkatnya hanya diperlukan sedikit energi.)
Untuk supply energi, dilakukan pernafasan/respirasi. Untuk respirasi dibutuhkan oksigen O2. Kita harus jaga supaya kandungan oksigen-terlarut dalam air tetap tinggi. Jangan menjemur tandon larutan A-B mix di atas menara, karena dengan sorotan cahaya matahari, temperatur larutan akan naik. Oksigen-terlarut, yang dalam air memang tidak bisa diam, dengan meningkatnya temperatur, akan lebih gesit bergerak dan keluar kabur dari larutan, sehingga kandungan oksigen-terlarut turun drastis, dan menyulitkan pernafasan.
Tandon larutan A-B mix sebaiknya dipendam, dan tutupi supaya terhindar dari sorotan cahaya matahari, supaya kandungan oksigen-terlarutnya tetap tinggi, pernafasan lancar, energi banyak terbentuk, hara Mg, P, K, banyak terangkat. sehingga dapat melakukan perannya dalam memaniskan buah melon.
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING HIDROPONIK : Nomer urut 43.
PENGARUH CAHAYA PADA PAHITNYA DAUN LETTUCE.Cahaya matahari dengan spektrumnya yang luas antara 0 hingga 1.000 nm (nano meter), semuanya berperan pada proses foto-sintesa. Kisaran gelombang pendek, termasuk gelombang ultra violet yang berkisar sekitar 220 nm, banyak mempengaruhi proses foto-sintesa protein, sedangkan gelombang panjang, termasuk gelombang infra merah yang berkisar sekitar 770 nm, banyak mempengaruhi foto-sintesa karbohidrat.
Katanya foto-sintesa ada juga yang bisa membuat ikatan kimika yang pahit, dan akan semakin pahit bila cahaya semakin intens! Kultivar (cultivated variety, jenis tanaman yang kita tanam) ada yang secara genetic memang pahit, atau tidak pahit. Menurut saya, Romaine lettuce,(yang berasal dari Pulau Cos, diseberang kota Roma, di Laut Adriatik) tidak pahit, walau sudah tuapun. Beberapa kultivar lainnya daunnya pahit, apalagi batangnya, apalagi kalau sudah tua.
Rasa pahit dapat dikurangi dengan memberi banyak hara amonium, misalnya ZA, amonium sulfat, (NH4)2SO4, atau Urea, CO(NH2)2, tetapi rasa yang biasanya kita agungkan, turut menurun, jadi serba salah!
Perendaman dengan air tidak akan membantu menurunkan rasa pahit itu. Yang bisa membantu ialah percepatan pertumbuhan, misalnya dengan pemupukan tinggi, sehingga ia sudah layak panen ketika masih muda dan belum pahit. Atau peredaman cahaya, menjadi setengahnya, tetapi cegah terjadinya etiolasi, yaitu "kutilang", kurus, tinggi, langsing.
Yang terindah, ialah membeli benih dari perusahaan yang telah mengadakan pemuliaan dan seleksi, sehingga kultivar itu sama sekali tidak pahit! Harganya mahal, tapi kita bebas gerutu!
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING HIDROPONIK : Nomer urut 44.
PENYAKIT CENDAWAN DOWNY MILDEW DAN POWDERY MILDEW MENURUNKAN MANISNYA BUAH MELON. (Sambungan YS CPH no.32 --> 42, mengenai manisnya buah melon.)
Tanaman melon rentan terhadap serangan penyakit cendawan, dimulai dengan downy mildew (cendawan embun palsu), dan disusul dengan powdery mildew (cendawan embun tepung).
Pada suatu kebun melon, dosis Mg-nya terlalu rendah, sehingga pucuk, daun yang baru terbentuk, pentil buah yang baru terbentuk, kekurangan supply Mg, sehingga pertumbuhannya amburadul. Karena di media tanamnya memang supply Mg-nya rendah dan tidak mencukupi, maka terpaksa tanaman membongkar daun dewasa, untuk mengambil Mg-nya dan mengangkutnya ke bagian yang kekurangan tadi. Itu di mungkinkan, karena Mg adalah unsur yang mobile, jadi bisa diangkut kesana-sini. Daun yang telah dibongkar konsistensinya amburadul dan menunjukkan gejala defisiensi Mg, yang dinamakan "marmering".
Sel-sel dan jaringan yang selnya sudah amburadul karena pembongkaran tadi, menjadi sangat rentan terhadap penyakit cendawan powdery mildew, yang jaringan mycelia-nya menyelinap masuk ke tiap sel dan dengan alat penghisap "haustoria"-nya menghisap habis sitoplasma, sehingga sel dan jaringan rusak dan tidak bisa berfoto-sintesa lagi. Jadi gula tidak bisa terbentuk lagi. Akibatnya ialah buah melon tidak bisa terasa manis.
Rekan, Anda yang kebetulan tahu nama Latin "cendawan embun palsu" dan "cendawan embun tepung", mohon dimunculkan nama-nama tersebut, disertai ucapan terima kasih!
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING HIDROPONIK : Nomer urut 45.
PENINGKATAN EC DAPAT MEMPERCEPAT PERTUMBUHAN TANAMAN.
(Saduran dari Catatan Kecil no. 12)
Pada budidaya hidroponik fertigasi pada umumnya menggunakan EC 1,5 mS/cm, karena kekhawatiran adanya akumulasi hara, sehingga bisa melampaui "nilai ambang phytotoksisitas". Pada budidaya hidroponik NFT atau Aeroponik, di mana medianya adalah air, dapat digunakan EC yang jauh lebih tinggi. Sayuran daun, yang n. a. p.-nya diperkirakan pada angka 3,25, kita bisa menggunakan EC hingga 2,8, dengan catatan bahwa semakin mendekati n. a. p., efisiensi penyerapan hara berkurang, berdasarkan "law of deminishing return". Untuk tanaman tomat, yang berkayu, n.a.p.-nya mungkin di atas angka 7, dan saya pernah main pada EC 4,5, dengan hasil yang prima.
Bermain dengan EC tinggi, dan pompa dijalankan terus menerus tanpa henti, umur tanaman menjadi lebih singkat untuk mencapai ukuran layak jual, untuk sayuran yang vegetatif, semisal bayam. Juga sayuran buah, semisal tomat, paprika, umur buah pertama muncul juga lebih cepat.
Juga bunga potong Chrysanthemum yang biasanya panen 12- 13 minggu setelah pindah-tanam bibit stek, dengan EC 3,0, umurnya bisa dipersingkat menjadi 8 minggu. Ditambah bonus : pembungaan serempak lebih banyak.
Bunga Lily yang ditanam umbinya dengan budidaya aeroponik, bisa dipersingkat dari 12 minggu menjadi 8 minggu. Didapat penghematan sebanyak 4 minggu untuk sewa greenhouse, listrik, air, pupuk, karyawan, suatu jumlah yang fantastis
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING HIDROPONIK : Nomer urut 46.
PROSES RESPIRASI/PERNAFASAN PADA TANAMAN.
(Saduran dari Catatan Kecil no. 13, Revised Edition)
Tanaman memerlukan energi untuk misalnya menyerap air & unsur-unsur hara/nutrisi dari media tanam masuk ke akar dan memompa-nya ke atas. Ujung ranting tumbuh memanjang, bunga menengadah ke arah matahari, sitoplasma berkeliling di dalam sel, semua itu memerlukan energi untuk dapat berjalan. Energi didapatkan dari membakar bahan bakar yang namanya karbohidrat dsbnya, dan berlangsung dalam suatu badan yang bernama "hypochondria", yang berada dalam tiap sel. Respirasi melepaskan dan mendapatkan energi, dengan merombak karbohidrat yang tersedi, jadi termasuk proses "katabolisma"/perombakan.
Karbohidrat yang merupakan sumber bahan bakar untuk mendapatkan energi itu, didapat dari proses "anabolisma"/pembangunan, dalam bentuk fotosintesa, dengan bahan bakar cahaya matahari dan berlangsung di klorofil (chloros = hijau; phyllos = helai daun), sedang bahan bakunya adalah gas CO2 dari udara, yang disintesakan dengan air, yang diserap oleh tanaman melalui akar, menjadi glukosa, karbohidrat.
Kombinasi anabolisma + katabolisma = metabolisma, peredaran zat dalam fisiologi tumbuhan
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING HIDROPONIK : Nomer urut 45.
PENINGKATAN EC DAPAT MEMPERCEPAT PERTUMBUHAN TANAMAN.
(Saduran dari Catatan Kecil no. 12)
Pada budidaya hidroponik fertigasi pada umumnya menggunakan EC 1,5 mS/cm, karena kekhawatiran adanya akumulasi hara, sehingga bisa melampaui "nilai ambang phytotoksisitas". Pada budidaya hidroponik NFT atau Aeroponik, di mana medianya adalah air, dapat digunakan EC yang jauh lebih tinggi. Sayuran daun, yang n. a. p.-nya diperkirakan pada angka 3,25, kita bisa menggunakan EC hingga 2,8, dengan catatan bahwa semakin mendekati n. a. p., efisiensi penyerapan hara berkurang, berdasarkan "law of deminishing return". Untuk tanaman tomat, yang berkayu, n.a.p.-nya mungkin di atas angka 7, dan saya pernah main pada EC 4,5, dengan hasil yang prima.
Bermain dengan EC tinggi, dan pompa dijalankan terus menerus tanpa henti, umur tanaman menjadi lebih singkat untuk mencapai ukuran layak jual, untuk sayuran yang vegetatif, semisal bayam. Juga sayuran buah, semisal tomat, paprika, umur buah pertama muncul juga lebih cepat.Juga bunga potong Chrysanthemum yang biasanya panen 12- 13 minggu setelah pindah-tanam bibit stek, dengan EC 3,0, umurnya bisa dipersingkat menjadi 8 minggu. Ditambah bonus : pembungaan serempak lebih banyak.
Bunga Lily yang ditanam umbinya dengan budidaya aeroponik, bisa dipersingkat dari 12 minggu menjadi 8 minggu. Didapat penghematan sebanyak 4 minggu untuk sewa greenhouse, listrik, air, pupuk, karyawan, suatu jumlah yang fantastis
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING HIDROPONIK : Nomer urut 46.
PROSES RESPIRASI/PERNAFASAN PADA TANAMAN.
(Saduran dari Catatan Kecil no. 13, Revised Edition)
Tanaman memerlukan energi untuk misalnya menyerap air & unsur-unsur hara/nutrisi dari media tanam masuk ke akar dan memompa-nya ke atas. Ujung ranting tumbuh memanjang, bunga menengadah ke arah matahari, sitoplasma berkeliling di dalam sel, semua itu memerlukan energi untuk dapat berjalan. Energi didapatkan dari membakar bahan bakar yang namanya karbohidrat dsbnya, dan berlangsung dalam suatu badan yang bernama "hypochondria", yang berada dalam tiap sel. Respirasi melepaskan dan mendapatkan energi, dengan merombak karbohidrat yang tersedi, jadi termasuk proses "katabolisma"/perombakan.
Karbohidrat yang merupakan sumber bahan bakar untuk mendapatkan energi itu, didapat dari proses "anabolisma"/pembangunan, dalam bentuk fotosintesa, dengan bahan bakar cahaya matahari dan berlangsung di klorofil (chloros = hijau; phyllos = helai daun), sedang bahan bakunya adalah gas CO2 dari udara, yang disintesakan dengan air, yang diserap oleh tanaman melalui akar, menjadi glukosa, karbohidrat.
Kombinasi anabolisma + katabolisma = metabolisma, peredaran zat dalam fisiologi tumbuhan
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING HIDROPONIK : nomer urut 49.
BAHAN ORGANIS DAN ANORGANIS, NUTRISI BUDIDAYA HIDROPONIK.
Bahan organis dihasilkan oleh organisma hidup. Bahan anorganis dihasilkan oleh alam atau paberik, tanpa campur tangan jasad hidup.
Bahan organik ditandai dengan adanya huruf C, karbon, dalam rumus kimianya, misalnya glukosa, C6H12O6. Atau gula pasir, saccharosa, C12H22O11, yang ada huruf C dalam rumus kimianya, jadi gula pasir adalah juga bahan organis.
Urea, CO(NH2)2, adalah juga bahan organis, karena ada huruf C dalam rumus kimianya, dibuat dengan mensintesakan gas karbon di-oksida, CO2, dengan gas amonium, NH4, tanpa campur tangan jasad hidup.
Suatu bahan organik bisa terurai hanya bila ada bantuan dari suatu enzim, dan dalam hal urea, enzimnya namanya urease, yang dihasilkan oleh mikro organisma. Budidaya hidroponik yang selalu memakai air yang steril untuk mencegah serangan penyakit, tidak mengandung mikro organisma, jadi tidak ada kesempatan untuk menghasilkan enzim urease, urea tidak dapat terurai, sehingga dikatakan bahwa urea tidak bisa digunakan sebagai sumber hara N-amonium dalam budidaya hidroponik.
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING HIDROPONIK : Nomer urut 50.
PERAN MATAHARI DALAM BERHIDROPONIK.
(Saduran Catatan Kecil no. 16, Revised edition)
Salah satu kegiatan tanaman ialah foto-sintesa, yaitu suatu proses menyatukan gas CO2 dari udara, masuk ke dalam jaringan daun melalui lubang di permukaan daun sebelah bawah, bernama stomata, dengan air H2O, di butir klorofil (chloros = hijau; phyllos =helaian daun), dengan bahan bakar cahaya matahari. Hasil asimilasi CO2 ini ialah glukosa, gula, karbohidrat, dan karenanya proses ini juga disebut asimilasi karbohidrat.
Gelombang cahaya yang melakukan foto-sintesa itu ialah dari 0 hingga sekitar 1.000 nm (nanometer), yang terdiri atas gelombang cahaya yang kasat mata dan tidak kasat mata.
Gelombang cahaya ada yang "short wave", gelombang pendek, sekitar 220 nm, berwarna ungu, kasat mata. Sedikit di bawahnya ialah gelombang ultra violet, sekitar 200 nm, yang tidak kasat mata. Gelombang pendek ini terutama aktif dalam asimilasi protein.
Gelombang cahaya ada yang "long wave", gelombang panjang, sekitar 770 nm, berwarna merah, kasat mata. Sedikit di atasnya ialah gelombang infra red, disusul oleh near infra red, dan far red, yang kesemuanya tidak kasat mata. Gelombang panjang ini terutama aktif dalam asimilasi CO2, atau sering disebut pula asimilasi karbohidrat.
Gelombang antara 1000 hingga 1500 nm ialah "heat waves", gelombang panas, yang kurang
penting dalam proses fotosintesa pembentukan karbohidrat maupun protein.
Ada dua gelombang yang kasat mata yang tidak banyak diperlukan oleh tanaman, dan karenanya dipantulkan lalu masuk mata kita, yaitu warna hijau dan kuning. Itulah yang menyebabkan kita melihat tanaman berwarna hijau dan buah jeruk, bila masak, berwarna kuning.
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING HIDROPONIK : Nomer urut 51.
BAGAIMANA AKAR MENYERAP NUTRISI.
(Saduran Catatan Kecil no. 17, Revised edition)
Kita mulai dengan anatomi ujung akar. Di ujung akar ada tudung akar, yang tugasnya melindungi titik tumbuh, ketika ujung akar maju menembus media. Di belakangnya, sekitar 1 cm di belakang tudung akar, pada akar ada bulu-bulu akar sebanyak sekitar 2 cm, dan di belakangnya akar terlihat gundul, tidak berbulu akar, karena sudah rontok, sel sudah selesai tugasnya. Akar berada di tengah-tengah media tanam, entah ia tanah, atau arang sekam pada irigasi tetes, atau air pada Nutrient Film Technic, seluruh akar bermuatan negatif.
Unsur-unsur nutrisi terdiri atas kation dan anion, berada dalam air pada budidaya hidroponik NFT, DFT, Rakit Apung, Aeroponik, dsbnya. Bulu akar yang bermuatan negatif mudah sekali menggaet kation yang bermuatan positif, misalnya amonium NH4+, kalium K+, kalsium Ca++, magnesium Mg++, dan juga kation unsur-unsur mikro. Sekali kation terjerat oleh bulu akar, kation tadi didorong masuk ke dalam jaringan xylem, dan karena terus menerus didorong dari belakang, akhirnya kation, yang nebeng masuknya dengan truk pengangkut air, akan tiba di tajuk pohon, berapapun tingginya pohon tersebut.
Tenaga dorong yang berasal dari akar ini, dinamakan "tekanan osmosis", dan bekerja terus menerus, tanpa putus! Pada budidaya hidroponik, pompa harus pula dijalankan terus menerus, siang dan malam, tanpa henti, walau malam hari tidak ada sinar matahari sekalipun. Bahwa tagihan listrik tinggi, itu konsekuensi berhidroponik.
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING HIDROPONIK : Nomer urut 52.
BAGAIMANA AKAR MENYERAP ANION.(Sambungan dari YS CPH no. 51, mengenai penyerapan ion oleh akar)
Dalam tulisan yang lampau sudah dijelaskan mengenai penyerapan kation yang bermuatan positif, oleh akar yang bermuatan negatif.
Anion negatif seperti nitrat NO3-, sulfat SO4- -, dan fosfat PO4- - -, tidak bisa diserap oleh akar yang negatif pula. Tetapi tanaman mempunyai cara yang unik, untuk dapat menyerap anion ke dalam tubuh tanaman.
Tanaman yang ditanam di matahari penuh memiliki energi yang luar biasa. Respirasi yang menghasilkan limbah CO2 dan H2O disintesakan lagi menjadi H2CO3, dengan tenaga yang dimilikinya, yang kemudian terurai menjadi 2H+ dan CO3- -. Kation H yang melimpah digunakan untuk membombardir bulu-bulu akar yang negatif menjadi positif dalam sekejab, sehingga memungkinkan menarik anion yang bermuatan negatif masuk ke dalam tubuh tanaman.
Muatan positif bulu akar yang sekejab hilang, karena terpakai menetralkan anion negatif yang masuk ke bulu akar. Anion CO3- - yang negatif, yang masih gentayangan di air, akan ditarik oleh bulu akar yang sudah netral, dan memberi muatan negatif kembali pada akar. Kehidupan pun berlanjut seperti biasa.
Akhir ceritera ialah bahwa kation yang positif, maupun anion yang negatif, dapat tertarik masuk ke dalam akar, untuk kemudian ipompakan ke atas, ke tajuk! Dengan catatan, tanaman harus meiliki energi, dan untuk itu jangan ragu2 untuk menempatkan tanaman pada posisi ber- matahari penuh.
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING HIDROPONIK : Nomer urut 53.
SUHU DI ZONA PERAKARAN SEBAIKNYA RENDAH.
(Saduran dari Catatan Kecil no. 18, Revised edition)
Molekul oksigen O2 tidaklah berdiam saja di dalam air, melainkan bergerak terus menerus ke segala arah. Pada suhu yang lebih tinggi, gerakannya lebih gesit lagi, lalu keluar dari lingkungan air dan bersatu dengan oksigen lainnya di udara, yang konsentrasinya sekitar 20,9 %.
Dengan keluarnya oksigen dari lingkungan air, maka kadar oksigen-terlarut dalam air akan turun. Sebaliknya bila suhu air rendah, maka oksigen dari udara masuk ke dalam air, dan meningkatlah kadar oksigen-terlarutnya.Kemudian oksigen masuk ke dalam lingkungan akar, akan meningkatlah proses respirasi di dalam akar, menghasilkan energi yang banyak, untuk membiayai penyerapan air, hara, dan kebutuhan energi lainnya.
Kebijakan yang dapat diambil dari ceritera di atas ialah : Tandon/reservoir larutan A-B mix pada budidaya hidroponik janganlah dijemur, disinari matahari. Seperti diketahui banyak tandon dipasang di atas suatu menara(toren = bahasa Belanda) dan disinari matahri, sehingga suhu airnya meningkat dan turunblah kadar oksigen-terlarutnya, dan menderitalah pernafasan tanaman.
Gully, talang NFT, dengan lubang tanam dibor dengan jarak antar- lubang 20 cm, pada budidaya NFT yang beratapkan langit, talangnya disinari matahari, suhu air di dalamnya meningkat, oksigen-terlarutnya menurun. Setelah anak semai beranjak besar dan rimbun, barulah talang tertutup terhadap sinaran matahari, suhu air di dalam talang tetap dingin. Karena sekarang tandon dibenamkan ke dalam tanah, terlindung dari sinaran matahari, oksigen-terlarutnya tetap tinggi, tanaman tidak akan mengalami "sesak nafas"!
Dianjurkan menggunakan EC yang tinggi, misalnya untuk lettuce EC-nya 2,5, maka anak semai cepat menjadi besar dan rimbun, cepat menutupi talang gully terhadap sinaran matahari, maka produksi akan cepat pula munjul!
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING HIDROPONIK : Nomer urut 54.
DAYA LARUT PUPUK KIMIA ANORGANIS
(Saduran dari Catatan Kecil no. 19. Special edition.)
Daya larut pupuk kimia anorganis berbeda-beda. Contohnya : Kalsium sulfat, CaSO4, gips, yang bisa dijadikan sumber unsur hara kalsium, Ca, dan sulfur, belerang, S, mempunyai daya larut 1,25 %, jadi benar-benar "slow release", larutnya lambat. Karenanya pupuk ini tidak bisa digunakan pada budidaya hidroponik, yang memerlukan tersedianya unsur hara secara instant sepanjang waktu.
Begitu pula dengan pupuk TSP, triple super fosfat, daya larutnya hanya 1,75 %, tidak pula bisa digunakan pada budidaya hidroponik.
Pupuk kompon NPK (sebenarnya N : P2O5 : K2O), yang memang dibuat sebagai pupuk tabur untuk budidaya di tanah, memang dengan sengaja dibuat "slow release", supaya hara tersedia sepanjang masa, dalam kadar yang rendah.
Sedangkan hidroponik menginginkan tersedianya hara secara instant, dalam kadar yang tinggi, dan terus menerus.
Budidaya hidroponik, yang memerlukan unsur hara yang larutnya instant/langsung, sembarang waktu, tentunya tidak bisa mengandalkan pupuk kompon yang larutnya lambat itu.
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING HIDROPONIK: Nomer urut 55.
MENGAPA BUAH MENGECIL, BILA DITANAM DI DATARAN RENDAH.
(Saduran dari Catatan Kecil no. 20. Revised edition)
Hormon tumbuh Auxin yang berada di dalam tubuh tanaman, rentan terhadap cahaya matahari, kerjanya menjadi berantakan, hingga tanaman dan buah tidak dapat tumbuh membesar, sebagaimana dituliskan oleh "genetic potential"-nya. Contohnya misalnya pada tanaman strawberry, yang bila ditanam di dataran rendah, ukurannya selalu mengecil.
Pertanaman di dataran rendah sebaiknya diberi naungan "shading net", misalnya yang "65 % calculated shade"-nya, dan yang dapat dilalui cahaya sebesar 35 %, supaya jumlah energi yang turun dan jatuh ke bumi, dalam satuan "youle", dapat diperkecil.
Intensitas cahayanya menurun dari sekitar 10.000 fc(foot candles) pada kondisi cerah, menjadi sekitar 6.000 fc saja. Maksudnya supaya sebagian hormon tumbuh terselamatkan, sehingga bisa dicapai ukuran buah yang agak besar
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING HIDROPONIK : Nomer urut 57.
PENGATURAN pH MUTLAK DIPERLUKAN.
(Saduran Catatan Kecil no. 22; Revised edition.)
pH adalah ukuran derajat keasaman, sedang definisinya yang lebih canggih ialah : Logaritma pangkat minus 10 gramol H ! Kisarannya dari 0 hingga 14, dengan titik netral pada angka 7,0. Pada titik itu kation H+ ada satu, yang seimbang jumlahnya dengan anion OH- yang juga satu, jadi seri atau netral !
Untuk budidaya hidroponik, biasanya dipakai kisaran 5,5 hingga 6,5, dalam arti kata terendah ialah pH 5,5 dan tertinggi ialah pH 6,5. Di bawah pH 5,5 dan di atas pH 6,5, beberapa unsur mulai mengendap, sehingga tidak dapat terserap lagi oleh akar, akan menimbulkan gejala defisiensi/ kahat unsur terkait, dan pertumbuhan tanaman akan mengalami penyim- pangan.
Antara minimum 5,5 dan maksimum 6,5, ada titik optimal, yaitu pH 6,0. Dalam kenyataannya, tiap jenis tanaman menghendaki kisaran sendiri-sendiri, begitu pula pH optimalnya, walaupun beda angkanya hanya sedikit dan bisa diabaikan.
Bukan saja jenis tanaman, stadia tumbuh tanaman kadang memerlukan pH yang berbeda, misalnya pH untuk persemaian beda dengan pH untuk masa pertumbuhan vegetatif, dan berbeda pula bagi masa pertumbuhan generatif.
Tanaman pada saat tumbuh dengan "bongsor", sering kita amati akan bersamaan dengan meningkatnya pH, berarti mengarah ke alkali. Didu- ga pertumbuhan yang pesat banyak mengambil anion, sehingga kation terdapat berlebih, yang bergabung dengan anion OH- dari air, menye- babkan pH larutan pupuk A-B mix meningkat, walau tidak seberapa drastis.
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING HIDROPONIK : Nomer urut 58.
MENYETEL pH DENGAN ASAM DAN BASA KUAT
Menurut buku, pH air baku harus disetel dulu hingga mencapai angka yang kita inginkan, dan barulah pekatan A dan B dimasukkan, untuk mendapatkan larutan A-B mix, dengan pH yang kita inginkan. Nah, menyetel dulu pH air baku, caranya adalah sebagai berikut : pH meter kita celupkan ke wadah air baku dan kita baca angka pH pada monitornya. Misalnya terbaca 7,5 ! Kita inginkan bekerja dengan pH 5,8. Berarti kita harus menurunkan pH air baku itu dari 7,5 ke 5,
Ada 3 pilihan asam kuat yang kita miliki : 1. Asam nitrat, nitric acid, HNO3; 2. Asam sulfat, sulfuric acid, HSO4; 3. Asam fosfat, phosphoric aid, H3PO4.
Kemudian pilihan saya bijaksanakan. Kalau saya menanam bayam, termasuk sayuran daun, maka saya pilih asam nitrat, karena unsur N-nya bisa menunjang pertumbuhan vegetatif sayuran daun.
Pilihan pun tidak salah bila saya jatuhkan pilihan pada asam sulfat,mengingat unsur S menunjang pembentukan protein, jadi juga menunjang pertumbuhan vegetatif. Belanja asam sulfat pun sangat mudah, yaitu di pompa bensin SBPU, di mana terlihat mereka juga menjuali botol plastik berwarna merah, yang berisi "accu zuur", asam aki, yang berisi asam sulfat, entah kadarnya berapa Baume. (Jangan keliru dengan botol plastik berwarna biru, yang berisi aqua destilata, air suling, air aki, yang berisi air bersih melulu dan bisa diminum !)
Asam nitrat bertindak cepat, dengan mengaduk asal-asalan, larutan sudah teraduk rata. Tetapi ... ada bahaya mengancam! Karyawan sering ingin mengintip ke dalam jeriken asam nitrat, untuk mengetahui tinggal berapakah asam nitrat yang berada di dalamnya. Asam nitrat menghasilkan asap/uap, yang bila menyentuh mata, menyebabkan kebutaan. Solusinya : Encerkan ! Buatlah 1 : 9, misalnya 100 ml asam nitrat pekat + 900 ml air bersih = larutan asam nitrat 10 %, yang tidak sebegitu galak lagi, paling-paling baju bolong kalau kecipratan dan kulit melepuh bila ketetesan !
Kalau saya menanam tomat, maka pilihan akan saya jatuhkan pada asam fosfat, mengingat unsur P dapat menunjang pertumbuhan generatif sayuran buah, semisal tomat. Keluhan ialah, bahwa waktu pengadukan agak lama. Tetap berbahaya bila tidak diencerkan menjadi 10 %.
Ada pula kawan yang berbaik hati, menganjurkan penggunaan asam klorida, chloric acid, HCl, yang murah, tetapi oleh saya ditolak, karena unsur Cl-nya merusak rumah-tangga-air sel dan jaringan. Mengenai hal ini nanti diterangkan di bab lain.
Ada pula kawan yang dengan niat ingsun yang baik, menganjurkan penggunaan asam cuka, CH3COOH, untuk menurunkan pH larutan pupuk, maka saya ucapkan terima kasih, tetapi saya tambahkan keterangan bahwa asam cuka adalah asam organis, dan adalah asam lemah, sehingga diperlukan banyak sekali untuk menurunkan sedikit pH larutan pupuk. Yang pantas, tempatnya adalah di dapur.
Begitu pula dengan asam sitrun, ascorbic acid, yang juga asam organik, yang lemah, yang lebih baik digunakan untuk membuat sirup. Begitu pula dengan asam semut, HCOOH, yang biasanya dipakai penyadap karet, biarkanlah berada di kebun karet !
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING HIDROPONIK : Nomer urut 59.
UNSUR KHLOR (Cl) JANGAN MEMASUKI KEBUN MELON SAYA.
Pupuk KCl, yang mengandung unsur khlor, saya usahakan jangan memasuki kebun melon saya. Alasannya ? Simaklah ceritera berikut. Sebuah sel tanaman dapat berhubungan dengan sel-sel di sekelilingnya melalui lubang-lubang jendela noktah, yang berada di semua bilah segi empat panjang sel tersebut.
Bila unsur khlor memasuki tanaman, maka ia jahil sekali, dan memper- besar lubang jendela noktah tersebut. Air dari mana-mana masuk ke dalam sel trsebut, dan sel yang dulunya berukuran kecil, sekarang berukuran raksasa, sehingga selnya disebut "giant cell", tetapi penuh hanya dengan air saja, sedang sitoplasma dan inti selnya tidak bertambah.
Tanaman terlihat besar sekali. dan gagah, tetapi bila angin kering lewat, maka sel begitu cepat menguapkan airnya, sehingga sel itu collapse seketika. Sel yang penuh berair itu mudah terserang penyakit cendawan. Seperti diketahui tanaman melon rentan terhadap penyakit cendawan "downy mildew" dan "powdery mildew", yang dengan ganasnya meng- hancurkan pertanaman.
Sel yang sekarang banyak bermuatan air saja, konsistensi selnya sekarang amburadul. Akibat jelas, buah melon hambar, tanpa rasa manis dan aroma.
Itu sebabnyaunsur hara khlor dilarang memasuki kebun melon saya. Jika ada kawah, yang dengan niat baik, menganjurkan saya menggunakan asam khlorida, chloric acid, HCl, untuk menurunkan pH larutan pupuk A-B mix, maka saya ucapkan terima kasih banyak atas nasehat tersebut, tetapi dengan sangat menyesal tidak akan mengikuiti petunjuk terseebut.
YOS SUTIYOSO : CATATAN HIDROPONIK PENTING : Nomer urut 60.
BEBERAPA KELEMAHAN BUDIDAYA HIDROPONIK.
(Saduran Catatan Kecil no. 23, Revised edition).
Kita biasanya senang bila disuguhi ceritera angin surga, padahal dalam kenyataannya, mempunyai kebun hidroponik banyak memberi kepusing- an, dan tidak bisa dibuat menjadi sederhana seperti yang kita inginkan.
Budidaya hidroponik padat modal, mengingat diperlukannya green- house yang harus memenuhi banyak persyaratan, dan harganya ratusan ribu rupiah per m2. Tanpa greenhouse yang wajar, hama dan penyakit tanaman akan meludeskan pertanaman kita, dan kita panen hanya sisanya saja.
Hidroponik padat pengetahuan tingkat tinggi, memerlukan sin- kronisasi banyak disiplin ilmu yang canggih, yang harus dipatuhi secara konsisten sepanjang masa produksi.
Juga diperlukan kemahiran pengelolaan, mengatur lay-out kebun, instalasi produksi, logistik sarana produksi, pembinaan dan pengawasan sumber daya manusia, pemantapan dan pengawasan kualitas produk, marketing, financing, dan administrasi keseluruhan.
Juga haruis diantisipasi tiap perubahan iklim, cuaca, maupun mikro-klimat kebun, yang begitu banyak mempengaruhi proses produksi, misalnya curah hujan dan pembagiannya sepanjang tahun, kelembaban, lamanya penyinaran dan intensitas penyinaran cahaya matahari, tem- peratur, angin, elevasi dlsbnya.
Belum lagi persoalan detail teknis perawatan pertumbuhan pertanam- an, misalnya mengenai larutan pupuk A-B mix, EC, pH, temperatur larutan, oksigen-terlarut, fluktuasi kebutuhan tanaman akan kation dan anion, masa vegetatif dan generatif, dlsbnya.
Marketing juga fluktuatif, dan perencanaan delivery kepada pelanggan harus dibuat untuk jangka waktu 3 bulan, sebulan, seminggu dan hari- hari dalam seminggu, pada waktu pengantaran dan volume yang sudah disetujui dengan fihak penerima.
Dan ... last, but not least ... adalah penagihan pembayaran atas komoditas yang telah kita serahkan berminggu-minggu atau bulan yang lalu. Di situ barulah terlihat "bottom line" apakah perusahaan angka hasil usahanya merah atau hitam, rugi atau untung. Barulah kita bisa bernafas lega.
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING HIDROPONIK : Nomer urut 61.
PENAMPILAN SAYURAN YAHUD, TETAPI RASA KURANG SREG.
(Saduran dari Catatan Kecil no. 24, Revised edition)
Sering terlihat sayuran hidroponik penampilannya mengesankan, tetapi ketika dihidangkan, rasanya "kurang menggigit", atau "kurang sreg". Sebab musababnya adalah rendahnya penggunaan EC yang digunakan.
Yang biasa menggunakan budidaya dengan media tanam, misalnya arang sekam, memang terbiasa memberi nutrisi dengan EC rendah, sekitar 1,5 mS/cm, karena selalu terjadi akumulasi nutrisi, sehingga kadang-kadang EC bisa mencapai angka 2,5, dan tanaman sayuran daun memberi penampilan yang yahud.
Pada budidaya NFT yang menggunakan air sebagai media, tidak terjadi akumulasi semacam yang dibicarakan di atas, sehingga terpaksa mem- beri nutrisi dengan EC yang langsung tinggi, semisal 2,5 untuk sayuran daun, untuk mendapatkan penampilan yang baik dan rasa yang enak.
Jadi, bagi sayuran daun dengan budidaya media air, seperti NFT, Aeroponik, DFT, dsbnya, gunakanlah EC yang relatif tinggi, tetapi juga harus ingat bahwa ada nilai ambang keracunan pada EC sekitar 3,0 - 3,25. Lagi pula semakin tinggi EC diberikan, semakin berkuranglah efisiensi penyerapannya oleh akar, karena faktor jenuh, sesuai dengan hukum "law of deminishing return".
Untuk tanaman yang berkayu, semisal tomat, paprika, cabai, terung, yang ditanam secara budidaya hidroponik, nilai ambang keracunannya lebih tinggi lagi, diduga > dari EC 5 - 7 mS/cm, sehingga Anda berpelu- ang untuk menggunakan batas pemberian EC yang lebih tinggi lagi.
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING HIDROPONIK : Nomer urut 62.
PENAMPILAN YAHUD, TETAPI TIMBANGANNYA ENTENG.
(Saduran Catatan Kecil no. 25 ; Revised edition)
Penampilan sayuran terlihat hebat, tetapi ketika ditimbang,terbukti beratnya tidak sehebat penampilannya. Penghasilan kebun selalu diukur dengan jumlah kilogram sayuran yang dihasilkan oleh kebun.
Penampilan sangat tergantung dari turgor, tegangan sel. Vakuola dalam sel berisi kation dan anion unsur-unsur hara, dan setiap ion selalu memi- liki selimut air, sehingga sel akan menggembung, disebut turgornya baik.
Kalau kita banyak memberi nutrisi amonium dalam larutan A-B mix, maka akar dengan rakus akan menyerap seluruh amonium yang ada, tanpa menoleh pada sumber N lainnya, misalnya nitrat. Sebabnya ialah amonium, NH4+, kation yang bermuatan listrik positif, dan akar bermuatan listrik negatif, jadi cocok untuk dikawini atau disintesa.
Lagi pula amonium, NH4+, sangat ringan. Coba simak : Berat atom N = 14, H = 1, jadi NH4 ringannya 18. (Ringannya sama dengan air, H2O, berat atom H = 1, dan O = 16, jadi ringannya H2O juga 18)
Banyaknya amonium diserap masuk ke dalam tubuh tanaman, semakin banyak pula air yang mengikutinya, sehingga sel yang semula berkuran kecil, sekarang berukuran raksasa, besar, menggelembung, gagah, tetapi konsistensinya amburadul, berisi amonium dan air melulu. Sayuran terasa hambar, tidak ada rasa maupun aroma. Lagi pula tanaman menjadi rentan terhadap serangan penyakit cendawan, dan terpengaruh sekali oleh tiupan angin kering pada kondisi kelembaban nisbi rendah.
Yang parah adalah, bahwa penampilannya gagah, tegap dan besar, tetapi ketika ditimbang, menunjukkan angka timbangan yang rendah. Padahal penghasilan kebun selalu diukur dengan jumlah kilogram yang dihasilkan oleh kebun.
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING HIDROPONIK : Nomer urut 63.
CARA MENGHITUNG PERSENTASE UNSUR DALAM SUATU IKATAN KIMIA.
Ada yang bertanya mengenai bagaimana cara mengetahui persentase suatu unsur tertentu dalam suatu ikatan kimia ? Ambil contoh yang musy- kil, misalnya Kalsium amonium nitrat, 5Ca(NO3)2.NH4NO3.10H2O. Diketahui bahwa berat atom Ca = 40; N = 14; O = 16; H = 1, sehingga 200 + 140 + 480 + 14 + 4 +14 + 48 + 180 = 1080. Kemudian Ca = 200/1080 X 100 % = 18,5185 %, dan karena 5185 lebih dari 5000, maka diadakan pembulatan ke atas, dan menjadi persentase Ca = 19 %. Lalu menyusul N-NO3, ialah : (140 + 14)/1080 X 100 % = 14,259. disederhanakan menjadi 14,4 %. Yang terakhir N-NH4 : 14/1080 X 080 = 1,296, di sederhanakan menjadi 1,1 %.
Angka-angka ini bisa terlihat pada formulir untuk meramu pupuk hidroponik yang terbaru. Pada buku "Meramu Pupuk Hidroponik', angka-angka itu sedikit berbeda. Dianjurkan menggunakan anka-angka pada formulir terbaru.
Angka-angka persentase ini kemudian dicetak pada zak plastik yang membungkusnya. Mencong-mencong sedikit, kita tidak usah persoalkan, karena itu hal yang kecil, tidak akan berpengaruh pada kerja di lapang- an. Tiap pabrik pembulatannya berbeda sedikit, tergantung pada selera tukang hitungnya. Biasanya pembulatannya ke atas supaya angkanya membesar, dan menunjang sales dan keuntungan.
Kadang angka persentase kandungan itu bisa didapat dari literatur, mudah diunduh dan digunakan, sedang ketelitiannya adalah tanggung jawab pengarang buku.
Untuk keperluan science, bisa pula berat atom diambil dari daftar Mendeleyef (masih ingat ?), dengan beberapa digit dibelakang koma, disertai penghitungan yang musykil.
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING HIDROPONIK : Nomer urut 64.
APAKAH AIR HUJAN BER-EC ?
Bila pada waktu hujan banyak sambaran petir, maka air hujan cenderung asam. Sebabnya ? Voltage petir sangat tinggi, sehingga oksigen,O2, bisa dirubah menjadi Ozon, O3, dan terciumlah bau bawang putih. Ozon kemudian terurai menjadi oksigen, O2, dan On (yang disebut juga O-status nascendi, atau O-aktif. Kemudian O-aktif ini bereaksi terhadap Nitrogen, N2 (yang di udara berkadar 79 %), sehingga terjadi nitrit, yang dengan air hujan menjadi asam nitrat, jatuh ke bumi dalam bentuk air hujan yang ber-pH cenderung asam (pH 6,9 ?, dibawah titik netral yang 7,0).
Kecuali terpengaruhnya pH dari netralnya air hujan menjadi cenderung asam, EC-nya pun terpengaruh (EC 0,1 mS/cm?).
Zaman dahulu ada yang iseng menghitung, berapa jumlah nitrogen yang jatuh ke bumi bersama air hujan, dan ditemukan bahwa dalam suatu musim petir, yang lamanya sekitar 3 bulan, per hektar bumi menerima 42 kg/hektar/musim. Lumayan !
Daerah mana saja yang menerima rahmat yang sebesar itu ? Banyak desa bernama "Petir"! Pasar Minggu, Depok, Gandaria, Parung, di Kabupaten Bogor, rupa-rupanya tanahnya mengandung banyak "heavy metals", a.l. besi dan aluminium, yang merupakan daya tarik yang kuat terhadap sambaran petir, sehingga daerah tersebut banyak kerusakan alat rumah tangga elektronik, dan banyaknya bengkel reparasi alat elektronik. Di wilayah itu jangan gampang-gampang menyumpahi orang "disamber geledek, Lo"!
Nitrat bertendensi generatif (dibanding dengan amonium yang bertendensi vegetatif), sehingga di wilayah petir itu tanaman buah rajin berbuah. Almarhum Kris Biantoro mencipta lagu yang penuh buah2an, yang berbunyi : "nDondong opo Salak, .... dari Pasar Minggu". Itu berkat "blessing" 42 kg N-NO3, N-nitrat/hektar/musim petir!
Hati-hati! Di wilayah petir jangan gegabah menyumpahi orang "biar lo disamber geledek!", karena banyaknya kemungkinan itu bisa terjadi !
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING HIDROPONIK : Nomer urut 65.
NFT, NUTRIENT FILM TECHNIC, HIDROPONIK TALANG LANDAI.
Semula berkenalan dengan NFT ialah pada tahun 1983, di Jalan Semboja, Depok, greenhouse milik Almarhum Ir Sunarto, yang diimpornya dari Belgia. Gully-nya dari stainless steel, lebar 25 cm, tinggi 5 cm, panjang 6 meter. Digelari helaian plastik hitam lebar 60 cm, ditekuk sisinya keatas untuk membungkus kubus rockwool 10 X 10 X 10 cm, ber-anak-semai tomat tinggi 10 cm. Sepanjang helaian plastik hitam diberi "mat", kasuran rockwool, tebal 1 cm, lebar 10 cm. Kelandaian talang sekitar 2,5 %. Pupuk dan pestisida semuanya dari Belgia. Terlihat tanamannya sangat mengesankan, buahnya besar, berat dan berkilauan.
Saya kemudian menyontek dan merekayasa konstruksinya. Timbullah idea untuk menggunakan talang hujan rumah tangga, terbuat dari PVC, panjang 4 m, lebar 11 cm, dan tinggi 12 cm, berbentuk huruf U, bagian atas terbuka. Karena pada saat itu rockwool belum dikenal, maka digunakanlah serat sabut kelapa, yang digulung seperti tong dan dijadikan tempat menanam anak-semai tomat. Helaian plastik hitam diselimutkan sekeliling kubus anak-semai, yang dipindah-tanamkan dengan jarak 30 cm. Kasuran tidak digunakan, karena tidak ditemui bahan yang dapat digunakan untuk keperluan tersebut.
Kultivar tomat yang digunakan kala itu adalah "Precious", yang ukurannya sedengan. Waktu itu belum dikenal A-B mix, karena tiadanya literatur ataupun percontohan. Digunakanlah pupuk kompon NPK sekenanya, tanpa menyadari soal pH, EC, oksigen-terlarut dsbnya. Hasilnya, yah, begitu-begitu saja, tetapi kepuasan yang didapat bukan main besarnya !
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING HIDROPONIK : Nomer urut 66.
NFT : TALANG ATAU PIPA.
Pada NFT, Nutrient Film Technic, Hidroponik Talang Landai, ada kata "film", yang berarti lapisan tipis air. Talang-hujan rumah-tangga, diberi kelandaian (slope) tangens 2,5 %, atau 1 : 40, atau turun 2,5 cm tiap meternya.
Larutan pupuk A-B mix dengan EC 2,0 - 3,0, dan curah/ flowrate 2 liter/talang/menit, dikucurkan di ujung atas, meluncur ke ujung bawah, dengan aliran setipis 3 mm, Karena bergulung-gulung, beriak-riak, turbulensi, dan bersentuhan langsung dengan udara di atasnya, larutan tipis itu diperkaya kandungan oksigen-terlarut-nya.
Tanaman memanfaatkan tingginya oksigen-terlarut dalam larutan, untuk melajukan proses respirasi/pernafasan, sehingga tanaman tidak akan pernah mengalami defisiensi/kekurangan oksigen. Energi yang dihasilkan melimpah ruah, memacu anabolisma/pembangunan, sehingga derajat pertumbuhan positif. Tidak diperlukan taambahan blower atau aerator.
Kalau menggunakan pipa pralon, misalnya dengan diameter 2 inci, dan dibolongi di atasnya untuk lubang tanam dengan diameter 3,5 cm, dimiringkan dengan tangens 2,5 %, dan dialiri larutan dengan curah/ flowrate 2 liter/pipa/menit, maka larutan di pipa akan berkumpul di tengah, merupakan aliran yang tebal, nantinya dipenuhi dengan perakaran, maka sukar terciptakan turbulensi, riak-riak, yang bisa memperkaya kandung- an oksigen-terlarut. Bertumpuknya perakaran ditengah, juga menimbul- kan persaingan antar-akar untuk mendapatkan air dan nutrisi.
Ketika tanaman sudah jangkung dan besar, sering terjadi tanaman doyong, dan larutan tumpah keluar melalui lubang tanam, karena miringnya posisi pipa.
Menghadapi pilihan antara talang yang dasarnya "flat", dan pipa yang dasarnya cekung, saya memilih flat-nya talang.
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING HIDROPONIK : Nomer urut 67.
NFT : KORELASI UKURAN TALANG DENGAN TANAMAN YANG DITANAM.
Bila pada NFT, Nutrient Film Technic, Hidroponik Talang Landai, kita menggunakan talang-hujan rumah-tangga, terbuat dari PVC, panjang 4 m, yang ukuran dasarnya 11 cm, bisa dengan mudah menanam kangkung, bayam, selada keriting. Tetapi Romaine lettuce, yang ukurannya besar dan tinggi, mungkin akan sedikit sulit untuk memeliharanya hingga umur lanjut, dan terpaksa di panen lebih awal.
Belakangan ini banyak talang, atau sering disebut "gully", yang siap pakai didatangkan dari luar negeri. Di dalam negeri juga ada kabar bahwa ada yang akan mulai membuatnya, tetapi terhalang dengan kuantitas yang harus dipesan. Potongan melintangnya berbentuk trapezium, dengan lubang tanam di atasnya , dengan garis tengah sekitar 3,5 cm, jarak antar lubang tanam 15 atau 20 cm. Ada pula yang berbentuk empat persegi panjang, dengan panjang 6 meter.
Saya pribadi naksir menggunakan talang-hujan, yang lebar dasarnya 17 cm dan 27 cm, yang terlihat di toko bahan bangunan di Duren Sawit, Kali Malang, Jakarta Timur. Dengan talang yang demikian lebarnya, leluasa sekali menamam cherry tomato hingga umur 9 bulan. Hal ini juga memungkinkan untuk mendua-cabangkan tanaman tomat tersebut, dan memelihara hingga panjang tanaman itu 16 meter. Walau satu butir benih harganya mahal, bila bisa memelihara untuk jangka panjang dan menghasilkan belasan kilogram buah per pohonnya, pulang modallah kita. Ini hanya karena lebar talangnya istimewa. Sekarang sedang difikirkan modifikasi konsep ini, yang bisa dan mudah diterapkan di kondisi dalam negeri kita.
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING HIDROPONIK : Nomer urut no. 68.
NFT : BERAPA KELANDAIAN TALANG YANG OPTIMAL?
NFT, Nutrient Film Technic, Hidroponik Talang Landai, memerlukan pemikiran tentang besarnya kelandaian tangens talang/gully yang kita gunakan. Talang-hujan rumah-tangga, yang paling sering digunakan di Indonesia, terbuat dari PVC, panjangnya 4 m, lebar dasarnya 11 cm, tingginya 12 cm, bagian atasnya terbuka, membuat konfigurasi U.
Dipasang dengan kelandaian biasanya 1 : 40, berarti turun 1 cm untuk tiap 40 cm, turun 2 1/2 cm untuk tiap meter, atau tangens 2,5 %. Tipisnya air yang meluncur ke bawah akan setebal 3 - 4 mm, dan karena tipis, disebut "film". Untuk kelandaian 1 : 40 diperlukan curah aliran/flowrate sebesar 1 liter/menit/talang.
Ketika tanaman masih kecil, akar masih sedikit, tangens 2,5 % masih memberi aliran yang mencukupi kebutuhan tanaman. Pada umur tanaman yang lanjut, akar tanaman mulai lebat, hingga aliran lartannutrisi sulit menembus kepadatan akar, sehingga tanaman di ujung bawah kurang mendapat aliran yang cukup. Besarnya derajat tangens terpaksa diperbesar dari 2,5 % menjadi 5 %, jadi kelandaian turun 5 cm untuk tiap satu meter. Diharapkan aliran dapat menembus kepadatan akar dan membawa nutrisi hingga mencapai tanaman yang paling ujung bawah.
Sekalian saja diambil kebijakan untuk menggunakan kelandaian 5 %. Tiga gully disambung menyambung, 3 X 4 = 12 m, atau dua gully 2 X 6 = 12 m, terbukti masih cukup rendah, dan mudah dicapai oleh karyawan yng tingginya tidak seberapa.
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING HIDROPONIK : Nomer urut 69.
MENANAM MELON DI DAERAH YANG SALINITAS AIRNYA TINGGI.
Sabtu lalu, ketika memasuki Simpang Lima, kota Semarang, terlihat air menggenang di jalan raya. Saya menyangka habis hujan, tetapi diberi keterangan bahwa air itu adalah akibat rob, air yang tidak dapat mengalir ke laut karena pasang, atau air laut yang masuk/intrusi ke darat.
Saya tidak berkesempatan untuk mencicipi air tersebut, sehingga tidak tahu apakah air itu anta/brackish atau asin. Karena baru selesai suatu workshop hidroponik di Batang, di mana melon merupakan topik yang penting, maka terbayang kemungkinan adanya teman sejawat yang akan menamam melon di daerah yang airnya anta.
Daerah pantai sering airnya bersalinitas tinggi, mengandung banyak macam garam, terutama garam dapur NaCl, natrium chlorida, yang merupakan elektrolit, jadi terurai menjadi kation Na+ dan anion Cl-. Bila kadar Na+ tinggi, maka air tersebut dikatakan "sodicity"-nya tinggi. Bila kadar Cl-nya tinggi, disebut "salinity"nya tinggi.
Unsur Na+ memang dapat pula memberi manfaat pada tanaman tertentu, misalnya sebagai "surogat"/pengganti peran unsur K, ditanah yang kandungan hara K-nya rendah. Pohon kelapa yan tumbuh di wilayah itu tangkai daunnya lemah, akibatnya daunnya bergantung lemas sejajar batang. Itu sebabnya petani setempat sering menabur garam dapur ke pohon kelapanya di wilayah itu,
Sayangnya ialah bahwa unsur Na lebih banyak buruk daripada manfaatnya, a.l. dapat menaikkan angka pH, sehingga beberapa unsur yang dulunya larut, tiba-tiba mengendap, karena tergeser keluar daerah zona aman pH-nya. Na juga dapat mendesak penyerapan Ca oleh akar, sehingga tanaman menderita defisiensi/kahat Ca, dengan segala akibatnya.
Unsur Cl-, dalam jumlah sedikit perlu untuk mengatur buka tutupnya sel penjaga stomata. Dalam jumlah banyak, unsur ini menguak lebar-lebar "noktah", lubang penghubung antar-sel, sehingga air dari mana-mana masuk ke dalam sel, yang berubah menjadi sel raksasa, dengan kon- sistensi sitoplasma sel yang amburadul, jadi unsur Cl merusak rumah-tangga-air (water household) jaringan. Tanaman kemudian peka terhadap perubahan cuaca, juga menjadi rentan terhadap serangan penyakit cendawan. (BERSAMBUNG)
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING HIDROPONIK : Nomer urut 70.
MENANAM MELON DI PESISIR YANG TER-INTRUSI AIR LAUT.
Wilayah dengan salinitas airnya yang tinggi, airnya didominasi oleh ion-ion Cl- dan Na+. Beberapa negara membagi tanaman dalam golongan yang Halophytes, senang tumbuh dengan adanya unsur Cl, dan golongan Glycophytes, yang menderita bila di airnya salinitasnya tinggi, yang mempunyai ketrampilan mengusir keluar unsur Cl- dan Na+ melalui akar.
Sayangnya kita tidak mengetahui nilai ambang keracunan salinitas untuk melon. Di beberapa negara batasannya ialah EC 4,0 mS/cm, di atas mana tanaman tidak dianjurkan untuk diproduksi. Kesulitan apa yang mungkin timbul dengan keadaan ini? Berikut jawabannya :
Di Marunda, Jakarta Utara, tidak jauh dari pantai, salinitasnya EC = 2,4. Ingin produksi melon dengan menggunakan EC 2,8. Jendela yang tersedia hanyalah 2,8 - 2,4 = 0,4. Mana mungkin berproduksi dengan EC 0,4! Dicoba dengan dipaksakan, maka EC-nya menjadi 2,4 + 2,8 = 5,2! padahal diduga "phytotoxicity level" salinitas sekitar 3,25. Dapat dipastikan bahwa EC jauh di atas nilai ambang tersebut, yang menyebabkan "konsistensi" selnya amburadul, tanaman tumbuhnya dengan rasio unsur-unsur yang ngaco, tanaman menjadi lemah terhadap serangan penyakit cendawan.Tak lama kemudian pertanaman hancur oleh serangan "powdery mildew".
Menurut beberapa literatur luar negeri, kehancuran itu sedikit bisa dihindari dengan banyak memberi nutrisi Ca++ (misalnya dalam bentuk Ca-nitrat), yang bisa mendesak penyerapan Na+, sehingga bisa menurunkan angka salinitasnya.
Untuk mendesak Cl-, gunakanlah nitrat yang banyak, karena nitrat adalah "antagonisma", seterunya Cl-. Jadi, di pesisir Anda bisa berproduksi melon, walau dengan risiko, mengingat di wilayah itu adalah pasar yang menganga bagi melon.
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING HIDROPONIK : Nomer urut 71.
UNSUR HARA MIKRO DALAM MERAMU PUPUK HIDROPONIK A-B MIX
Enam unsur hara mikro essensial, yaitu Fe, Mn, CU, Zn, B, dan Mo, kebanyakan berperan sebagai enzym, untuk memicu dan memacu proses fisiologi.
Fe dalam bentuk Ferro ++, sering bertindak antagonistik (mengganggu unsur lainnya), maka ia "diberangus" dengan suatu "chelating agent" ber-inisial EDTA, singkatan dari "ethylene di-amine tetra acetic acid", sehingga unsur Ferro tadi tidak bisa lagi "menzalimi" unsur lainnya.
FeEDTA tetap masih dijauhkan dari unsur mikro lainnya, dan ditempatkan di pekatan/kon- sentrat A. Unsur Mn, Cu, Zn, B, dan Mo, yang masih dalam bentuk garam sulfat, di B.
Menyediakan enam unsur dalam keadaan siap pakai dan dalam jumlah yang mencukupi, sangat sulit pengadaannya, karena harus belannja di lebih dari satu tempat, dan tidak selamanya tersedia di toko yang dituju.
Suatu waktu bertemu dengan gabungan "micro nutrients", di mana ke enam unsur itu berada dalam suatu kemasan, dengan proporsi yang dapat diterima dengan lega. Enam kali menimbang, sekarang diganti hanya dengan sekali saja. Cara baru ini saya telah gunakan bertahun-tahun, dan selama itu tidak saya alami keluhan apapun. Simaklah keterangan berikut.
Nama perusahaan : BASF. Nama produk : Librel BMX.
Element Water soluble (%) Chelated by EDTA (%)min
Boron (as B) 0,875 as sodium borate
Copper (as Cu) 1,70 1,62
Iron (as Fe) 3.35 3,18
Manganese (as Mn) 1,70 1,62
Molybdenum (as Mo) 0,023 as sodium molybdate
Zinc (as Zn) 0,60 0,57
Practical pH stability Range 4 - 9 (in aqueous solution)
Dengan 40 gram BMX per 1.000 liter A-B mix, didapat hasil yang optimal
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING HIDROPONIK : Nomer urut 72.
KETIKA MEMBUAT PEKATAN A dan B, APAKAH AIR BAKUNYA PERLU DISETEL DULU pH-NYA ?
Saya pribadi tidak pernah menyetel pH air baku untuk membuat pekatan/konsentrat A maupun B. Entah itu betul, entah tidak. Saya berpendapat bahwa pekatan tentunya sulit untuk mengukur pH-nya, karena kekentalannya. Cari-cari di literatur, tidak bertemu, dan juga karena literatur yang dapat dijumpai hanyalah sedikit.
Sering terdengar bahwa digunakan adalah aqua destilata, air suling. Fihak lain menyatakan aiar sumur pun cukup murni untuk digunakan. Ada pula yang menggunakan air minum kemasan untuk melarutkannya.
Hal ini berlangsung belasan tahun, tetapi anehnya... selama itu tidak ada keluhan mengenai pH, pada penggunaan pekatan untuk meracik larutan pupuk hidroponik A-B mix siap pakai.
Pengukuran dan penyesuaian pH dilakukan pada larutan siap pakai di dalam tandon/reservoir, setiap pagi, sebelum dan setelah menambahkan air baku, pekatan A dan pekatan B dalam volume yang sama. Kemudian pompa air dijalankan kembali, untuk menyalurkan larutan pupuk ke instalasi produksi.
EC pekatan pun tidak pernah diukur, karena kekentalannya pastinya tinggi. Nanti setelah A-B mix terbentuk, barulah EC-meter berperan, untuk mengetahui apakah kepekatannya sesuai dengan EC yang kita kehendaki untuk tanaman yang kita kultivasi.
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING HIDROPONIK : Nomer urut 73.
POMPA AIR PADA INSTALASI HIDROPONIK DIBEKALI BACKWASH.
Instalasi hidroponik, misalnya pada NFT, pada pompa airnya, ada pipa pengeluarannya menuju ke talang-talang produksi. Sebaiknya di tempat itu diberi pralon cabang T, dan dengan dilengkapi dua kran, dapat mengalirkan larutan pupuk dari tandon, melalui kran pertama ke talang-talang instalasi produksi, sedangkan kran kedua mengalirkan sebagian kecil larutan kembalike tandon.
Pengaliran kembali ini dimaksud untuk meng-agitasi larutan di tandon, dalam usaha meratakan EC, pH, temperatur larutan, dan oksigen-terlarut.
Terutama pada setiap pagi, di mana volume larutan di tandon ditingkatkan kembali hingga tinggi seharusnya, ditambahi pekatan A dan B hingga angka ideal yang ditetapkan, dan penyesuaian pH dengan asam kuat atau alkali kuat.
Pengaliran kembali ke tandon sering disebut "backwash" atau "backflow", dan juga digunakan untuk mengatur derasnya aliran larutan ke instalasi, dengan membesarkan atau mengecilkan aliran larutan di backwash itu. Bila backwash dikecilkan, maka aliran ke instalsi akan membesar. Sebaliknya bila backwash dibesarkan, akan mengurangi derasnya aliran larutan ke instalasi.
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING HIDROPONIK : Nomer urut 76.
PENAMPILAN SAYURAN JAHUD, TETAPI TIMBANGANNYA ENTENG.
Di kebun, sayuran terlihat berukuran besar, berpenampilan gagah menggiurkan, tetapi ketika ditimbang, menunjukkan angka timbangan yang rendah. Penjualan yang berdasarkan timbangan akan sedikit dikecewakan. Boleh dikatakan “berat jenis”, “specific gravity”-nya kecil, yang menyebabkan tonnase-nya dibawah harapan, mengingat transaksi jual beli sayuran berpedoman pada bobot.
Sebabnya ialah sayuran terisi penuh dengan air dan unsur hara nutrisi yang ringan. Misalnya air H2O, yang berat molekulnya (2 X 1 ) + 16 = 18 (dengan berat atom H = 1, dan O = 16). Hara/nutrisi yang ringan, misalnya amonium, NH4+, yamg berat kation-nya = 18 (dengan berat atom N = 14, dan H = 1)
Masuknya air ke dalam body sayuran, ialah karena terbawa sebagai mantel air kation dan anion, yang diserap akar dari media tanam. Garam-garam komponen pupuk hidroponik, yang anorganis, selalu berbentuk elektrolit, yang dalam air akan terurai menjadi kation dan anion. Tiap ion dibungkus oleh mantel air, sehingga air akan turut masuk terserap oleh akar ke dalam body tanaman, menunggangi wahana kation dan anion yang masuk terserapoleh akar. Semakin banyak ion yang terserap akar, semakin banyak mantel air yang turut terserap ke dalam akar, diangkut ke tajuk, memasuki sel-sel yang berada di seluruh tajuk, dan membentuk sel-sel raksasa. Tanaman terlihat besar dan gagah.
Amonium NH4+, bobotnya kecil, yaitu 14 + (4 X 1)= 18, dan terlihat seringan air, yang juga 18. Karena ringannya, maka akar menyerapnya sebanyak mungkin. Air, yang merupakan mantel setiap ion, akan turut terserap banyak, masuk dari mana-mana melalui lubang noktah di dinding sel. Di dalam sel, air mengisi kantung vakuola penuh dengan air, yang menyebabkan ukuran sel membesar, dan menyebabkan turgor/tegangan sel membesar. Tanaman terlihat besar, gagah dan menggiurkan.
Tetapi ... sel penuh dengan air dan amonium, kedua-duanya ringan, maka “berat jenis sayuran” mengecil, dan sayuran menjadi ringan timbangannya. Padahal penampilannya besar, gagah menggiurkan!
Hal ini terjadi kalau kita berlebihan memberi amonium, yang berarti tanaman mengalami “ammonium toxicity”, keracunan/kelebihan amonium.
Nitrat, NO3-, yang juga sumber hara N, yang jauh lebih berat, tidak akan menujukkan gejala toksisitas demikian. Karena beratnya, tidak banyak nitrat diserap, air pun tidak banyak memasuki sel, sel dipenuhi dengan nutrisi, tanaman berat-jenisnya meningkat, dan tanaman berat di timbangan. Produsen beruntung dalam timbangan.
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING HIDROPONIK : Nomer urut 77.
SAYURAN PENAMPILANNYA BESAR MENARIK, TETAPI TIADA RASA KETIKA DIKONSUMSI.
Sayuran penampilanmya besar, gagah, dan menarik, membangkitkan selera pada pembe- lanja untuk membelinya. Setelah dihidangkan di meja makan, barulah ketahuan bahwa rasanya jauh dibawah kesan penampilannya. Mengapa sayuran itu bisa begitu hambar?
Jawabannya adalah : Disadari bahwa untuk mencapai bobot panen yang tinggi, diperlukan dipacunya pertumbuhan vegetatif, dengan meningkatkan asupan nitrogen. Yang murah adalah yang dalam bentuk amonium. Maka ditingkatkanlah asupan Amonium sulfat, (NH4)2SO4, yang menghasilkan N-amonium sebesar 21 %. Atau digunakan Urea, CO(NH2)2, dengan N-NH4+ sebesar 46.6 %.
Amonium adalah kation yang ringan. NH4+, yang berat kationnya 18 ( dengan berat atom N = 14, dan berat atom H = 1) adalah seringan air, H2O, yang juga 18 berat molekulnya.
Karena ringannya, maka dengan rakus akan diserap sebanyak mungkin masuk melalui akar, diangkut melalui xylem apikalis, mengarah ke atas, dan memasuki sel dari jaringan di semua organ tumbuhan. Disadari bahwa setiap ion, kation “as well as” anion, selalu di-mantel-i air, maka dengan banyaknya air yang masuk dan terkumpulnya di kantung-kantung vakuola, maka terbentuklah sel-selraksasa, yang menyebabkan panampilan tanaman besar dan gagah, ..... besar, tetapi sel hanya berisi air dan amonium tok, konsistensi sel encer, dan jangan mengeluh bila sayurannya hambar rasanya.
Solusinya adalah : Kurangi asupan amonium. Bila tanaman masih memerlukan N untuk pembesaran badannya, gunakan N-nitrat, yang walaupun ukurannya hanya kecil, tetapi kekompakannya baik, dapat menjamin rasa sayuran, yang rangsangannya didapat melalui syaraf-syaraf di ujung lidah! Sebagai sumber N-nitrat, gunakanlah kalium nitrat, KNO3, dengan bonus hara kalium, K, yang dapat meningkatkan rasa. Atau gunakan magnesium nitrat, Mg(NO3)2, dengan bonus hara magnesium, Mg, yang akan memacu pembentukan klorofil(chloros = hijau; phyllos = helai daun), yang berarti dalam proses foto-sintesa asimilasi karbohidrat. Atau gunakan kalsium nitrat, 5Ca(NO3)2.NH4NO3.10H2O, dengan bonus hara kalsium, Ca, yang memperkuat dinding sel dan meningkatkan ketahanan terhadap serangan penyakit cendawan. Disamping itu, unsur Ca dapat mempengaruhi titik tumbuh meristem di ujung akar, tepat di bawah udung akar, dengan meningkatkan jumlah, panjang, dan bercabangnya perakaran
YOS SUTIYOSO ; CATATAN PENTING HIDROPONIK : Nomer urut 78.
PENAMPILAN SAYURAN MENARIK, TETAPI DAYA SIMPAN DI GERAI TERLALU SINGKAT.
Penampilan sayuran besar, gagah, menarik, tetapi “shelf-life”, daya simpan di gerai supermarket singkat. Sebabnya ialah konsistensi selnya patut disesalkan. Konsistensi sel ialah kondisi di mana kepadatan kation dan anion di dalam vakuola sel diatur, dan disesuaikan dengan “water retaining capacity”, daya mengatur rumah-tangga-air di dalam sel. Seperti diketahui, jumlah air yang masuk ke dalam sel, berbanding lurus dengan jumlah ion yang masuk dan berada di dalam vakuola sel! Semakin banyak ion di dalam vakuola sel, semakin banyak air dapat dipertahankan dalam sel, dan semakin tinggi turgor atau tegangan sel, dan tanaman tampak tegak, segar, dan gagah. Tetapi ...
... bila RH (relative humidity) udara rendah, maka sel cepat kehilangan air atau dehidrasi, dan tanaman segera menampakkan gejala layu.
... bila temperatur terlalu tinggi, terpaksa sayuran meningkatkan respirasi untuk mendinginkan badannya, tanaman akan banyak kehilangan air/dehidrasi, tanaman melayu. Malahan dalam keadaan yang lebih parah, karena sayuran sangat peka terhadap pengaruh lingkungan, dehidrasi dapat menyebabkan turgor sel mengendur, kilau daun berkurang, menimbulkan kesan kusam, berlanjut dengan tanaman mengalami “plasmolysa”, yaitu nyoploknya sitoplasma dari dinding sel dan kemudian menepi, akhirnya selnya mati, berubah warna menjadi kuning, akhirnya hitam, dan kita menyebutnya “nekrosis”.
Konsistensi selnya dianggap terlalu rendah, terlampau banyak air memasuki sel, terbawa sebagai mantel air ion-ion. Diduga ion yang memenuhi vakuola terdiri atas ion-ion yang ringan-ringan, a.l. amonium, NH4+, yang berat kationnya 18 (Berat atom N = 14; berat atom H = 1, dan 4 H = 4. Dijumlahkan menjadi 14 + 4 = 18.) (Sama ringannya dengan molekul air, H2O, yang juga beratnya (2 X 1) + 16 = 18 pula.)
Solusi yang mudah ialah mengurangi asupan amonium. Bila tanaman masih memerlukan nurisi N untuk memperbesar body tanaman, please gunakan nitrat, misalnya kalium nitrat, KNO3, dengan kadar N-nitrat 13 %, dengan bonus unsur kalium, K, sebesar 38 %, yang baik sekali mengatur proses foto-sintesa, distribusi, transportasi, dan pergudangan hasil asimilat. Atau gunakan kalsium nitrat, 5 Ca(NO3)2.NH4NO3.10H2O, dengan kadar N-nitrat sebesar 14,4 %, dengan bonus unsur hara kalsium, Ca, yang memiliki pengaruh pada meristem titik-tumbuh di ujung akar, perangsangan untuk membentuk lebih banyak, - panjang, - bercabang, sistem perakarannya.
EC dan volume pemberian pupuk yang terlalu rendah pun tidak sanggup “menggandoli” supaya air tetap di dalam sel. Air banyak menguap, terjadi dehidrasi sel, turgor kendur, melayu, tidak menarik lagi. Shelflife, umur di gerai supermarket, menjadi pendek
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING HIDROPONIK : Nomer urut 79.
PIPA PRALON SEBAGAI GULLY UNTUK PRODUKSI SAYURAN HIDROPONIK.
Bila larutan mengalir dalam pipa pralon, maka aliran larutan akan memusat ke tengah pipa, dan membuat ke dalaman yang tebal, kadang mencapai > 2 cm. Apalagi bila yang digunakan pipa pralon ukuran 2 inch. Kedalaman yang sedemikian itu tidak bisa disebutkan “film” lagi, mengingat yang dinamakan film adalah lapisan yang tipis, sekitar 3 mm.
Kedalaman hingga > 2 cm, menyebabkan oksigen terlarutnya hanya rendah saja, dan tentunya berpengaruh pada proses respirasinya, yang bertugas menghasilkan energi, yang kemudian akan digunakan untuk menyerap nutrisi oleh akar dari larutan yang mengalir. Sulit untuk sekarang mengkategorikannya sebagai NFT, singkatan dari “nutrient film technic”, karena ketebalan aliran airnya. Hasil produksi dari instalasi pralon jarang dapat mencapai ukuran yang mengesankan, biasanya agak kurus, jangkung, dan biasanya bolting, telah mengeluarkan tangkai bung yang menjulang ke atas.
Perhatikanlah bahwa semua akar berkumpul ditengah pipa, dan berdesak-desakan berebutan makanan, dan banyak yang kalah, sehingga tanaman tidak rata pertumbuhannya.
Kalau tanamannya tinggi, maka tanaman yang ditanam dalam pipa, sering doyong, dan pertumbuhan selanjutnya timpang keseimbangannya. Pipa kadang terbawa miring dan air akan tumpah keluar dari lubang tanam. Apalagi bila ditanam dengan sistem A, dengan harapan akan mendapatkan populasi yang lebih tinggi per m2, pertumbuhan akan a-simetris, sehingga sulit dalam pengepakan produk untuk delivery ke supermarket.
Kalau ukuran pipanya besar, dan kita memakai netpot, maka sering akar tidak bisa mencapai larutan, dan tanaman akan melayu. Untuk menolongnya, kadang digunakan wick, yang memperpanjang jangkauan hingga sekarang dapat menjangkau larutan di dasar pipa. Wick menyalurkan larutan ke atas, sangat tergantung dari cuaca. Bila RH (relative humidity) tinggi, misalnya menjelang, sedang, atau setelah hujan, maka tidak ada “negative pressure” pada tajuk, yang dapat menyedot air dari dasar pipa ke tayuk tanaman. Maka pada saat itu derajat pertumbuhan mendekati nol.
Untuk hobbyist, skala rumah tangga, pipa pralon cocok, dan banyak digunakan sebagai gully, dan dapat menghasilkan sayuran dengan ukuran yang lumayan. Untuk memberi kadar nilai oksigen-terlarut yang lumayan, maka sebaiknya diberi kelandaian, setidaknya sebesar turun 1 cm untuk tiap meter pipa. Dengan adanya kelandaian, maka akan ada aliran larutan, akan timbul riak-riak, yang akan meningkatkan butiran air merambah oksigen dari udara, dan meningkatkan kadar oksigen-terlarut.
Pipa pralon berbagai ukuran bisa didapat dengan harga miring, di tiap toko bahan bangunan, di setiap jalan besar, di tiap kota.
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING HIDROPONIK : Nomer urut 80.
TALANG HUJAN, DENGAN DASARNYA YANG RATA, LEBIH UNGGUL UNTUK NFT.
Talang hujan rumah tangga, yang dasarnya rata, memberi kesempatan akar tersebar merata, mencegah tumbuh berdesak-desakan, mengurangi kompetisi menyerap nutrisi dari larutan yang mengalir. Keleluasaan menyerap hara tentunya berpengaruh positif pada penyerapan nutrisi oleh akar, sehingga menyebabkan derajat pertumbuhannya besar.
Dasar talang yang rata menyebabkan aliran nutrisi tipis-tipis saja, hanya setipis 3 mm, sehingga mempunyai kemungkinan menyerap oksigen dari udara sangat besar, dan dengan demikian meningkatkan kandungan oksigen-terlarut. Proses respirasi dapat berjalan jauh lebih baik, menghasilkan energi lebih banyak, dan sanggup menyerap nutrisi lebih banyak. Juga nutrisi yang bobotnya relatif lebih berat akan lebih mudah terangkat, misalnya K yang berat atomnya 39, Ca yang 40, dan unsur hara mikro a.l. Fe, ferrum, yang 57. Dengan semua unsur dapat terserap dalam jumlah yang memadai, maka dapat dipastikan bahwa konsistensi sel optimal, pertumbuhan dan kualitas hasil pasti lebih baik.
Dalam NFT, nutrient film technic, dimungkinkan memperbesar kelandaian, atau “slope” talang. Misalnya dari kelandaian 1 : 40, yang berarti tangens = 2,5 %, bisa saja kita tingkatkan menjadi 1 : 20, = tangens 5 %, yang menyebabkan larutan nutrisi mengalir lebih cepat, dan dalam turbulensi-nya meningkatkan kadar oksigen-terlarut, sehingga respirasi tanaman lebih gencar.
Flowrate atau curah larutan nutrisi dalam talang yang biasanya 1 liter/talang/menit, kita tingkatkan menjadi 2 liter/talang/menit, sehingga derasnya aliran nutrisi dalam talang menjadi semakin kuat, dan unusur-unsur hara dapat terserap lebih banyak, sehingga anabolisma/pembangunan body tanaman bisa berlangsung lebih pesat.
Pemeliharaan tanaman dalam kondisi matahari cerah sepenuhnya dari pagi hingga sore, akan menyebabkan proses foto-sintesa berjalan lebih lancar. Karbohidrat yang terbentuk berjumlah banyak, menyebabkan daya dukung respirasi tanaman optimal. Energi yang terbentuk leluasa, sehingga semua unsur hingga yang berat sekalipun terangkat. Sel, jaringan, dan organ, terbentuk sempurna, tinggi kualitas dan kuantitas hasil produksi.
Disilakan memperhatikan gambar dan foto instalasi hidroponik dan tanamannya pada majalah-majalah luar negeri, terlihat bahwa semua projek NFT yang komersial, selalu beralaskan talang gully yang dasarnya rata, flat, berbentuk empat persegi atau trapezium. Tidak terlihat digunakannya pipa pralon bulat.
Talang hujan rumah tangga banyak dijual di toko bahan bangunan, atau yang secara populer disebut Toko Material. Gully bentuk empat persegi atau trapezium, mulai terlihat ada yang mengimport dan mulai diproduksi di dalam negeri.
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING HIDROPONIK : Nomer urut 81.
BETAPA SULITNYA MEMPRODUKSI ANAK-SEMAI YANG BAIK.
Banyak yang tanpa menyadari telah terjungkal dalam usahanya membangun suatu usaha tani budidaya hidroponik. Usut punya usut, yang mengganjel terbukti adalah cara membuat dan merawat persemaian yang sanggup menghasilkan anak-semai yang tegap dan tinggi nilai keperidian/viability-nya. Anak-semai yang dihasilkan biasanya kutilang, kurus – tinggi – langsing, pucat, kurus, meliuk-liuk, dan bila diteruskan dipelihara, maka “makan ati”, karena yang didapat jauh dari yang mereka bayangkan sebelumnya.
Rupa-rupanya kebanyakan hobbyist ber-mindset bahwa persemaian itu harus gelap, mengingat begitu halnya di hutan belantara; benih-benih yang jatuh dari tumbuhan, berkecambah di dasar hutan di mana pencahayaan hanya remang-remang saja.
Kemudian, mengenai penyebaran benih. Terlalu rapat, hingga bedesak-desakan , itulah yang kerap terlihat. Kadang cukup dengan benih seperempat jumlahnya? Sebenarnya tidak terlampau sulit untuk mengira-ngira “lebensraum”, lingkungan hidup, yang diperlukan untuk tiap individu anak-semai. Karena itu, menanam dalam barisan sering diperkenalkan untuk mengatur jarak tanam anak-semai yang teratur. Tetapi masih saja ada kesalahan, dengan menyebar benih terlampau rapat di dalam barisan.
Hasilnya adalah anak-semai yang kurus, jangkung, pucat, dengan kotil terlihat diujung batang yang menjulang tinggi. Bila anak-semai yang demikian dipelihara, maka menurut pengalaman, umurnya untuk mencapai layak panen, menjadi lebih panjang. Ukuran buah sukar mencapai ukuran ideal, dan harus puas dengan buah yang berukuran kecil, dan bentuk yang tidak berarturan.
Anak-semai kelihatan kurus, dan ketika ditanya bagaimana pemupukan persemaian, jawabnya ialah bahwa ia sama sekali belum memupuk persemaian, mengingat bahwa kecambah akan memanfaatkan reserve makanan dalam kotil, serupa dengan anak ayam yang selama beberapa hari mengandalkan reserve makanan dalam bentuk kuning telur yang dibawanya ketika ia menetas. Sebagian memang benar, tetapi pada kecambah hypocotyl sudah terbentuk akar, yang alangkah baiknya dimanfaatkan dengan memberi pupuk pada kecambah, dengan maksud memacu pertumbuhan anak-semai.
Kebanyakan takut memberi pupuk pada anak semai, karena lembutnya kecambah. Diberi pupuk tipis-tipis saja, takut kecambah menjadi gosong, bila diberi larutan pupuk yang terlalu pekat. Paling diberinya larutan pupuk dengan kepekatan EC 0,8 mS. Berdasarkan pengalaman, anak-semai yang dihasilkan akan lebih tegap, lebih banyak yang dapat bertahan hidup, bila EC ditingkatkan menjadi 1,5 mS. Penulis sendiri menggunakan EC 2,0 tanpa ada keluhan keracunan maupun gosong.
YOS SUTIYOSO ; CATATAN PENTING HIDROPONIK. Nomer urut 82.
MENINGKATKAN DOSIS PEMUPUKAN SESUAI DERAJAT PERTUMBUHAN TANAMAN.
Ada yang menanam tanaman berbuah, al. Tomat, dengan EC 2,5 terus menerus, tanpa meningkatkan EC tersebut! Bisakah ia berhasil? Bisa ! Contohnya? Simak cerita berikut.
Digunakan sistem fertigasi, dengan menggunakan irigasi tetes, pada polybag berkapasitas 7 liter, dengan ukuran lebar terlipat X tinggi = 40 x 45 cm, diisi dengan “kuntan” = arang sekam, yang agak dipadatkan. Anak semai, yang ditanam di tengah sepotong kubus rockwool 5 X 5 X 5 cm , berdaun sejati 1 ½ helai, berumur 10 hari, dengan akarnya yang sudah panjang, ditanam ditengah polybag.
Pada hari-hari awal anak semai yang baru pindah-tanam itu dibanjur larutan pupuk 2 X/hari a 200 ml, 400 ml/hari, yang ber-EC 2,5. Beberapa hari kemudian di tingkatkan menjadi 3 X 250 ml = 750 ml/hari. Semakin berumur, semakin banyak pemberian pupuknya. Ditingkatkanlah pemupukan menjadi 4 X 300 = 1200 ml/hari. Karena tanaman tomat di-dua-cabangkan, maka ditingkatkan lagi pemupukan dengan 5 X 350 = 1750 ml/hari. Semua peningkatan pemberian pupuk ini, tidak disertai peningkatan EC larutan.
Memang kita tergiur untuk meningkatkan EC, karena pengaruh positifnya sangat besar terhadap kualitas dan kuantitas hasil. Tetapi kita harus mempertimbangkan jenis tanaman. Tomat tanaman yang berkayu toleran terhadap EC yang tinggi, jadi kita bisa saja meningkatkan EC hingga misalnya 5 mS. Bila tanaman itu melon, yang sukulen, banyak berair, yang nilai ambangnya hanya pada EC 3,0, maka kita harus “main” di zona aman, yaitu maksimum EC 2,5.
Memang ada yang berani menggunakan EC 2,8, tetapi tanaman berada di ujung tanduk, rentan terhadap “phytotoxicity”/keracunan. Seperti dimaklumi, bila ada angin kering meniup keras mendadak, maka tanaman banyak ber-respirasi, banyak kehilangan air, atau dehidrasi, maka EC bisa saja mendadak meningkat menjadi 3,0, dan kalau hal ini berlangsung lebih dari satu jam, mungkin saja nilai ambang keracunan terlampau, dan daun akan gosong.
Keterangan ini a.l. ingin menerangkan bahwa peningkatan pemupukan bukan hanya dengan meningkatkan “electro conductivity” saja, melainkan juga dengan peningkatan pemberian volume pupuk. Pada NFT, dengan meningkatkan “flowrate”/curah, misalnya dari 1 l/gully/menit menjadi 2 l/gully/menit. Pada NFT mungkin pula dilakukan dengan memperbesar “tangens” kelandaian, dari 2,5 % menjadi misalnya 5 %, sehingga larutan meluncur dengan lebih cepat. Berarti jumlah pupuk yang mengaliri akar jumlahnya lebih banyak, yang memberi kesempatan akar menyerap hara nutrisi lebih banyak lagi, yang berpengaruh positif bagi produksi.
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING HIDROPONIK : Nomer urut 83.
NILAI AMBANG KERACUNAN – PHYTOTOXICITY LEVEL.
Karena ingin meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil produksi, maka sering dilakukan peningkatan EC. Dilain fihak, harus diingat bahwa kita tidak bisa semena-mena meningkatkan angka EC, mengingat ada batasan tertentu yang tidak boleh dilampaui, yaitu Nilai Ambang Fito-toksisitas. Di atas nilai tersebut, keracunan yang terjadi biasanya gosong pada daun yang menghitam hangus, jaringan mati oleh kepekatan pupuk yang berlebihan.
Tiap kultivar (cultivated variety) memiliki nilai ambang sendiri. Bisa diterka, bahwa tanaman yang lunak atau sukulen dan banyak mengandung air, nilai ambangnya rendah, dan dengan EC yang rendah telah teracun, dengan gejala gosong, menguning, melayu, daun bergelayutan berkerut, disusul kematian.
Contohnya ialah tanaman pakchoy, caysim, bayam, yang mulai teracun pada EC sekitar 3,0 mS/cm, sehingga kita bekerja hanya hingga EC 2,5. Jendela sebesar EC 0,5 harus kita sediakan untuk bila sewaktu-waktu EC meningkat, misalnya karena RH (relative humidity, kelembaban nisbah) mendadak turun, yang menyebabkan transpirasi meningkat, tanaman kehilangan air atau dehydrasi, yang mengakibatkan EC naik.
Lagi pula, EC yang semakin tinggi dan mendekati nilai ambang, efisiensi penyerapan hara nutrisi dari media oleh akar, menurun sekali, berdasarkan hukum “law of deminishing return”. Jadi kita harus menahan diri, untuk berhenti pada angka EC tertentu.
Tanaman yang berkayu, semisal cabai, terung, tomat, paprika, mempunyai toleransi yang jauh lebih tinggi. Pernah diberitakan bahwa di India ada seseorang yang menanam tomat dengan EC 7,0 dan tidak melaporkan adanya keracunan. Bisa kita simpulkan bahwa nilai ambang keracunan tomat berada di atas angka EC 7,0. Di lain fihak, sering kita bertanya : Apakah perlu kita tingkatkan EC hingga mepet pada nlai ambang keracunan? Kadang titik optimal keuntungan berada jauh di bawah angka nilai ambang.
Bola EC sudah tinggi sekali, tetapi masih ada keinginan untuk meningkatkan pemupukan, maka tempuhlah jalan volume pemberian pupuk. Pada NFT, flowrate/curah yang sebesar 1 l/gully/menit, ditingkatkan menjadi 2 l/gully/menit. Atau kelandaian talang yang tangens 2 %, diperbesar menjadi tangens 4 %, perbedaan tinggi 4 cm per meter talang, sehingga larutan meluncur dengan lebih cepat, seolah-olah akar disuapi makanan dobbel lebih cepat.
Dengan memperbesar tangens dari 2 menjadi 4 %, berarti “film” larutan di talang menjadi lebih tipis, yang berarti air bersentuhan dengan oksigen dari udara lebih banyak, kadar oksigen-terlarut meningkat. Respirasi/pernafasan terpacu, energi lebih banyak terbentuk, tanaman lebih powerfull untuk menyerap ion-ion dari larutan. Komplitnya nutrisi yang sekarang dapat diserap tanaman, menyebabkan tanaman tumbuh dengan sempurna!
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING HIDROPONIK : Nomer urut 84.
KEBUTUHAN AIR OLEH TANAMAN
Berapa banyakkah diperlukan air oleh tanaman untuk tumbuh dengan baik ? Penyerapan air dari media oleh akar umumnya karena merespons terhadap “transpirasi” oleh tanaman. Transpirasi atau “berkeringat” ialah pergerakan air di dalam tanaman, untuk mengganti air yang hilang oleh “evaporasi” atau penguapan, kebanyakan oleh daun. Memang ada juga kehilangan air, karena digunakan untuk proses foto-sintesa asimilasi karbohidrat, tetapi jumlahnya tidak seberapa.
Besarnya evaporasi disebabkan oleh beberapa faktor utama, a.l.
1. Species atau kultivar (cultivated variety) yang ditanam, dengan sifat khasnya, misalnya lebarnya daun, tipisnya daun, melengkung atau ratanya daun, sudut arahan daun terhadap ranting, tata letak berdesakannya daun.
2. Ukuran tanaman. Tanaman yang besar, jumlah luas efektif seluruh daunnya tentunya lebih besar daripada tanaman yang ukurannya kecil.
3. Umur yang berhubungan dengan kedewasaan organ tanaman. Daun, ranting, cabang yang masih muda, epidermisnya belum tebal, penguapannya besar. Organ yang sudah tua, epidermisnya sudah tebal dan kuat, kadang sudah diliputi “callus”, lapisan gabus, yang mengurangi penguapan.
4. Radiasi, terutama cahaya matahari. Radiasi semakin intens, semakin banyak kehilangan air. Gelombang cahaya bila mengenai/menyinari tanaman, berubah menjadi panas, yang menyebabkan evaporasi lebih besar.
5. Temperatur udara. Bila temperatur udara tinggi, maka temperatur tanaman juga meningkat, evaporasi untuk mendinginkan kembali tanaman, juga meningkat.
6. Kelembaban nisbah (RH, relative humidity) bila rendah, maka evaporasi tanaman meningkat, dan tanaman banyak kehilangan air.
7. Bila angin bertiup keras, terutama angin yang kering, maka evaporasi meningkat.
Terhadap setiap situasi yang mencekam, pasti ada solusi-nya, tetapi harus dipertimbangkan mana yang secara teknis lebih mudah diterapkan, dan secara finansial lebih hemat biaya! Harus segera dikerjakan, karena banyak yang bisa menyebabkan musibah yang lebih besar lagi, bila tidak secepatnya dilaksanakan.
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING HIDROPONIK : Nomer urut 85.
SISTEM PENGELOLAAN AIR PADA HIDROPONIK.
1. Sistem aliran.
Contohnya ialah NFT, Nutrient Film Technic, hidroponik talang landai. Larutan nutrisi dialirkan pada dasar talang, atau kadang disebut “gully”, dengan “flowrate”, atau curah, misalnya 1 liter/gully/menit. Pengaliran dijalankan terus menerus, tanpa henti. Tidak dibenarkan untuk mematikan pompa, walau dengan alasan penghematan sekalipun.
Contohnya ialah NFT, Nutrient Film Technic, hidroponik talang landai. Larutan nutrisi dialirkan pada dasar talang, atau kadang disebut “gully”, dengan “flowrate”, atau curah, misalnya 1 liter/gully/menit. Pengaliran dijalankan terus menerus, tanpa henti. Tidak dibenarkan untuk mematikan pompa, walau dengan alasan penghematan sekalipun.
Peningkatan aliran dilakukan dengan memperbesar flowrate, misalnya dari 1 liter, menjadi 2 liter/gully/menit. Pasti akan memperbesar derajat pertumbuhan tanaman.
Percepatan pengaliran bisa didapat dengan memperbesar kelandaian gully, misalnya dari tangens 2 % dijadikan tangens 4 %, yang berarti turun 4 cm untuk tiap meter-lari gully.
2. Pengkabutan.
Contohnya ialah pada aeroponik, anak-semai dibungkus pangkal akarnya dengan sejumput rockwool, lalu ditancapkan pada lubang-tanam berdiameter 3 cm, pada styrofoam ketebalan 3 cm, dengan medium density. Tiga puluh cm di bawah helaian styrofoam ada dibentangkan slang poly-ethylene, dan padanya tiap meter ditancapi sprinkler, yang dengan tekanan 2 atmosfir, menghasilkan kabut sebanyak 0,85 liter/menit, atau 50 liter/jam, yang membasahi perakaran terus menerus, tanpa hentinya. Tidak dibenarkan untuk mematikan pompa, walau malam hari tidak ada sinar matahari sekalipun.
Contohnya ialah pada aeroponik, anak-semai dibungkus pangkal akarnya dengan sejumput rockwool, lalu ditancapkan pada lubang-tanam berdiameter 3 cm, pada styrofoam ketebalan 3 cm, dengan medium density. Tiga puluh cm di bawah helaian styrofoam ada dibentangkan slang poly-ethylene, dan padanya tiap meter ditancapi sprinkler, yang dengan tekanan 2 atmosfir, menghasilkan kabut sebanyak 0,85 liter/menit, atau 50 liter/jam, yang membasahi perakaran terus menerus, tanpa hentinya. Tidak dibenarkan untuk mematikan pompa, walau malam hari tidak ada sinar matahari sekalipun.
3. Irigasi tetes.
Biasanya disebut pula fertigasi, kombinasi dari “fertilisation” dengan “irrigation”. a) Larutan disalurkan melalui “regulating stick” atau “dripper” untuk budidaya polybag, kapasitas 5 liter arang sekam, biasanya untuk tanaman merambat semisal melon! b) Regulating stick ditancapkan pada “slab”, bantalan berisi “rockwool”, atau “coco-chips”, atau “cocopeat”, yang tidak lain adalah bubuk sabut kelapa. c) Menggunakan slang poly-ethylene, yang tiap 30 cm ditancapi nippel, yang dihubungkan dengan slang hitam kecil berdiameter 5 mm, yang dikenal sebagai spaghetty tube. Di ujungnya dipasangi regulating stick atau dripper, debit 1 liter/jam, ditancapkan pada media arang sekam di polybag.
Biasanya disebut pula fertigasi, kombinasi dari “fertilisation” dengan “irrigation”. a) Larutan disalurkan melalui “regulating stick” atau “dripper” untuk budidaya polybag, kapasitas 5 liter arang sekam, biasanya untuk tanaman merambat semisal melon! b) Regulating stick ditancapkan pada “slab”, bantalan berisi “rockwool”, atau “coco-chips”, atau “cocopeat”, yang tidak lain adalah bubuk sabut kelapa. c) Menggunakan slang poly-ethylene, yang tiap 30 cm ditancapi nippel, yang dihubungkan dengan slang hitam kecil berdiameter 5 mm, yang dikenal sebagai spaghetty tube. Di ujungnya dipasangi regulating stick atau dripper, debit 1 liter/jam, ditancapkan pada media arang sekam di polybag.
4. Pasang Surut,
Ebb and Flood. Pot-pot tanaman hias ditempatkan pada suatu bak, dialiri air hingga tinggi sekitar 4 – 5 cm, yang merendam pot-pot tanaman hias selama 10 menit. Kemudian larutan di-drain, dialirkan kembali ke tandon secara gravitasi. Hal ini diulangi 2 – 3 hari sekali, tergantung cuaca. Ketika ketinggian air di pot-pot turun, maka terhisaplah udara segar masuk ke dalam media. Aerasi di pertanaman ini cukup baik.
Ebb and Flood. Pot-pot tanaman hias ditempatkan pada suatu bak, dialiri air hingga tinggi sekitar 4 – 5 cm, yang merendam pot-pot tanaman hias selama 10 menit. Kemudian larutan di-drain, dialirkan kembali ke tandon secara gravitasi. Hal ini diulangi 2 – 3 hari sekali, tergantung cuaca. Ketika ketinggian air di pot-pot turun, maka terhisaplah udara segar masuk ke dalam media. Aerasi di pertanaman ini cukup baik.
5. Perendaman.
Contohnya adalah Hidroponik Rakit Apung. Anak-semai diganjal dengan rockwool ditancapkan ke dalam lubang-tanam pada helaian styrofoam. Helaian ini kemudian diambangkan dalam kolam larutan nutrisi, dengan akarnya terendam dalam air. Oksigen-terlarut di-supply oleh aerator dengan airstone-nya.
Contohnya adalah Hidroponik Rakit Apung. Anak-semai diganjal dengan rockwool ditancapkan ke dalam lubang-tanam pada helaian styrofoam. Helaian ini kemudian diambangkan dalam kolam larutan nutrisi, dengan akarnya terendam dalam air. Oksigen-terlarut di-supply oleh aerator dengan airstone-nya.
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING HIDROPONIK : Nomer urut 86.
PRODUKTIVITAS TOMAT PADA BUDIDAYA HIDROPONIK.
Di literatur luar negeri terlintas bahwa produktivitas tomat di negeri Belanda adalah 42 kg/m2/tahun. Angka ini adalah angka rata-rata seluruh negeri. Pada kesempatan lain terbaca pula, bahwa produktivitas yang menonjol pada kebun tertentu adalah 67 kg/m2/tahun. Angka-angka fantastis ini semua dihasilkan dengan budidaya hidroponik di dalam greenhouse, dengan teknologi mutakhir, semuanya serba automatis.
Perjalanan panjang telah dilakukan untuk mencapai taraf tersebut. Waktu dan biaya yang dikeluarkannya pastinya telah banyak, begitu pula keringat dan air mata.
Kita ingin menggunakan angka-angka produktivitas tersebut untuk menggugah dan merangsang minat di negeri sendiri, untuk memacu kegiatan produksi budidaya hidroponik. Walau tertinggal sangat jauh, tidak ada alasan untuk menunda memajukan budidaya hidroponik tomat di dalam negeri.
Sebaiknya kita mulai dengan meningkatkan pendidikan, pelatihan, penjenjangan, dan pengetahuan, ketrampilan dari Sumber Daya Manusia. Mempermudah pengadaan bahan untuk membuat prasarana produksi, seperti greenhouse dan assesoris fasilitas instalasi produksi. Dilengkapi peraturan yang memberi rambu-rambu supaya pelaksanaannya mulus dan tidak banyak mengalami hambatan. Sarana produksi dalam bentuk bahan kimia anorganis, pestisida, benih, media tanam, dsbnya, sebaiknya difikirkan mulai dari semula. Juga bahan pengepakan untuk memberi penampilan di pasar domestik dan ekspor perlu diperhatikan, dan diusahakan tidak melanggar peraturan di negeri orang.
Tomat hidroponik produksi greenhouse patut dimajukan, mengingat sayuran hasil budi- daya hidroponik adalah sehat, tidak mengandung logam berat yang tidak disukai. Pernah diadakan analisa kandungan sayuran hasil budidaya hidroponik, yang berkesimpulan bahwa sayuran hasil budidaya hidroponik tidak mengandung logam berat cadmium Cd, hydrargirium Hg, dan arsenicum As, yang dianggap dapat membahayakan kehidupan.
Analisa tersebut juga berkesimpulan bahwa kandungan protein dan vitamin, lebih tinggi dari yang ditanam secara konvensional di tanah.
Tomat hasil budidaya hidroponik tidak mengandung mikro organisma, semisal E. Coli, yang belakangan dihebohkan di negeri Spanyol, Polandia, Rusia, dsbnya. Juga kita harus berjaga-jaga terhadap Tetanus, Salmonella, dsbnya, yang mengintai kita dari sembarang pojok. Mana mungkin E. Coli, Tetanus, Salmonella, hidup di karung-karung berisikan garam Ca-nitrat, Mg-sulfat, dsbnya? Sayuran hidroponik bebas dari mikro-organisma tersebut, karenanya disebut makanan sehat.
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING HIDROPONIK : Nomer urut 87.
PROSPEK BUDIDAYA HIDROPONIK.
Prospek budidaya hidroponik sangatlah besar, terutama karena pertimbangan wilayah tropic, sekitar chatulistiwa, dengan matahari melimpah, begitu pula hujannya. Kalau di negeri ber-4 musim, spring – summer – autumn – winter, memerlukan pemanasan untuk dapat berproduksi, di wilayah tropis pemanasan greenhouse tidak pernah dibicarakan.
Pemanasan greenhouse di negeri orang, merupakan pengeluaran yang besar sekali, dan beruntung kita di dalam negeri tidak perlu memikirkannya. Ini saja kita sudah mendapatkan keunggulan yang bukan main besarnya, dan dengan biaya produksi yang rendah tentunya kita dapat bersaing, bila kita sudah mulai memikirkan ekspor. Ekspor akan dimulai dengan negara tetangga yang dekat-dekat saja, karena biaya transpor masih cukup tinggi, dan fasilitas perkapalan dan infra-struktur-nya belum memadai.
Dinegeri ber-4 musim, matahari tidak banyak di musim salju. Beruntung kita tidak memiliki mujsim salju demikian, sehingga energi “Youle”, yang adalah lamanya penyinaran X intensitas penyinaran, jumlahnya besar untuk Indonesia. Kita memiliki kemenangan komparatif terhadap negeri orang lain. Seharusnya kita banyak mengekspor sayuran & buah, untuk memberi makan ke negeri ber-4 musim. Kemudian devisa yang banyak bisa didapatkan, dibelikan barang-barang modal yang belum bisa kita produksi sendiri.
Di TV kita sering lihat beberapa negara mengalami musibah kekeringan, yang menyebabkan kelaparan dan kematian. Kita tidak melihat adanya air di dalam pemandangan TV tersebut. Bandingkan dengan kondisi di negeri kita, di mana air terdapat melimpah, tersebar di mana-mana, kadang-kadang berlebih, sehingga menyebabkan genangan dan banjir. Budidaya hidroponik yang membutuhkan air, dengan leluasa dapat dikembangkan di dalam negeri. Hanya kita harus memilah-milah, mana air yang lebih bagus untuk berbudidaya hidroponik.
Kelembaban nisbah (relative humidity) udara di Indonesia pada umumnya sangat menyenangkan, dan jarang kita melihat tanaman melayu dengan daunnya bergantungan lemah-lunglai. Terlihat daun-daun segar dan berkilauan, menandakan turgor atau tekanan sel sangat baik. Mengingat bahwa air di dalam sel dibawa oleh ion yang memasuki sel, maka besarnya turgor bisa diartikan sel tinggi kandungan ionnya. Mengingat sumber ion-ion adalah media tanam, maka bisa ditarik kesimpulan bahwa media-tanamnya kaya akan nutrisi. Tanaman yang sedemikian akan awet “shelf life”-nya, sehingga kita bisa menuntut harga yang lebih tinggi untuk produk hasil budidaya hidroponik kita.
Saya yakin bahwa prospek budidaya hidroponik di Indonesia sungguh sangat besar. Tergantung apakah kita mau meng-explore dan meng-exploitasi-nya!
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING HIDROPONIK : Nomer urut 88.
SANITASI PADA BUDIDAYA HIDROPONIK.
Mengendalikan sanitasi pada kegiatan budidaya hidroponik harus dilakukan secara ketat, karena produk yang dihasilkan dikonsumsi oleh orang banyak. Proses sanitasi harus menjadi pedoman bertindak sepanjang hari.
Budidaya hidroponik tidak menggunakan bahan biologis dalam meramu nutrisi, dan dengan demikian dapat menghindari adanya pemunculan gangguan, seperti Tetanus, Salmonella, E. coli, dsbnya. Terutama yang disebut terbelakang, telah menyebabkan puluhan kematian di Spanyol, Polandia, dan Rusia.
Komponen pupuk dalam budidaya hidroponik terdiri atas garam-garam anorganis, dimuati dalam karung atau zak, dan terdapat dalam bentuk tepung atau kristal. Jasad hidup atau mikro-organisma tidak mungkin hidup pada kristal garam tersebut, dan karenanya pupuk hidroponik bebas dari kemungkinan mengandung organisma pathogen manusia.
Bukan rahasia bahwa sayuran yang dihasilkan secara hidroponik di dalam greenhouse, tidak pernah dicuci dengan air, sebelum ditimbang dan dipak dalam katung plastik, karena tidak pernah terkotori oleh debu sekalipun.
Yang juga sangat mencengangkan ialah bahwa ketika dianalisa di laboratorium mengenai unsur-unsur yang terkandung di dalamnya, terbukti sayuran hidroponik tidak mengandung unsur-unsur logam berat yang tidak disukai, antara lain cadmium Cd, hydrargyrium Hg, dan arsenicum As. Unsur-unsur tersebut dapat mengganggu kesehatan manusia. Sebabnya ialah pupuk anorganis yang digunakan, tingkat kemurnian/purity-nya tinggi, dan tidak mengandung unsur-unsur logam berat tersebut.
Dalam pengertian sanitasi dimasukkan pula pengertian gangguan oleh gulma. Didalam bahan pupuk anorganis untuk budidaya hidroponik, tidak ada terkandung benih gulma di dalamnya, sehingga kegiatan pemberantasan gulma tidak perlu dilakukan, kecuali sedikit di luar greenhouse.
Bangunan, instalasi, peralatan, yang digunakan pada proses produksi hidroponik, pada umumnya mudah pemeliharaannya, sehingga tingkat sanitasinya pun tinggi. Itu sebabnya pada kegiatan budidaya hidroponik di dalam greenhouse, jarang terjadi serangan masal oleh penyakit cendawan atau bakteri.
Yang masih menimbulkan kepusingan ialah serangan hama yang bersayap, dan bisa aktif menyebar diri, semisal thrips. Atau karena kecil dan ringan, larvanya bisa diterbangkan angin, semisal tungau atau kutu persik.
Secara teoretis bibit penyakit dan hama bisa saja ditularkan melalui pakaian pekerja, tetapi biasanya hal itu terlalu mengada-ngada. Yang lebih mencelakakan malahan keteledoran menutup pintu, setelah keluar-masuk greenhouse, sehingga angin yang meniup bebas dapat menyebar bibit penyakit ke dalam greenhouse.
YOS SUTIYOSO ; CATATAN PENTING HIDROPONIK : Nomer urut 89.
TANDON LARUTAN PUPUK A-B MIX PADA BUDIDAYA HIDROPONIK NFT BERATAPKAN LANGIT, UKURANNYA HARUS SANGAT BESAR.
Bila hujan turun deras pada kebun hidroponik beratapkan langit, dengan sistem NFT (nutrient film technic, hidroponik talang landai), yang memakai talang sebagai “gully”, maka banyak air hujan yang masuk ke dalam gully, melalui lubang-tanam pada gully-tutup yang dibuat dengan jarak antara 15 - 20 cm. Karena gully dipasang dengan kelandaian sekitar tangens 2,5 %, maka larutan pupuk yang sudah berpenambahan air hujan, semuanya mengalir secara gravitasi ke tandon. Kalau hujannya lebat dan panjang, maka penambahan air hujan itu sangat banyak, dapat melebihi daya tampung tandon, melimpahnya larutan nutrisi ke sekeliling, dan menimbulkan kerugian besar dengan hilangnya larutan nutrisi yang begitu berharga.
Dapat dipastikan bahwa ukuran tandon harus extra besar kapasitasnya supaya dapat menampung tambahan air hujan yang besar sekalipun. Banyak penggemar lupa memperhitungkan ukuran tandon ini, sehingga tiba-tiba terkejut ketika hujan deras tandonnya meluap.
Penambahan air hujan ke dalam tandon menyebabkan kepekatan EC larutan pupuk menurun, dan perlu segera ditambahi pekatan A dan B hingga kembali pada level yang diharapkan. Bila enggan melaksanakannya, maka “konsistensi sel” akan amburadul, karena tanaman yang biasanya kita majakan dengan EC dan pH tertentu, tiba-tiba menghadapi kenyataan bahwa apa yang tanaman dapati, berbeda kondisinya.
Mungkin sekali, secara fisik akan menyebabkan tanaman bentuknya “amorf”, tiada bentuk tertentu, sehingga berpenampilan kurus, pucat, dan lunak. Belum lagi rasa dan aromanya akan terpengaruh, sehingga kenikmatan mengkonsumsinya berkurang. Penampilannya pun akan terpengaruh, sehingga akan mempengaruhi penjualan.
Tandon berukuran besar kadang memaksa kita membuat kolam, dengan kapasitas beberapa m3 larutan. Sekaligus kita jadikan kolam tersebut sebagai sistem budidaya rakit apung, dengan mengambangkan helaian-helaian styrofoam 2 m X 1 m, diberi sekitar 30 lubang-tanam, dengan diprodukstifkan dengan menanam berbagai sayuran segar. Tentunya harus dijaga supaya seluruh permukaan air harus tertutup helaian styrofoam, supaya tercegah meledaknya pertumbuhan ganggang. Seperti diketahui ganggang dengan “eksudat”, limbahnya, dapat menyebabkan “allelopathy”, keracunan tanaman pokok.
Talang/gully harus sering disikat bersih, dan tandon dikuras, untuk membuang “e-e” dan “pipis” tanaman, limbah hasil metabolisma tanaman, yang karena semakin akumulatif bertumpuk, semakin toksik terhadap pertumbuhan tanaman pokok. Seberapa seringnya pengurasan harus dilakukan, tergantung dari manager kebun, dengan melihat awal gejala keracunan tanaman.
YOS SUTIYOSO ; CATATAN PENTING HIDROPONIK : Nomer urut 90.
PADA BUDIDAYA HIDROPONIK MASIH DIPERLUKAN PENYEMPROTAN PUPUK DAUN?
Kita kupas dulu pengertian pupuk daun, terjemahan bebas “foliar fertilizer”, nutrisi yang disemprotkan pada daun, yang terdiri atas unsur-unsur hara/nutrisi, esensial makro, dan mikro, dalam komposisi tertentu, untuk menjawab kebutuhan suplesi/tambahan, dan/atau koreksi terhadap defisiensi hara tertentu.
Unsur(2) itu : 1. Harus larut sempurna dalam air, dalam tengki semprotan, maupun dalam cairan sel tanaman. 2. Mudah diserap oleh daun, yang bermuatan listrik. Harus bisa merupakan elektrolit, yang terbagi atas kation dan anion, yang menjadikan persyaratan supaya bisa diserap oleh daun. 3. Mempunyai mobilitas, karena akan didistribusikan dan ditempatkan di tempat-tempat yang memerlukannya, yang mungkin letaknya jauh dari tempat ia disemprotkan. 4. Dapat mensuplesi atau mengkoreksi defisiensi unsur-unsur tertentu, tanpa menimbulkan masalah sekonder.
Bila ramuan untuk produksi suatu komoditas sudah baik, maka tidak akan ada penampakan gejala defisiensi unsur hara apapun, dan penyemprotan pupuk daun sebagai tambahan, tidak diperlukan.
Bagaimanapun juga, karena ketidak tahuan, beberapa penggiat hidroponik ter-obsesi memberikan tambahan dalam bentuk penyemprotan pupuk daun, dengan keyakinan dapat meningkatkan keunggulan tertentu. Misalnya memacu : aroma, rasa, kelegitan, kerenyahan, kesegaran, kemanisan, keawetan, berpenampilan lebih baik, kemilau, dsbnya.
Untuk mengambil keputusan penambahan semprotan daun “to enhance”, memacu, produksi kuantitas, maupun kualitas, tergantung dari pribadi masing-masing kepala unit produksi hidroponik. Bahwa beberapa orang mempunyai harga diri yang meningkat, bila ia dapat menambahkan sesuatu untuk meningkatkan performance komoditas yang kita tanam.
Pupuk daun sering pula disebut pupuk semprot, karena pada umumnya larutan nutrisi itu disemperotkan memakai knapsack sprayer(alat semprot punggung manual) dengan volume 500 liter/ha, untuk lahan kecil dan tanaman kecil. Atau pakai power sprayer (alat semprot tandu bermesin), dengan volume sekitar1.000 – 2.000 liter/ha, untuk lahan yang luas dan tanaman dalam bentuk semak atau pohon.
Belakangan ini ada beberapa penggemar hidroponik yang ingin menggunakan pupuk semprot untuk berperan sebagai pupuk A-B mix, untuk digunakan misalnya pada NFT. Perlu ditelaah apakah daya larutnya 100 %, seperti yang disyaratkan pada A-B mix. Pun perlu disadari bahwa pupuk daun biasanya kurang kandungan unsur hara Ca-nya.
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING HIDROPONIK : Nomer urut 91.
PEMUPUKAN PERSEMAIAN
Banyak yang mengira bahwa persemaian tidak perlu dipupuk, karena serupa anak ayam yang baru menetas, masih bisa mengharapkan mendapat makanan dari kuning telurnya. Setelah beberapa hari kuning telurnya habis, barulah anak ayam itu memerlukan pemberian makanan, yang jumlahnya cukup sedikit saja.
Benih tanaman setelah disebar di media tanam, dan mendapat air siraman, akan mulai imbibisi, yaitu membesar setelah menyerap air. Imbibisi ini berlaku pada semua benih, apakah yang masih hidup maupun yang sudah kadaluwarsa, sehingga tidak bisa dijadikan patokan apakah benih itu masih memiliki “viability”, “keperidian”, atau sudah mati.
Benih yang awal berkecambah, akan terbukakan pintu mukanya, terbangkitkan hidup embryo-nya. Yang pertama keluar ialah hypo-kotilnya, calon akar, yang pada pangkalnya banyak muncul bulu-bulu akar putih halus. Petani di Jawa Barat menyebutnya mata-rentik.
Bila akar sudah menancapkan diri ke dalam media tanam, maka kecambah akan mendorong lepas kulit benih dan menjatuhkannya.
Pada tumbuhan dikotil, misalnya kacang tanah, muncullah dari permukaan media-tanam dua helai kotil, membuka diri lebar-lebar, menampung matahari, membentuk klorofil (chloros = hijau; phyllos = helaian daun) dan sudah mulai fotosintesa, untuk membuat karbohidrat, bahan baku untuk respirasi/pernafasan.
Bila tidak mendapat cahaya matahari, maka tumbuhan mengambil energi dari kedua helai kotil, yang merupakan gudang dan sumber karbohidrat, yang memang diciptakan untuk membekali kecambah bertahan hidup, untuk hari-hari pertama hidupnya.
Si mata-rentik dapat langsung berperan menyerap air dan nutrisi dari media persemaian, guna menunjang pertumbuhan kecambah selanjutnya. Bila media tanam mengandung bahan organik, maka hasil pelapukannya adalah kation, semisal amonium, kalsium, kalium, magnesium, dan berapa unsur hara mikro. Sedang anionnya adalah suatu rantai panjang, 15 – 30 C, yang berperan menjadi penggembur media-tanam, dan secara fisik meningkatkan keremahan, aerasi, drainase media tanam.
Alangkah baiknya, bila media persemaian diperkaya dengan pupuk anorganis, juga dalam bentuk kation, misalnya amonium, kalsium, kalium, magnesium, dan unsur-unsur mikro, misalnya ferrum, manganium, cuprum, zincum, boron, molybden.
Dalam rangka pemupukan persemaian, pemberian cahaya yang cukup harus dijamin, untuk menghasilkan anak-semai yang tangguh, dengan angka “viability”, keperidian, yang tinggi, dan dengan angka kegagalan yang rendah. Banyak penggemar hidroponik berprasangka bahwa persemaian harus remang-remang pencahayaannya, hal mana adalah salah. Berilah persemaian cahaya matahari yang leluasa, sehingga cepat anak-semai dapat membentuk klorofil, butir hijau daun, yang berguna bagi foto-sintesa karbohidrat dan protein.
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING HIDROPONIK : Nomer urut 92.
POLYBAG, BERISI MEDIA-TANAM, SISTEM FERTIGASI, DASARNYA PERLU DIBOLONGI ?
Kantong plastik polybag, kapasitas lima liter arang sekam, ditanami misalnya melon, fertigasi secara irigasi tetes, dengan pemupukan A-B mix, misalnya dengan EC 2,5 mS/cm, pH 6,0, volume pemberian pupuk 4 X 250 ml/hari, ada beberapa cara mengelolanya.
1. Dasar polybagnya tidak dibolongi. Volume pemberian pupuk sudah diatur bahwa tiap kali terjadi pengaliran larutan pupuk, dosis pemberian sudah pas, dan sudah disesuaikan kebutuhan tanaman pada stadia tumbuh. Pada hari biasa, larutan menetes dari atas, secara perlahan merembes ke bawah, diserap oleh media, kemudian diserap oleh akar.
Sisanya, yang belum terserap “ngecembeng” di dasar polybag setebal setengah hingga satu cm, secara lambat akan terserap oleh akar. Daya serap didapat dari adanya evapo-transpirasi tajuk. Dalam setengah hingga satu jam larutan tadi habis terserap oleh akar.
Andaikan tidak habis, kemudian tertambahi lagi dengan larutan dari giliran pemberian pupuk berikutnya, maka akan terjadi akumulasi, sehingga larutan pupuk di dasar polybag akan bersisa lebih dari satu cm. Memang kadar oksigen-terlarut larutan itu rendah, tetapi akar yang terendam ini, bisa mendapatkan subsidi dari akar yang berada di atas genangan. Lagi pula, dalam satu jam larutan itu akan tersedot kering, sehingga oksigen dapat mudah merasuk lagi ke dalam larutan. Di sini tidak ada larutan pupuk yang terbuang.
2. Dasar polybag dibolongi. Larutan yang berlebih akan keluar dari polybag. Berarti suatu penghamburan. Kalau lantai greenhouse terbuat dari tanah, maka larutan akan meresap hilang ke dalam tanah. Bila terbuat dari semen yang solid, maka di seluruh greenhouse akan terjadi genangan, yang mungkin menimbulkan ganggang hijau, yang tidak layak pandang.
3. Sama dengan nomor dua, tetapi di bawah polybag diberi talang kecil untuk menampung kelebihan larutan pupuk, yang keluar dari dasar polybag, dan mengalirkan kembali larutan sisa itu ke tandon larutan. Konstruksi pembuatannya rumit, terutama dalam pengaturan kelandaian, supaja gravitasi dapat mengalirkan kembali kelebihan larutan ke tandon.
4. Sama dengan no 2, tetapi dibolongi disisi polybag, pada ketinggian ½ hingga 1 cm dari dasar polybag. Kalau melebihi ambang batas tersebut, barulah kelebihan larutan keluar dari polybag. Tetap saja menggenang greenhouse dengan larutan pupuk, disertai dengan ganggang/algae hijau yang merusak pemandangan.
Guyurponik dengan beberapa pambanjuran polybag dengan larutan pupuk secara manual, dilakukan dengan mempertimbangkan cuaca. Bila angin kering bertiup keras, diberilah kocoran yang lebih banyak. Bila hari hujan, dan kelembaban tinggi, kurang penguapan, maka pemberian hanja sedikit, atau tidak sama sekali.
Perlu diketahui, keluarnya kelebihan larutan dari polybag, berarti mendesak keluar larutan tua yang mungkin sudah diambil sarinya oleh akar. Pun akan turut terbuang dan tercuci limbah tanaman, dalam bentuk “e-e” dan “pipis” , atau dengan bahasa kerennya disebut exudat, yang semakin lama semakin menumpuk di media-tanam.
YOS SUTIYOSO : CATATAN HIDROPONIK PENTING : Nomer urut 93.
PADA BUDIDAYA HIDROPONIK, EC TINGGI BISA MEMPERSINGKAT UMUR TANAMAN.
Tanaman kangkung, dengan masa persemaian delapan hari, ditanam di instalasi hidroponik, dengan EC 2,8, dalam 14 hari bisa mencapai tinggi 50 cm, dan sudah layak panen, dan dapat dimasukkan ke dalam kantung plastik setinggi 50 cm, dengan ditekuk sedikit, untuk memungkinkan di-seal panas. Bila ditanam dengan EC 1,5, baru layak panen pada umur > 30 hari.
Ketika penulis berhidroponik di suburb kota Santa Cruz, propinsi Laguna, Filipina, beberapa tahun yang lalu, di instalasi hidroponik, hanya dalam masa 12 hari bisa dicapai tinggi tanaman 65 cm. Pada waktu itu musim panas, temperatur udara tinggi sekali, dan rupa-rupanya kangkung mentolerir atau malah dikatakan menyukai lingkungan yang tinggi temperaturnya!
Untuk iklim Tangerang dan sekitarnya, termasuk daaran rendah, dengan elevasi sekitar 45 m dpl, panen kangkung, bayam, caysim, dengan masa tumbuh sekitar 14 hari, merupakan hal yang lumrah. EC yang digunakan ialah 2,5 dan sering ditingkatkan menjadi 2,8. Bila ditunggu lebih lama lagi, maka ia menjadi terlalu besar untuk kantung plastik berukuran tinggi 50 cm, dan terpaksa disingkirkan.
Bekangan ini, setelah beberapa sejawat terjun dalam produksi sayuran secara komersial, maka mereka juga menceriterakan pengalaman mereka, bahwa dengan EC yang sedang-sedang saja telah terjadi penyingkatan masa tumbuh yang lumayan. Diduga ceritera positif mengenai masa tumbuh hingga layak panen yang memendek lainnya, akan menyusul.
Pada florikultura, budidaya bunga potong, Chrysanthemum yang dipelihara dengan budidaya aeroponik, dengan menggunakan EC 3,0, umur tanaman hingga layak panen hanyalah delapan minggu, sedangkan dengan budidaya media tanah topsoil, campur cocopeat, pupuk kandang, bary layak panen pada umur 12 – 13 minggu setelah pindah tanam, dengan umur anak-semai, cuttings, 11 – 12 hari.
Penghematan empat minggu biaya listrik, karyawan, pupuk, bunga bank, dsbnya, bukanlah jumlah yang sedikit. Didapatkan pula bonus dalam bentuk peningkatan keserempakan berbunga, bentuk bunga yang biasanya berbentuk belah ketupat sekarang menjadi segitiga terjungkir, yang lebih cantik dan mempunyai nilai jual yang lebih tinggi.
Jangan menaikkan EC semena-mena, karena adanya nilai-ambang-keracunan, “phytotoxicity level”. Misalnya bayam, diduga n-a-k adalah sekitar EC 3,0. Jadi untuk amannya kita bekerja dengan maksimal EC 2,5. Andaikan ada peningkatan EC mendadak, maka meningkatnya menjadi sekitar 2,7, masih dalam zona aman. Mungkin saja ada yang nyeletuk, bahwa sebaiknya bekerja hanya dengan EC 2,0 saja, ngarah aman, tetapi volumenya diperbesar. Dilain fihak, jika menanam tomat, paprika, terong, cabai, pakailah EC
yang lebih tinggi, karena tanaman itu berkayu dan memiliki toleransi keracunan yang tinggi.
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING HIDROPONIK : Nomer urut 94.
MENGAPA PEKATAN A HARUS DIPISAHKAN DARI PEKATAN B
Di pekatan A ada kation Ca++ dan di pekatan B ada anion SO4- -, dan mereka tidak boleh saling bertemu dalam keadaan pekat, sebab akan terjadinya kalsium sulfat, CaSO4, atau gypsum, gips, yang mengendap. Akibatnya ialah unsur Ca dan S tidak bisa terserap oleh akar. Tanaman kemudian akan menunjukkan gejala defisiensi Ca dan S.
Di pekatan A ada kation Ca++ dan di pekatan B ada anion PO4- - -, dan mereka tidak boleh saling bertemu dalam keadaan pekat, sebab akan terjadinya kalsium fosfat, K3PO4, atau TSP, triple super phosphat, yang mengendap. Akibatnya ialah unsur Ca dan P tidak bisa terserap oleh akar. Tanaman kemudian akan menunjukkan gejala defisiensi Ca dan P.
Dalam keadaan di-encerkan 100 X, sebenarnya gips bisa larut juga, tetapi sedikit sekali, yaitu hanya 1,25 %. Persentase ini terlalu kecil untuk budidaya hidroponik, yang mensyaratkan gips harus dapat larut, secara instant, seratus persen.
Dalam keadaan di-encerkan 100 X, sebenarnya TSP bisa larut juga, tetapi sedikit sekali, yaitu hanya 1,75 %. Pesentase ini terlalu kecil untuk budidaya hidroponik,yang mensyaratkan TSP harus dapat larut, secara instant, seratus persen.
Dalam situasi di lapangan, sering digunakan anjuran 5 : 5 : 1, yang artinya 5 liter pekatan A dimasukkan ke dalam air 1 m3, lalu diaduk. Dimasuki lagi 5 liter pekatan B, dan diaduk lagi. Maka terjadilah 1.000 liter larutan A-B mix. Bila dilakukan pengukuran dengan EC meter, maka larutan yang 1.000 liter itu akan menunjukkan EC 2,5 mS/cm (milli Siemens per centimeter, karena jarak katoda dengan anoda adalah 1 cm).
Atau bisa juga dibaca sebagai berikut : 5 ml pekatan A dimasukkan kedalam air satu liter, diaduk, lalu dimasuki lagi 5 ml pekatan B, dan diaduk lagi. Maka larutan itu akan menunjukkan kepekatan larutan sebesar EC 2,5.
Bila untuk persemaian digunakan EC 1,0, untuk masa vegetatif EC 2,0, dan untuk masa generatif digunakan EC 3,0, maka diadakan penyesuaian jumlah liter pekatan A maupun B dalam 1 m3 air (atau jumlah ml pekatan A maupun B, dalam 1 liter air).
Memang ada pemikiran untuk menggunakan pekatan yang disatukan, demi keringkasan kerja, tetapi hingga kini belum ada tanda-tanda keberhasilan. Penelitian hendaknya menggunakan Ca dalam bentuk chelate/kelat, yang diharapkan dapat meredam muatan listrik kation Ca, sehingga kemungkinan penyatuan Ca dengan sulfat dan phosphat dapat dihindari.
Syukurlah bahwa hingga kini konsep A-B mix masih diterima dan dilaksanakan dengan leluasa, tanpa ada keluhan!
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING HIDROPONIK : Nomer urut 95.
GRADE UNSUR ESENSIAL YANG DIGUNAKAN DALAM BUDIDAYA HIDROPONIK.
Seperti diketahui, komposisi pupuk A-B mix hidroponik terdiri atas unsur-unsur esensial makro N, P, K, Ca, Mg, S, dan esensial mikro Fe, Mn, Cu, Zn, B, Mo. Semua terdapat dalam bentuk garam, dengan dan tanpa air kristal.
Unsur makro, terdapat dalam bentuk garam :
- Kalsium amonium nitrat, 5 Ca(NO3)2.NH4NO3.10H2O.
- Kalium nitrat, KNO3.
- Kalium di-hidro phosphat, KH2PO4.
- Amonium sulfat, (NH4)2SO4.
- Kalium sulfat, K2SO4.
- Magnesium sulfat, MgSO4.7H2O.
Digunakan grade teknis, seperti yang terdapat dalam linkungan industri.
Unsur mikro, terdapat dalam bentuk garam :
- Fe, ferrum, dalam bentuk kelat FeEDTA
- Mn, manganium, dalam bentuk sulfat atau kelat MnEDTA.
- Cu, cuprum, dalam bentuk sulfat atau kelat CuEDTA.
- Zn, zincum, dalam bentuk sulfat atau kelat ZnEDTA.
- B, boron, dalam bentuk asam borat H3BO3.
- Mo, molibden, dalam bentuk garam natrium atau amonium.
Bisa menggunakan grade pro analysis, yang murni, karena pertimbangan bahwa toh tidak banyak digunakan.
Beberapa orang menambahkan Co, Cl, dan Ni untuk memperpanjang daftar unsur mikro ini, tetapi pemakaiannya hanya untuk perlakuan khusus tertentu saja, jadi bukan esensial. Grade yang digunakan bisa saja yang murni, tetapi penggunaannya sangat sedikit sekali.
Grade yang murni biasanya digunakan pada bakteriologi di laboratorium khusus. Itu sebabnya pemakaiannya sedikit sekali, dan karenanya sulit ditemui di perdagangan, dan hanya di supply oleh peluang-peluang tertentu saja.
Pada budidaya hidroponik lumayan besar pemakaiannya, karena kalau tidak dilengkapi dengan ke-enam macam unsur mikro it dan dalam grade yang murni, maka kualitas hasil akan turun sekali
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING HIDROPONIK : Nomer urut 96.
PERANAN PROSES RESPIRASI TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN.
Di dalam sel tanaman ada badan yang bernama “mitochondria”, yang bertugas melakukan proses respirasi atau pernafasan, untuk menghasilkan energi. Di dalam sel, energi tadi digunakan untuk memutar-mutar sitoplama, untuk meratakan distribusi karbohidrat ke seluruh luasan sel. Kemudian di dalam sel tadi, ada suatu badan yang bernama “ribosom”, yang menampung karbohidrat, dan mensintesakan dengan amina, kemudian dengan sulfur, membentuknya menjadi protein. Protein merupakan bahan bangunan membentuk dan pertumbuhan body-nya tanaman.
Energi yang dihasilkan respirasi digunakan untuk merekahkan bunga dari kuncup menjadi bunga mekar sempurna, pertumbuhan ujung akar, pertumbuhan ujung ranting, mengeluarkan tunas dari ketiak daun, menengadahkan bunga ke arah matahari, dsbnya.
Bahan bakar untuk menghasilkan energi adalah terutama karbohidrat, yang dihasilkan oleh proses fotosintesa, menggunakan energi dari gelombang cahaya matahari, yang diikatnya dalam bentuk energi kimia, diawali dalam bentuk glukosa, karbohidrat yang “simple sugars”, yang kandungan energinya tidak seberapa besar, tetapi yang sudah bisa digunakan untuk bahan respirasi/pernafasan, untuk menghasilkan energi, walaupun kecil. Bisa juga digunakan untuk membuat epidermis sel, sitoplasma, nukleus/inti sel, dan ikatan-ikatan organis lainnya. Semua ikatan organis ini dapat dikenali dengan adanya huruf C, karbon, dalam rumus kimianya.
Bila kita beri unsur hara P, misalnya dalam bentuk phosphat, maka proses fotosintesa yang sama akan menghasilkan karbohidrat yang kandungan energi-nya besar sekali, dan dinamakan ATP, adenosine tri phosphate. Ini awal mulanya diperlukan nutrisi.
Bila ATP direspirasikan untuk menghasilkan energi, maka energi yang dihasilkan a.l. digunakan untuk mensintesakan 80 % dari jumlah ATP, dengan ikatan yang mengandung unsur hara nutrisi N, yang bernama amina, dan terbentuklah asam amino, bahan dasar pembuatan protein. Proses ini bisa berlangsung dengan bantuan energi cahaya matahari, di antaranya gelombang pendek cahaya ultra violet, yang tidak kasat mata.
Energi yang terbentuk juga digunakan untuk mensintesakan asam amino dengan sulfat, untuk menjadikannya berbagai bentuk protein. Proses ini dinamakan asimilasi protein, dan protein digunakan untuk membuat pertumbuhan sel, kemudian jaringan (tissue), dan organ tanaman, semisal daun, ranting, dahan, bunga, buah, akar dsbnya. Tanaman tumbuh membesar, hingga akhirnya mencapai masa layak panen.
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING HIDROPONIK : Nomer urut 97.
KEUNTUNGAN DAN RISIKO BERHIDROPONIK BERATAPKAN LANGIT.
Mengingat mahalnya dan sulitnya konstruksi greenhouse yang beratapkan plastik UV, maka pembuatan greenhouse yang terbuka atasnya dan beratapkan langit, banyak dilakukan untuk menghemat biaya investasi. Jadi pada lahan yang tersedia dibuatlah instalasi produksi dengan atap yang terbuka. Dengan demikian pembiayaan hanya tersangkut instalasi produksi saja, tanpa ada pengeluaran untuk membuat bangunan greenhouse-nya.
Di lain fihak, timbullah beberapa risiko yang harus dihadapi, yang mungkin timbul, tetapi mungkin pula tidak! Sering kita lihat pula foto-foto di dalam dan di luar negeri, di mana gully produksi berbaris rapih, dilakukan pada lahan terbuka plong tanpa ada peneduhan sedikit pun, tetapi terlihat pertanamannya mulus-mulus saja.
Dengan tiada beratap, matahari di siang hari, di musim kemarau yang cerah, mungkin in- tensitasnya mencapai 10.000 foot candles (atau 110.000 lux), akan merusak semua hormon tumbuh di tanaman, sehingga pertumbuhan akan stagnant, tidak bergerak. Jika derajat pertumbuhan = 0, maka tanaman tidak akan berpenampilan “robust”, gagah, melainkan kerdil dan tidak layak tampil!
Dengan intensitas penyinaran yang tinggi, lettuce sering menjadi “getir”, pahit, terutama batangnya. Bagian tengah pucuk tajuk menjadi bagian yang paling pahit, dan menimbulkan penolakan oleh konsumen. Intensitas matahari yang tinggi rupa-rupanya merangsang pembentukan “alkaloid” yang tersa getir itu.
Intensitas cahaya matahari yang intens, ditambah “exposure time” yang lama, menyebabkan lettuce berwarna hijau tua, sedangkan seyogyanya lettuce bernuansa hijau muda! Kecuali Romaine lettuce, yang memang “dari sono-nya” berwarna hijau gelap. Dengan mengurangi asupan unsur hara Mg sebagai inti chlorophyl, bisa dihasilkan lettuce yang tidak terlampau hijau warnanya.
Intensitas cahaya matahari yang tinggi menyebabkan proses foto-sintesa asimilasi karbohidrat berjalan sangat tegas, sehingga terjadi karbohidrat banyak sekali, dan menyebabkan rasio C/N (karbohidrat/protein) sangat besar, dan tanaman cepat beralih ke fase generatif, dan menghasilkan tangkai bunga, disebut “bolting”, dan menurunkan harga penawaran di supermarket.
Hujan yang sering membasahi daun, menyebabkan lettuce peka terhadap penyakit cendawan Cercospora, penyakit cendawan mata kodok, “frog eye disease”, menyebabkan lettuce tidak layak tampil, dan terpaksa dibagikan kepada tetangga. Dengan meningkatkan asupan unsur hara Ca, P, K, Mg, dan mengurangi amonium, serangan ini bisa diperlunak.
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING HIDROPONIK : Nomer urut 98.
SIASAT MENGEJAR JADWAL DELIVERY SAYURAN KE PELANGGAN.
Bayangkan, bila mendapat telefon dari misalnya suatu hotel, yang memesan 100 pak Kailan ukuran besar, untuk delivery dalam waktu seminggu, karena adanya suatu “event” di hotel tersebut, yang memerlukan sekian banyak Kailan untuk masakan tertentu. Ketika disurvey di kebun, nampak bahwa kalau cara perawatan tanaman dilakukan dengan biasa, order itu tidak akan dapat tertenuhi pada waktunya. Kecuali berpengaruh pada penghasilan, hal ini juga berpengaruh pada citra perusahaan hidroponik, yang ngakunya siap sedia sembarang waktu! Apa yang kita harus lakukan.
1. Karena matahari menentukan derajat kecepatan pertumbuhan tanaman, maka hendaknya diusahakan peningkatan intensitas cahaya matahari, misalnya dengan merinso atap plastik sebersih mungkin, mengingat semenjak berdirinya greenhouse belum pernah ada pencucian atap plastik.
2. EC (electro conductivity) yang biasanya 2,0 mS/cm, ditingkatkan menjadi EC 2,5. Malahan, kalau memiliki keberanian yang lebih, digunakanlah EC 3,0, dengn penuh kehati-hatian, karena pada level EC 3,5 ada nilai ambang keracunan (phytotoxicity level), disertai pengertian bahwa semakin tinggi dan mendekati nila ambang keracunan, efisiensi penyerapan hara sangat menurun, deminishing. Dengan kehati-hatian dimaksud, bahwa bila ada angin kering meniup dan RH/kelembaban nisbah menurun, maka kita turunkan sedikit EC ke zona aman.
3. Pada NFT dimana pada gully/talang diberlakukan kelandaian tangens misalnya 2 %, tingkatkan kelandaian menjadi 4 – 5 %. Larutan akan mengalir lebih cepat, berarti peningkatan ketersedianya nutrisi meningkat. Pun “film” larutan pada dasar gully, yang 4 mm tebalnya menjadi 3 mm, yang secara indirect meningkatkan oksigen-terlarut, yang akan berpengaruh positif pada respirasi.
4. Pada NFT berlaku anjuran curah/flowrate 1 liter/gully/menit. Dengan mengganti pompa airnya atau dengan menyetel “backflow”, flowrate diperbesar menjadi 2 liter/gully/menit. Dengan meningkatnya curah, potensi penyerapan nutrisi oleh akar meningkat.
Hasil akhir semua tindakan tersebut di atas, yang dilakukan secara sikron dan holistik/menyeluruh, maka waktu delivery yang diberikan seminggu, sebagian besar bisa terkejar, malahan mungkin terkejar dengan sempurna! Jelas, bahwa semua tindakan ekstra itu harus dilakukan dengan penuh perhitungan dan kehati-hatian.
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING HIDROPONIK : Nomer urut 99.
PEMANFAATAN UNSUR HARA SILIKA, UNTUK MELAWAN PENYAKIT CENDAWAN.
SiO2, silikat, bukanlah suatu unsur hara “esensial”, wajib ada dalam ramuan pupuk hidroponik A-B mix, melainkan “beneficial”, berguna, untuk meningkatkan kesempurnaan racikan pupuk, tetapi tidak akan mencelakakan, bila tidak tersedia. Perannya terutama sebagai penguat dinding sel, sehingga sel tidak mudah “collapse”, bila ditiup angin kering dengan kelembaban nisbah yang rendah.
Dinding sel yang sekarang sudah diperkuat oleh silikat, dapat meningkatkan toleransi sel terhadap penetrasi mycelia/benang tenunan cendawan patogen, yang akan merasuk ke dalam sel, menyedot sitoplasma isi sel, dan merusak jaringan serta organ tanaman. Terutama budidaya hidroponik yang dilakukan di udara terbuka beratapkan langit, yang daunnya sering basah oleh hujan maupun embun, lettuce-nya mengalami serangan hebat oleh penyakit cendawan Cercospora, penyakit cendawan mata kodok, “frog eye disease”, hingga sayuran tidak layak tampil, silikat dapat meniadakan serangan penyakit tersebut.
Daun yang sering melengkung, akan berdiri tegak bila tanaman diberi nutrisi silikat, sehingga penetrasi cahaya ke dalam tajuk tanaman semakin merata, hingga penampilan gagah dan bobotnya tanaman meningkat. Tiap lekuk dalam tanaman sekarang dapat berfoto-sintesa, dan menghasilkan karbohidrat serta protein yang semakin banyak dan unggul, tercermin dalam derajat pertumbuhan tanaman.
Kerenyahan, crispyness, crunchyness, ketika menyantap sayuran yang mendapat perlakuan silikat ini, so pasti meningkatkan apresiasi terhadap sayuran yang nuansa warnanya menantang untuk disantap.
Memang tidak selalu bertiup angin surga, kadang ada hambatan yang harus kita alami, misalnya lettuce-nya regas, mudah patah bila tersenggol atau ketika mengepaknya ke dalam kantung plastik, untuk delivery ke supermarket. Keesokan harinya, daun yang patah itu mulai melayu dan menguning di gerai supermarket, dan menimbulkan kesan buruk.
Suatu percobaan dengan Na2OSiO2(?) , yang juga disebut “waterglass”, bahan baku untuk membuat kaca, menunjukkan bahwa untuk melarutkannya diperlukan pH 2,5, jadi kontroversial dengan pH untuk pertanaman yang 6,0. Ada silikat dalam bentuk ikatan lain, yaitu kalium silikat, yang daya lautnya pH 6,0, jadi “acceptable” untuk kerja kita. Hambatan lain muncul yaitu, komoditi ini harus dibeli dalam jumlah besar, karena datangnya juga dengan truk tangki lima ribu liter.
Pernah dulu ada yang mengimpor amonium silikat dalam bentuk zak-zakan, khusus untuk keperluan pertanian, tetapi yang sekarang sudah tidak diketahui lagi rimbanya
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING HIDROPONIK : Nomer urut 100.
MICRONUTRIENTS, ESENSIAL BAGI PROSES PRODUKSI.
Ada yang beranggapan bahwa unsur mikro tidak sangat diperlukan, dan karenanya dapat diabaikan untuk proses produksi. Pendapat itu salah besar! Hanya karena dibutuhkan sedikit, lalu dianggap tidak esensial adalah “mindset” yang harus ditinggalkan.
Unsur mikro esensial adalah Fe (ferrum), Mn (manganium), Cu (cuprum), Zn (zincum), B (boron), dan Mo (molibden). Ada yang senang menambah panjang daftar ini, dengan memasukkan unsur Co (cobalt), Ni (nikkel), dan Cl (chlor, klor), yang penggunaannya jarang sekali, dan keperluannya sangat khusus. Misalnya untuk membiakkan bakteri Rhizobium, di dalam bintil-bintil akar tanaman kedelai. Diakui bahwa kedelai memang penting, dan unsur mikro diperlukan dalam inokulan pada perlakuan benih, tetapi budidaya hidroponik jauh sekali dari industri produksi kedelai, sehingga unsur-unsur mikro tersebut dapat diabaikan, dan tidak perlu dimunculkan dalam daftar unsur hara esensial mikro.
Unsur mikro esensial pada umumnya banyak berperan sebagai enzym, yang memicu dan memacu suatu proses. Tanpa dia, proses itu tidak akan jalan, dan tanaman mennjukkan gejala penyimpangan dari biasanya, dalam warna, bentuk, ukuran, rasa, dsbnya.
Jika timbul gejala defisiensi, atau “kahat”, maka itu merupakan suatu “warning”, bahwa unsur itu harus secepatnya ditambah, supaya proses hidup bisa kembali normal. Sebagai “pemadam kebakaran” biasanya koreksi yang tercepat ialah dengan “foliar application”, penyemprotan pada daun, jadi diantarkan ke sasaran yang memerlukannya, langsung diproses setempat, dan terkoreksilah kahat tersebut.
Kebanyakan unusr mikro ini terdapat dalam ikatan sulfat, misalnya ferro sulfat, mangan sulfat, cupro sulfat, dan zinc sulfat. B, boron, terdapat dalam bentuk asam borat, dan mungkin pula dalam bentuk borax. Molibden terdapat dalam ikatan Na molibden atau amonium molibden.
Karena ferro++ sering “jahil” atau “antagonistik”, maka “muatan listrik” yang 2 ++ itu dicoba “diberangus” dengan “chelating agent” EDTA, ethylene di-amine tetra acetic acid, menjadi FeEDTA. Tidak antagonistik lagi, maka sebagian besar unsur-unsur mikro lainnya terbebaskan dari antagonisma, dan tetap dapat diberikan dalam bentuk sulfat, unsur B dalam bentuk asam borat, dan unsur molibden dalam bentuk Na-molibdat.
Kemudian, Mn, Cu, dan Zn pun di-chelate-kan, dan bersama asam borat dan Na-molibdat disatukan dalam suatu formula. Sekarang beredar Librel BMX, yang mengandung FeEDTA, MnEDTA, CuEDTA, ZnEDTA, H3BO3, dan Na-molibdat dalam satu formula. Keuntungannya ialah menimbang hanya satu kali, dibandingkan dahulu harus menimbang enam kali.
LANJUTAN : JILID II :
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING HIDROPONIK, Nomer Urut 101.
ANATOMI DAN FISIOLOGI TANAMAN PADA BUDIDAYA HIDROPONIK.
Bila anatomi/bentuk tanaman diketahui, ditambah didalami fisiologi serta manfaatnya, maka akan memudahkan kita menganalisa, bila terjadi suatu penyimpangan pada pertanaman, yang diperkirakan akan menurunkan produksi. Akan cepat kita terbantu mencari solusinya, sehingga kerugian dapat dibatasi.
Contohnya, terlihat daun pucuk berwarna pucat kekuningan, sedangkan daun yang dibawahnya pucat juga, tetapi tulang daunnya masih agak hijau. Dengan cepat kita mengenalinya sebagai “chlorosis”, defisiensi ferrum, kahat zat besi. Dicari sebabnya, dengan memajukan pertanyaan mengenai pupuk apa yang telah digunakannya. Dari jawabannya kemudian ditarik kesimpulan, bahwa kandungan unsur ferrum dalam pupuknya terlalu rendah, dan menjadi penyebab klorosis tersebut.
Tidak selamanya penarikan kesimpulan sedemikian mudahnya. Mungkin ada penyebab lain, dengan kesimpulan yang sama. Marilah kita tinjau dengan seksama.
Terlihat tanaman keseluruhannya agak pucat, pertanda mengalami “etiolasi”, kekurangan cahaya matahari, sehingga pembentukan klorofil/butir-hijau-daun tidak cukup banyak. Sebabnya ialah tanaman ditempatkan ditempat yang kurang cahaya langsung, sehingga klorofil yang terbentuk kurang jumlahnya dan tidak sempurna kualitasnya. Foto-sintesa asimilasi karbohidrat akibatnya tidak berlangsung banyak, sehingga karbohidrat yang terbentuk juga tidak seberapa.
Padahal karbohidrat merupakan bahan baku untuk proses respirasi/pernafasan, yang bertujuan menghasilkan energi, yang a.l. berguna untuk menyerap unsur hara nutrisi, a.l. ferrum.
Ferrum adalah unsur yang berat, dengan berat atom sebesar 57. Tanaman yang energi-nya tidak seberapa, tidak sanggup mengangkat, menyerap dari media-tanam, masuk ke akar, mendorongnya via xylem, arah ke tajuk! Ion ferrum diperlukan untuk pembentukan klorofil.
Karena tanaman kurang berenergi, maka yang sampai ke daun di tajuk jumlahnya kurang, sehingga daun yang terbentuk tidak hijau, berwarna pucat kekuningan saja. Akibatnya terlihat gejala “chlorosis”, mirip “lesu darah” pada manusia yang kekurangan ferrum.
Solusinya : Semprotkan 1 gram FeEDTA/10 l air, dan banjurkan pada media-tanamnya. Tanaman akan pulih hijau dalam beberapa hari! Beri cahaya matahari yang melimpah, tanpa peredaman! Kemudian chlorophyl/klorofil/butir hijau daun ditingkatkan jumlah dan kualitasnya, dengan menggunakan unsur hara nutrisi Mg, magnesium, semisal Magnesium sulfat, MgSO4
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING HIDROPONIK : Nomer urut 102.
KEUNTUNGAN MENGGUNAKAN ROCKWOOL PADA HIDROPONIK.
Batu kali Basalt, yang penuh dengan silikat, berat dan keras, dicairkan dalam tungku dengan temperatur sekitar 2500 oC, dan dengan kekutan sentrifugal dibuatlah serat-serat rockwool, yang kemudian dicetak menjadi : 1) Kubus 10 X 10 X 10 cm. 2) Batangan rockwool 100 X 15 X 7 ½ cm. 3) Lembaran/slab ukuran 120 X 60 X 5 cm. Dipotong kecil-kecil dengan berbagai ukuran, digunakan untuk media tanam persemaian dan dalam “gully”/talang, terutama pada sistem budidaya Nutrient Film Technic, Aeroponic, dan juga sebagai “slab” seukuran 100 X 20 -30 X 7,5 cm.
Sifatnya pandai memegang air, sehingga kita tidak terlampau direpotkan dengan harus menyiramnya sering sekali. Tidak mengandung unsur hara, sehingga pupuk nutrisi yang kita siramkan pada persemaian, tidak akan terubah komposisinya. Bila dicelupkan ke air murni, dan diukur air perasannya, maka EC meter akan menunjukkkan angka 0,0 mS/cm. Bila kita mengaplikasi pupuk hidroponik dengan EC tertentu, maka larutan pupuk yang terjadi tetap ber-EC sama dengan aslinya.
Rockwool banyak digunakan sebagai insulator, pembungkus tabung/duct AC pada bangunan bertingkat, untuk mengalirkan udara dingin atau panas, ke tingkat bangunan yang lebih tinggi. Kadang glasswool yang digunakan sebagai insulator. Di Indonesia juga sudah diproduksi rockwool tersebut untuk keperluan duct AC, tetapi kemudian disimpangkan penggunaannya untuk keperluan hidroponik. Dengan besar hati insulator rockwool buatan Indonesia digunakan dengan luas, sebagai pengganti rockwool import bermerk dagang Grodan dan Cultilene, buatan Belanda, yang supply-nya belum teratur, dan mahal harganya.
Limbah rockwool, misalnya pada pembongkaran hotel berbintang, atau bangunan bertingkat lainnya, juga masih bisa digunakan. Biasanya dibuang di Tempat Pembuangan Sampah Terakhir, kita punguti gratis dan gunakan-ulang untuk hidroponik, tanpa ada keluhan secuilpun.
Dahulu ada kekhawatiran mengenai pembuangan limbah rockwool, mengingat ia terdiri dari silikat, yang tidak bisa melapuk, tetapi sekarang sudah bisa digunakan sebagai “landfill”, dan sudah bisa di-daur-ulang!
Walau ‘voluminous”, besar ukurannya, tetapi karena ringan, dengan “bulk density 80 kg/m3, maka penggunaannya menyenangkan. Pada pemakaian hari pertama, mungkin terasa sedikit gatal, karena serat-serat tajam silikat menyocok kulit kita yang peka; dengan menggosok-gosok tangan di bawah kraan air, gatalnya langsung hilang!
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING HIDROPONIK : Nomer urut 103.
PERSEMAIAN DIPUPUK DAHULU SEBELUM BENIH DISEMAI.
Memang benar, kuning telur adalah persediaan makanan bagi hari-hari pertama anak-ayam menetas! Lembaga pada benih tanaman yang baru berkecambah sama juga perannya. Pada pangkal akar tunggang, atau juga disebut hipokotil, terdapat akar-akar halus seperti kapas, yang dalam bahasa Sunda disebut “mata rentik”, yang diduga sudah memiliki kemampuan menyerap air dan hara. Bulu-bulu akar inilah yang pertama-tama menyerap air dan hara dari sekelilingnya.
Bila untuk bulu-bulu akar ini kita sediakan larutan nutrisi, apakah akan diterima dan dimanfaatkan oleh bulu-bulu akar itu untuk menambah jumlah air dan hara yang dapat diserap dan dimanfaatkannya? Menurut pengalaman, hasilnya positif. Didapat anak-semai yang lebih tegap,, berakar lateral bertambah banyak, dan mortalitas/kematian yang hampir tidak ada!
Sumber karbohidrat jelas berasal dari lembaga, dan bila kita beri pupuk (yang encer, karena bayi hanya sanggup makan bubur yang lunak!), yang berarti kita beri subsidi kation dan anion anorganik, untuk bahan bangunan pembentukan protein bagi pembangunan badan tanaman, jelas kualitas anak-semai lebih unggul. Tegap, gagah, sedikit sekali kematian, pertumbuhan yang cepat, pencapaian kedewasaan yang cepat, kualitas hasil produksi yang aduhay, bobot dan penampilan produk yang unggul, dan rasa serta aroma yang jitu!
Malahan ada yang menyangka bahwa anak-semai dilarang dipupuk, sebelum berdaun sekian helai. Kalau bebetulan media semai subur dan cukup tinggi kandungan airnya, maka kecambah dengan leluasa tumbuh menjadi anak semai yang tegap, disertai mortalitras/kematian yang rendah.
Bila media semai secara tidak kebetulan marginal, maka kecambah dan anak-semai yang muncul lemah pertumbuhannya, dan rentan terhadap serangan “penyakit cendawan rebah semai”, yuang terutama disebabkan oleh cendawan Pythium, termasuk Ordo Phycomycetes. Dalam hitungan hari, persemaian punah ludes semuanya, tidak tertolong lagi. Media tanam yang telah terkontaminasi itu, jangan digunakan lagi, dan perlu disterilisasi dengan panas atau dengan bahan kimia, sebelum kita berani menggunakan lagi. Atau media semai, maupun benih yang akan disemai, diperlakukan dahulu dengan bahan kimia sterilisan, dan diberi pupuk untuk “starter” untuk lebih tegar menghadapi penyakit rebah-semai.
Prasangka, bahwa kalau kita yang semai, tidak bisa diserang oleh penyakit rebah semai, hendaknya dibuang. Lakukanlah pencegahan, dengan perlakuan benih, dengan fungisida, insektisida “seeddressing”, dan dengan pemupukan khusus persemaian.
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING HIDROPONIK : Nomer urut : 104.
BUDIDAYA HIDROPONIK BEBAS SERANGAN PENYAKIT CENDAWAN.
Bertahun-tahun berbudidaya hidroponik tanpa adanya serangan penyakit cendawan satupun, pasti tidak akan ada yang percaya. Mindset hidroponiker biasanya menyatakan bahwa tiap kegiatan budidaya hidroponik pasti ada serangan penyakit cendawannya, dan mana mungkin tanaman bebas dari serangan.
Belasan tahun yang lalu saya bertemu Ir Iskandar, CIBA GEIGY Agrochemicals, R & D Division, di Research Station, Jatisari, Jawa Barat, yang menyatakan :
Spora cendawan pathogen yang tergeletak pada helaian daun, tidak bisa berkutik, bila tidak ada selapis air meliput permukaan helaian daun tersebut. Bila, karena hujan, tampyas, atap greenhouse bocor, menyiram air, “overhead sprinkler”, hingga daun terbasahi selapis air, maka spora tadi pecah, dan muncullah zoospora, yang dengan flagella/pecut-nya berenang-renang mencari tempat menetap yang genah, biasanya di legokan di permukaan daun. Mulailah zoospora tadi berkecambah, dengan mengeluarkan tabung kecambah, yang semakin memanjang. Di ujung tabung, kecambah tadi menancapkan diri ke dalam lamina/helaian daun, disusul dengan pembentukan “apresiori”, jangkar/anchor, untuk memantapkan tancapan ke dalam mesophyl daun. Sedikit dibelakang apresiori dibuatlah “taji”, untuk menembus kutikula dan epidermis daun. Mulailah terbentuk “hypha”, benang awal cendawan, yang memanjang, kemudian bercabang-cabang dan menjadi “mycelia”/benang cendawan. Ujung benang menembus epidermis/kulit sel dan di dalam sel membentuk “haustoria”, alat penyedot untuk menyantap sitoplasma sel. Sel menjadi kosong mati, hitam, disusul kematian seluruh tanaman.
Antar-waktu zoospora menetas hingga terbentuknya hypha ialah 7 ½ - 8 jam. Kata konci ialah, bila kita bisa menjaga basahnya daun tidak melebihi katakanlah 7 jam, maka spora tidak bisa berkutik dan bergiat, dan tanaman selamanya akan terhindar dari serangan penyakit cendawan.
Kata konci lainnya ialah bahwa daun jangan pernah terbasahi. Bertanilah dalam greenhouse, jaga tidak pernah bocor, sisi tertutup kasa/screen supaya bebas tampyas, pintu otomatis menutup kembali, wilayah bebas kabut tebal, dsbnya.
Pendekatan menyeluruh meliput juga : Bertani dengan matahari penuh, supaya tanaman kuat. Gunakanlah EC yang tinggi, misalnya 2,5 mS, dengan “flowrate”/curah yang besar, yang pada NFT ialah 2 l/menit/talang. Ramuan A-B mix, N-totalnya turunkan menjadi 160 ppm. N-nitrat 150 ppm. N-amonium 10 ppm. P tingkatkan menjadi 80 ppm. K tingkatkan menjadi 300 ppm. Ca tingkatkan menjadi 160 ppm. Mg tingkatkan menjadi 600 ppm. Gunakan pH 6,0! Temperatur 27 oC. Kelembaban 70 %. Tandon larutan pupuk sembunyikan dari sorotan matahari.
Semoga sukses.
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING HIDROPONIK : Nomer urut 105
PERLUNYA DIKETAHUI POTENSI GENETIK TANAMAN KOMERSIAL
Konsumen permintaannya kadang menyimpang dari keinginan petani berproduksi. Misalnya suatu supermarket minta dikirimi “Baby Kailan”, untuk memenuhi permintaan seorang langganannya, untuk masakan tertentu.
Dipandang dari petani produsen, itu berarti petik jauh lebih awal dari biasanya. Biasanya sayuran Kailan di pelihara dengan EC yang tinggi, dan volume pemberian nutrisi yang sangat banyak, untuk menciptakan tanaman yang besar, tegap, berat di timbangan, dengan penampilan menarik. Malahan beberapa petani memupuk dengan extra berat, untuk menciptakan batang yang besar ukurannya. Untuk restoran,“hati”-nya bagian dalam batang, yang putih bersih, dan tanpa serat, adalah bagian tanaman yang paling nikmat dimakan, dan kerenyahannya sangat “crispy”.
“Baby Kailan” memerlukan puluhan tanaman untuk memenuhi satu kemasan plastik 250 gram, yang berarti diperlukan sekian puluh benih untuk baby-nya memenuhi bobot 250 gram, penghamburan benih yang alang kepalang.
Panen ketika tanaman masih kecil, belum berkembang betul potensi genetiknya, rasa-rasanya tidak tega memanennya, separuh hati kita melakukannya, sambil membayangkan andaikan panennya ketika bio-mass sudah mencapai bobot optimal. Sebagai penglipur lara, harga jualnya kita tingkatkan.
Dengan falsafah “Every order means money”, maka nekad kita panen Kailan yang masih imut-imut itu. Cepat-cepat instalasi hidroponik yang sudah kosong itu ditanami kembali, tanpa diistirahatkan. Memang pemanfaatan lahan meningkat, tetapi kadang rutinitas kerja yang biasa dilakukan akan terganggu.
Banyak hal yang mengarah pada optimalisasi kelayakan panen, dengan menunggu bertambahnya umur, ukuran, bobot, rasa, aroma, dan penampilan hasil panen. Optimalisasi produksi diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah dan keuntungan.
Setelah dipanen pun masih bisa dilakukan tindakan untuk meningkatkan optimalisasi, misalnya mendinginkan hasil panen, untuk membuang “field heat”/panas-lapang, selama satu hingga dua jam, dan barulah memprosesnya untuk pengepakan menjelang delivery ke supermarket. Setelah prosessing, bisa pula hasil prosessing disimpan di ruang pendingin beberapa waktu, untuk mempertahankan kesegaran tanaman.
Kalau kita panen pada kondisi tanaman optimal, mengenai ukuran, bobot, rasa, ketahanan simpan, penampilan, warna, dan kesegaran, dapat dipastikan bahwa penghasilan akan meningkat pesat. Tentunya kita tetap harus merawat instalasi produksinya dengan seksama, sehingga segala macam kegagalan dapat dicegah.
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING HIDROPONIK . Nomer urut : 106.
MASUKNYA AIR KE DALAM AKAR TANAMAN
Selalu didengungkan, bahwa suatu reaksi kimia selalu terjadinya dalam air, dan kita menerimanya. Rupa-rupanya tiap ion, kation yang bermuatan positif, maupun anion yang negatif, semuanya bermantelkan air. Kalau dalam suatu media tanam suatu ion terserap oleh bulu akar yang bermuatan listrk, maka air pun ikut terbonceng terserap masuk ke dalam akar. Proses penyerapan terjadi terus menerus, sehingga ion dan air yang terdahulu masuk akan terdorong terus ke atas, ke tajuk, dan gerakan ini disebut “xylematic apically”, alran ke atas melalui xylem.
Kalau ingin membesarkan tanaman, maka berilah pemupukan anorganis, yang bersifat elektrolit, yang akan terurai menjadi kation dan anion, supaya diserap oleh akar tanaman, dan dengan demikian juga akan meningkatkan penyerapan air, sehingga tanaman akan cepat membesar. Tentunya air harus tersedia cukup di media-tanam. Untuk aeroponik dan hidroponik, unsur hara nutrisi memang berada dalam air, dan dengan demikian akan memacu pertumbuhan dengan fantastis cepat.
Penyerapan ion-ion nutrisi, beserta mantel airnya, hanya berlangsung bila tanaman berenergi. Berarti tanaman mengandung banyak karbohidrat, sebagai bahan bakar untuk menghasilkan energi, melalui proses respirasi/pernafasan. Berarti tanaman harus ditempatkan di sinar matahari langsung, untuk dapat berfoto-sintesa asimilasi karbohidrat, dan bukan bertani di keteduhan garasi atau tembok, atau terhalang oleh pepohonan atau bangunan yang tinggi. Dengan tanaman yang berenergi, maka semua unsur, termasuk unsur nutrisi yang berat, misalnya K yang berat atomnya 39, Ca yang 40, Fe yang 57, semuanya terangkat, sehingga tanaman tidak akan pernah mengalami defisiensi/kahat unsur apapun. Ketika dikonsumsi, sayuran enak, kuat rasa dan aromanya. Juga crispy/kerenyahan akan terasa betul kenikmatan mengkonsumsinya.
Kalau di dalam tandon isinya air murni melulu, tidak mengandung ion apapun, sedangkan air itu bukan elektrolit, maka air itu tidak bisa diserap oleh akar, dan tanaman akan layu. Tidak ada ion yang bisa di-mantel-inya, yang bisa ia tumpangi untuk bisa masuk, tertarik muatan listrik akar. Jadi, untuk sementara waktu, tidak memberi pupuk A-B mix pada budidaya hidroponik, tetapi hanya air baku saja, dengan dalih penghematan, tidaklah dapat dipertanggung jawabkan. Sayangnya banyak yang melakukan hal tersebut, dan tanpa disadari menderita kerugian, dengan rendahnya produksi dan kualitas, serta mundurnya penampilan, rasa, dan aroma.
Jangan dibandingkan dengan budidaya bermedia tanam, misalnya polybag diisi arang sekam, bubuk sabut kelapa, yang dapat berperan sebagai “buffer”, karena berkapasitas menyimpan dan melepaskannya kembali unsur-unsur nutrisi, sehingga air di dalam airnya selalu ada elektrolitnya
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING HIDROPONIK : Nomer urut 107
FLUKTUASI KEBUTUHAN AIR OLEH TANAMAN
Kalau cuaca sedang terik dan kelembaban rendah, maka kebutuhan air akan meningkat. Terik, berarti temperatur tinggi, udara memuai, berat jenisnya menurun, mengapung ke atas ke langit, menyebabkan kelembaban udara menurun, atau disebut RH-nya menurun (RH = relative humidity, kelembaban nisbah, kadar air dalam udara pada temperatur tertentu.). Terjadilah tekanan negatif, yang memacu penyedotan air oleh tanaman dari media-tanam, masuk ke akar, melalui jaringan xylem mengalir te tajuk, mengalir ke lamina/helaian daun, untuk kompensasi/pengisian kembali air yang tadi menguap, karena RH yang menurun. Semakin terik, semakin RH menurun, semakin deras aliran air dari akar ke tajuk.
Kalau persediaan air di tandon rendah, tidak cukup untuk kompensasi yang tadi menguap hilang, maka balans/imbangan menjadi negatif, karena yang keluar dari tanaman oleh penguapan lebih besar dari kapasitas ”intake” air oleh akar dari media- tanam, dan tanaman akan memperlihatkan gejala layu. Dengan memperbesar debit pemberian air, maka balans dapat dipulihkan kembali menjadi normal, gejala kelayuan mengurang, dan kesegaran pulih kembali.
Kadang perakaran kurang banyak, sehingga kapasitas penyerapan air tidak bisa mengimbangi volume air yang diuapkan. Mungkin tandon sudah lama tidak dikuras, penuh dengan eksudat/limbah/tahi&e-e tanaman, yang karena disirkulasikan akan menjadi semakin pekat, melampaui nilai ambang keracunan, dan menyengsarakan tanaman. Bahkan kadang terjadi “sudden death”, kematian massal seluruh kebun. Solusi-nya ialah tandon larutan pupuk harus sering dikuras dan diperbaharui larutan nutrisinya. Membuat tandonnya juga harus leluasa besarnya, supaya pengurasan tidak perlu dilakukan terlalu sering.
Air di tandon sekali tempo hendaknya mendapat perlakuan sanitasi/sterilisasi. Aliran ke instalasi produksi ditutup, dan yang boleh dibuka hanyalah kraan “backwash”. Semua air, berdasarkan gravitasi, akan berkumpul kembali di tandon. Dimasuki klorin (kaporit, natrium hipoklorit, Bayklin), atau per-oksida air, H2O2, sebagai tindakan sanitasi/sterilisasi. Didiamkan selama dua jam, semua klorin akan menguap, karena sifatnya volatilitas tinggi. Sisa O-n, O-aktif, O-status nascendi, dari H2O2, juga akan menguap keluardari tandon dalam waktu yang sama Setelah tidak ada residunya lagi, pompa dijalankan kembali, tanpa ada bahaya bagi tanaman yang di-kultivasi.
Kecuali “membakar” bahan organis, bahan kimia tersebut juga membunuh ganggang, Algae (bukan Lumut, Bryophyta!), yang tumbuh menghijau, kemudian menghitam. Eksudat/toksin yang dihasilkan ganggang ini, akan meracuni tanaman, sehingga tanaman kerdil, dan malformasi, bentuknya kacau! Kondisi itu namanya “Allelopathy”, yang merusak semua sendi produksi, dan harus diatasi.
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING HIDROPONIK : Nomer urut 108.
JUMLAH TANAMAN PER LUBANG TANAM.
Kalau tanamannya tumbuh melebar, semisal Pakchoy, Caysim, Kailan, Kale, Lettuce, dlsbnya, maka pantaslah bila ditanam satu anak-semai per satu lubang-tanam pada NFT(nutriernt film technic). Untuk kangkung dan bayam, yang tumbuhnya tegak, bisa dimuati dua anak-semai. Pengaturan ini untuk memproduksi tanaman yang penampilannya menarik, dan juga untuk mencapai optimalisasi produksi dan penampilan tanaman.
Di lapangan sering terjadi tindakan berlebihan. Satu lubang tanam kadang dijejali lima hingga tujuh anak-semai, saling berjejalan, dan banyak menampakkan gejala “kutilang”, kurus, tinggi, langsing, pertanda bahwa tanaman mengalami “etiolasi”, karena kekurngan cahaya, sehingga tumbuhnya jangkung, lemah gemulai, melengkung batangnya. Juga tetrjadi kompetisi untuk mendapatkan nutrisi, dan juga rebutan “lebensraum”, peluang lingkungan hidup. Tanamannya terlihat kurang manyala warnanya, dan rasanya agak cemplang.
Sebenarnya, bila daun bertemu daun, biasanya keduanya melekuk ke atas, dan tidakperlu dikhawatirkan bahwa akan terjadi persaingan nutrisi. Yang ada rebutan cahaya, karena kedua fihak “mutual shading”, saling meneduhi. Mohon juga disadari, bahwa tanaman yang beada dalam sinar matahri penuh, rasanya lebih “menggigit”, begitu pula kerenyahannya. Karenaitu, janganlah ragu untuk memberi cahaya pada tanaman sayuran sepenuhnya, tanpa diredam cahayanya dengan “shading net”, net peredam cahaya.
Kalau pada NFT lubang tanam berjarak-antara 15 cm, maka biasanya ditanami satu anak-semai. Bila yukuram tanamannya kecil, maka diusahakan memasukkan dua anak-semai ke dalamnya. Apalagibila tanamannya tumbuh ke atas, semisal ytanaman bayam, maka sering dimasuki tiga anak-semai per lubang-tanam, saehingga kerimbunannya cepat terlihat. Warna putih helaian styrofoam, yang dipakai sebagai landasan tanam, tertutup sama sekali, dan yang terlihat hanyalah bio-mass tanaman saja. Ini adalah optimalisassi lahan-tanam.
Perlu disadari adanya batas toleransi merapatkan tanaman. Akan merugikan pertumbuhan, bila saling meneduhi. Disamping penampilan, ini akan berpengaruh pula pada rasa dan aroma, yang melemah, karena kurang mendapatkan cahaya matahari. Bila hal ini terjadi, bisa dimintai pertolongan pada pemupukan, misalnya dengan meningkatkan asupan phosphat. Walau cahaya redup sekalipun, photo-sintesa masih lumayan terjadi, mengingat phosphat mempunyai ketrampilan mengikat energi matahari menjadi energi kimia, dalam bentuk karbohidrat. Di lain fihak, kita cegah menanam terlampau rapat.
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING HIDROPONIK : Nomer urut 109.
AEROPONIK MEMBUTUHKAN PENGABUTAN PADA IRIGASI-NYA
Dibuatlah dalil praktis, bahwa untuk berbudidaya NFT diperlukan pompa air submersibel, atau yang populer disebut pompa celup, karena terkenal volume/debitnya besar, sedangkan tekanannya cukup rendah saja.
Untuk budidaya aeroponik, justru sebaliknya diperlukan tekanan yang besar, supaya butiran yang dihasilkan oleh jajaran springkel mengkabut. Orifis, lubang pada springkel, diameternya sekitar 1,2 mm, dan butiran yang dihasilkan berukuran 100 um (1 mm = 1.000 um/mikron). Butiran dengan ukuran sekecil ini akan lama mengambang di udara, terutama oleh terjadinya turbulensi yang mengkabut, yang disebabkan oleh tekanan pompa yang besar. Dianjurkan untuk menggunakan tekanan minimum 2 atmosfir/bar.
Bila umur tanaman sudah belasan hari di sistem aeroponik, dan volume perakaran sudah banyak, panjang, dan bercabang, maka butiran halus yang “floating” lama di udara itu, akan mempunyai banyak kesempatan menyentuh akar, dari segala penjuru. Bila terhalang dari satu sudut, bisa mendapat kompensasi dari sudut lain. Kerataan ini akan menyebabkan produksi merata untuk semua sudut.
Disamping perataan, volume larutan nutrisi perlu diperhatikan. Walau butiran mengkabut, bila volumenya sedikit, maka pertumbuhan tidak akan optimal. Untuk mencukupi asupan nutrisi melalui butiran kabut, maka digunakan springkel khusus, Wingfield, yang debitnya 90 liter/jam, setara 1,5 l/menit.
Tata letak springkel pada bentangan slang poly-ethylen diameter 20 mm, perlu pula dicermati. Untuk yakinnya, berilah jarak 75 cm, walau diketahui bahwa radius pancaran springkel bisa mencapai 150 cm dengan mudah. Tanaman pada umur lanjut, akarnya akan melimpah, sehingga kadang sulit ditembus dan tidak mendapatkan distribusi yang merata. Dengan kecilnya jarak-antar springkel, ketimpangan distribusi ini akan mudah teratasi.
Tidak perlu jarak-antar springkel itu diperkecil, mengingat bahwa bila jumlah springkel terlampau banyak, maka tekanan larutan akan terbagi atas jumlah springkel yang terlampau banyak, sehingga tekanan pada springkel mengecil, sehingga pengkabutan tidak bisa terjadi dengan baik. Pengaturan tekanan nutrisi pada orifis springkel bisa diatur dengan memasang “back flow” atau “backwash” pada pipa pengeluaran nutrisi dari pompa. Dengan memperkecil backwash, aliran ke instalasi akan membesar, tekanan pada orifis akan membesar, kesempurnaan pengkabutan akan mudah tercapai. Dengan besarnya volume larutan nutrisi, produksi akan meningkat!
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING HIDROPONIK : Nomer urut 110
POMPA AIR AEROPONIK HARUS MENYALA TERUS MENERUS.
Ingatkah akan pelari alam wanita dari Afrika Selatan, yang tanpa memakai kasut, selalu menang lomba lari Olympiade? Ia selalu minum banyak sekali air murni, untuk kompensasi keringat yang banyak sekali mengucur. Ketika ia berpindah kewarganegaraan dan bermukin di Inggris, diulangilah mindset-nya minum air murni setiap kali menang bertanding lari. Kali ini ia meninggal di lapangan.
Bersama keringat, banyak sekali ion (kation, maupun anion) keluar, dan sebaiknya dikompensasi, supaya turgor (tegangan) sel dan jaringan di organ/badan kembali normal, dan tidak terjadi depletion/pengurasan. Berarti konsistensi sel harus kembali dikompensasi dengan anion dan kation. Untuk itu dianjurkan meminum Pokari Sweat, Mizon, Gatorade, dlsbnya, yang dinamakan larutan penyegar, yang penuh dengan ion.
Pada aeroponik, sering timbul niatan berhemat dengan hanya memberi aliran air saja, tanpa pupuk. Vakuola, rongga di dalam sel, yang mulai kosong dari bahan nutrisi, karena telah diproses menjadi protein dsbnya, tidak lagi mendapat kiriman kation dan anion dari akar, terjadi pengurasan, sitoplasmanya amburadul, konsistensi sel berantakan, turgor/tegangan sel hilang, dan proses pertumbuhan terganggu.
Pompa di malam hari kadang dimatikan, dengan dalih tidak adanya cahaya matahari, proses foto-sintesa asimilasi protein pun tidak akan ada, sehingga tidak diperlukan supply nutrisi. Memang benar bahwa tidak terjadi fotosintesa, tetapi pengisian vakuola dengan ion-ion yang berasal dari media tanam, yang masuk melalui penyerapan akar, berjalan terus, dimotori oleh tenaga osmosis.
Tanaman yang ditanam di matahari penuh, berfoto-sintesa karbohidrat, dengan mudah memompakan nutrisi + air, ke tajuk! Akhirnya di-storage di vakuola, dalam sel. Esok pagi, dengan sinar matahari pertama, bisa langsung di-foto-sintesa-kan pada kesempatan pertama, tanpa harus menunggu pengiriman nutrisi dari bawah.
Hutan, diwaktu malam, tanpa ada sinar matahari, memompa nutrisi dan air, secara “xylematic apically” dari akar ke kanopi, secara terus menerus. Menjurus kepada kesimpulan, bahwa pada aeroponik, listrik beserta pompa airnya, harus dijalankan terus menerus, siang malam, tanpa henti. Air yang dialirkan harus mengandung nutrisi sebagaimana biasanya, jangan dikurangi EC-nya!
Bila petunjuk ini dituruti, bisa diharapkan potensi genetik tanaman berkembang optimal. Sebagai contoh, dengan budidaya aeroponik, dalam waktu 20 hari, satu benih kangkung, bisa tumbuh menjadi biomass 604 g (100 g akar dan 504 g tajuk). Digunakan EC 2,2 mS, pH 6,0, tekanan air pada manometer sekitar 2 atmosfir, matahari penuh sepanjang hari, tanpa ada naungan.
Pengaliran larutan nutrisi, jika diganti dengan air baku murni, berpengaruh negatif bagi tanaman. Konsistensi sel mengendur, vakuola dalam sel terkosongkanturgor sel menurun, seluruh fisiologi tanaman amburadul, dan produksi anjlok! Jangan sekali-kali tanaman diberi air murni saja
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING HIDROPONIK : Nomer urut 111.
AEROPONIK, UNTUK TANAMAN DENGAN SISTEM PERAKARAN LUAS.
Aeroponik menggunakan teknik menyemprotkan cairan nutrisi ke sistem perakaran tanaman yang lebat. Ada tanaman yang memang sifat genetiknya perakarannya kuat, semisal kangkung, yang jika dibandingkan dengan tanaman lain, mempunyai potensi jaringan perakaran yang memang lebat.
Bila kita ambil tanaman caysim, sifat akarnya tumbuh memanjang, tetapi jumlahnya tidak banyak, dan bercabang hanya sedikit. Pancaran butiran larutan nutrisi, yang walau pengkabutannya baik, luas permukaan akar yang bisa dikenai butir-butir kabut, jumlahnya tidak seberapa banyak.
Secara fisik, luas sistem perakaran bisa kita rekayasa, misalnya dengan memberi sinar matahari penuh, tanpa ada yang meredamnya. Sinar matahari dengan fotosintesa karbohidratnya, dibantu pemupukan dengan unsur nutrisi phosphat, menghasilkan poly-saccharida, yang berenergi besar, memacu pembentukan akar, elongasi/perpanjangan dan percabangan akar. Luas permukaan akar meningkat, menyebabkan penerimaan kabut larutan nutrisi meningkat. Sprinkler yang memancarkan kabut, dipasang berjarak-antara 75 cm, pada slang PE (poly-ethylen), berdiameter 20 mm.
Peningkatan asupan garam Magnesium-sulfat, dengan unsur nutrisi magnesiumnya, yang merupakan inti dari grana/butiran klorofil/butir hijau daun, dapat pula memacu proses fotosintesa asimilasi karbohidrat, sehingga perakaran dapat terangsang memperbanyak diri.
Kalium, pemicu dan pengatur proses fotosintesa, berdaya pula mendistribusikan hasil asimilasi, serta menempatkannya di mana diperlukan, sigap menempatkan karbohidrat untuk membentuk akar. Semua ini untuk memperluas permukaan akar yang dapat dikenai dan dihinggapi oleh butir-butir kabut, yang mengantarkan nutrisi, dan yang kebetulan juga telah diperkaya oksigen-terlarutnya.Terpaculah proses respirasi, dan didapatkanlah energi yang lebih banyak, bagi keperluan tumbuh, menyerap air dan nutrisi dari media tanam..
Sebaliknya kurangilah asupan ammonium, misalnya dari ammonium-sulfat, (NH4)2SO4, ataupun Urea, CO(NH2)2, karena nutrisi ini banyak menambah daun, dan tidak bisa diharapkan banyak untuk meningkatkan volume perakaran.
Dengan luasnya permukaan akar untuk menerima kabut larutan nutrisi, yang dipancarkan dari sprinkler pada budidaya aeronik. Produksi dan penampilan tanaman akan sangat terpacu, dan mengoptimalkan potensi genetik-nya!
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING HIDROPONIK : Nomer urut 112
UKURAN LUBANG PADA BADAN NETPOT.
Netpot mempunyai ketinggian yang berbeda-beda. Bila terlalu jangkung, maka bila ditancapkan ke dalam lubang tanam, pada styrofoam, di gullie/talang NFT (Nutrient Film Technic, Hidroponik Talang Landai), maka netpot berdiri terlampau tinggi. Terjadilah celah antara netpot dengan sisi lubang tanam. Cahaya matahari menyelinap masuk ke dalam talang, dan dalam waktu seminggu mulailah terlihat warna hijau, yang tidak lain adalah ganggang. Semakin lama, semakin tebal warna hijaunya, dan mulailah ganggang menimbulkan “allelopathy”, yaitu ganggang mengeluarkan “exudat”, suatu toksin, yang bisa mengganggu pertumbuhan tanaman pokok.
Kalau netpot itu pasdengan tingginya sisi talang, maka dasar netpot pas-persis menapak pada dasar talang, menutup rapat celah antara netpot dengan sisi lubang tanam, maka cahaya matahari bisa dicegah masuk menyusup ke dalam talang, dan ganggang dapat dicegah.
Kaki netpot yang pas-persis menapak pada dasar talang, tidak memungkingkan akar nantinya keluar dari netpot, sehingga pertumbuhan perakaran akan terhambat. Maka siosi netpot harus berlubang banyak dan lebar, untuk memungkinkan akarbertumbuh keluar dan emperbanyak di luar netpot, dengan peluang membludaknya perakaran, demi tingginya produksi hasil panen.
Lubang jendela dis sisi netpot terkadang terlalu sedikit, sempit, rapat, sehingga kurang memungkinkan keluar dari netpot, untuk tumbuh memperbanyak diri di luar netpot. Mungkin netpot ini dahulu direncanakan untuk menggunakan media, semisal arang sekam atau “cocopeat”, bubuk sabut kelapa, dan mencegah media-persemaian ini berantakan di dalam talang.
Jadi, berhati-hatilah dalam memilih ukuran/bentuk netpot, karena sekali ganggang masuk ke dalam talang, biaya pembersihannya besar, mengingat allelopathy yang ditimbulkannya. Bila telah belanja netpot dan terbukti kemudian, bahwa tidak sesuai dengan persyaratan yang kita kehendaki, maka perlu diperbaiki, misalnya dengan menggunakan cutter merubah bentuk atau ukuran lubang di sisi netpot.
Kadang dasar netpot kita buang sama sekali, sehingga akar tiada halangan untuk keluar dari netpot danmemeperbanyak diri di dalam talang, demi tingginya produksi sayuran yang kita tanam. Tidak menggunakan netpot, langsung membungkus benih atau anak-semai dengan rockwool, menancapkannya ke lubang-tanam di styrofoam, bisa pula dilakukan. Lubang tanam di-bor dengan pola dengan “bor gerinda”, berpola kerucut terbalik, dapat mencegah rockwool nyeplos jatuh ke dalam talang.
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING HIDROPONIK : Nomer urut 113
SATU FORMULA UNTUK SEMUA KULTIVAR SAYURAN.
Dipunyai hanya satu blok instalasi hidroponik NFT, dengan satu tandon larutan pupuk, dilengkapi satu mesin kecil, untuk mensirkulsi larutan nutrisi, dengan EC tertentu, dan pH tertentu, yang harus bisa menghidupi semua jenis tanaman sayuran untuk keperluan rumah tangga.
Dipilih NFT karena gullies terbuat dari talang hujan rumah tangga, yang bisa dibeli di tiap toko material, dengan harga yang terjangkau kelas pertengahan. Terbuat dari PVC, talang tersebut panjangnya 4 meter, dan dapat disambung-sambung dengan “sock”, hingga panjang yang dikehendaki. Ujung-ujungnya dapat ditutup dengan “tutup”. Dipasang dengan kelandaian tangens 2 hingga 5 %, air akan meluncur dengan cepat ke bawah, mendistribusikan nutrisi sambil mengalir, untuk membesarkan tanaman.
Berbudidaya hidroponik di pekarangan rumah, untuk memenuhi berbagai selera anggota keluarga, pilihan kultivar apa yang sebaiknya ditanam bergantian. Biasanya pilihan jatuh pada sayuran daun bayam, kangkung, pakchoy, caysim, dan sedikit lettuce/selada. Pilihan diperluas dengan cabe, kemangi, tomat, ketimun, dan melon.
Ngarah aman dan bisa menghidupkan bermacam kultivar, maka sebaiknya digunakan haanya satu formula, dengan satu EC, yaitu 2.0 mS, berada dalam zona aman, dan jauh dari kemungkinan keracunan. Volume pemberian harus cukup besar, misalnya 2 l/menit/talang. Kombinasi EC yang tinggi, dengan volume pemberian yang besar, bisa menjamin produksi yang cukup tinggi, untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Mengenai pH, sebaiknya menggunakan pH 6,0, mengingat kisaran yang lebar adalah antara pH 5,5 dan 6,5, sehingga risiko terpental dari zona aman, jauh sekali. Biasanya lebih sering kita harus menurunkan pH, yang berarti kita harus sedia asam kuat, dan pilihan biasanya dijatuhkan pada asam nitrat dan asam phosphat. Untuk kemudahan, kadang digunakan asam sulfat, mengingat asam itu sering kita dapati dengan mudah di SBPU, pompa bensin, dalam botol plastik transparan merah.
Formula nutrisi diperlukan yang “allround”, atau pemakaian umum, dalam berbagai situasi, persemaian/vegetatif/generatif, sayuran daun dan buah. EC 2,0 mS, pH 6,0.
Formula : Gunakan N-total 200 ppm. Nitrat 160 ppm. Ammonium 40 ppm. P 60 ppm. Ca 160 ppm. Mg 600 ppm. S 150 ppm. Konsep 5 : 5 : 1, akan memberikan EC 2,3 mS, yang bisa dipakai untuk persemaian, vegetatif/pertumbuhan, maupun generatif/pembuahan. Cobalah diterapkan tanpa ditawar!
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING HIDROPONIK : Nomer urut 114
MENINGKATKAN KETRAMPILAN MEMANFAATKAN NITRAT
Pada budidaya hidroponik, N didapat dalam tiga bentuk, yaitu : 1) Urea, dengan rumusnya CO(NH2)2, suatu pupuk organik (lihat ada huruf C di dalam rumus kimianya), yanghanya dapat terurai bila ada enzym urease, yang dihasilkan oleh mikro organisma, yang tentunya hidup dalam keadaan lembab, dan terurai menjadi gas CO2, yang terbang hilang, dan amonium, NH4+, yang volatil, mudah menguap..
2) N-nitrat, NO3-, suatu anion nutrisi yang relatif berat. Berat atom N = 14; O = 16, 3 X 16 = 48; NO3- bobotnya 62, termasuk berat.
3) NH4+, amonium, 14 + (4 X 1) = 18. Ringan! Seringan air, H2O, yang juga 18.
Jika di dalam larutan A-B mix, ada tersedia amonium yang ringan, dan nitrat yang relatif berat, maka dapat dipastikan bahwa akar akan menyerap yang ringan terus-terusan, tanpa menoleh yang berat. Maka terjadilah sel-sel raksasa, dan tanaman berukuran besar dan gagah, tetapi gambos, dinding selnya tipis seperti balon yang ditiup besar, tetapi rentan terhadap serangan cendawan, dan cepat collapse bila ada angin kering lewat. Misalnya melon, ukurannya akan besar, bobotnya akan tinggi, sehingga sangat untung untuk penjual. Tetapi, di makan, rasanya hambar, sehingga tidak ada yang memakannya.
Sebaliknya nitrat akan menghasilkan tanaman yang berukuran agak kecil, tetapi selnya kompak, tegap, berat, rasa manis dan aromanya meningkat kuat, kualitas dan ketahanan simpannya meningkat pesat. Harga jual juga bisa mendapat harga premium.
Di kebun, tanaman yang pupuknya banyak menggunakan nitrat, mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap serangan penyakit cendawan. Pengeluaran untuk mencegah dan memberantas penyakit bisa ditekan, dan kepusingan berkurang.
Andaikan diamuk hama, maka recovery, penyembuhan kembali, dapat berlangsung lebih cepat. Seperti dialami, kurus atau montok, sayuran di lapangan, tanpa ampun, semuanya diserang oleh berbagai hama polyphag (makan berbagai tumbuhan).
Pemanfaatan penggunaan nitrat, dapat diarahkan ketika merumuskan formula pupuk. Sebagai arahan, Formula Sayuran Daun : N-total 200 ppm. NO3-/NH4+ = 4. NO3- 160 ppm. NH4+ 40 ppm. Formula Buah : N-total 170 ppm. NO3-/NH4+ = 16. NO3- 160 ppm. N-NH4+ 10 ppm. Tentunya formula ini dapat divariasi dan disesuaikan dengan selera masing-masing.
Kerenyahan, crispy, crunchy, dapat pula diatur melalui pembesaran rasio NO3-/NH4+. “Shelflife”, daya tahan kesegaran di supermarket juga tergantung dari rasio tersebut. Rasa pun dipengaruhi rasio nitrat/amonium ini; Jika angkanya kecil, berarti banyak amonium-nya, rasanya menjadi
LANJUTAN : Jilid II
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING HIDROPONIK : Nomer urut 115
KALIUM – NITRAT YANG BEREDAR DI PASAR.
Di beberapa tempat diperjual belikan 2 macam K-nitrat, yang dapat menimbulkan keraguan, yang manakah yang sebaiknya digunakan pada budidaya hidroponik. Warnanya kadang juga berbeda, warna putih dan merah jambu. Yang putih dikenal sebagai K-nitrat, dengan rumus kimianya KNO3, yang terdiri atas kation Kalium+ 38 %, dan anion NO3- 13 %.
Yang agak kemerahan sering disebut CPN, Chilian Potassioum Nitrate, yang adalah K-nitrat dari negara Chili, yang memang berisi K 38 % dan NO3 13 %, tetapi juga ada kandungan Na 24 %. Perlu dicatat, bahwa pada umumnya Na dikatakan unsur yang “beneficial”, yang menguntungkan, atau yang dalam bahasa Belanda disebut “ballast element”, unsur pemberat. Unsur Na+ rendah manfaatnya sebagai nutrisi bagi banyak jenis tanaman, karena itu tidak termasuk daftar nutrisi.
Unsur Na+ masih ada gunanya sebagai “surrogat”,pengganti, unsur nutrisi K+, di daerah-daerah di mana kadar K-nya rendah di dalam tanahnya. Di daerah-daerah yang kadar unsur nutrisi K+-nya cukup tinggi, maka Na kurang diserap. Ketika belasan tahun lalu berlintas di provinsi Lampung dengan kepala Dinas Perkebunan, terlihat bahwa pelepah pohon kelapa menggantung “nyengkleh” lemah, dan mendapat keterangan bahwa gejala itu disebabkan oleh defisiensi/kahat unsur nutrisi K pada tanah. Penyembuhannya ialah dengan memberi pupuk yang mengandung K, antara lain pupuk.KCl, yang banyak beredar di pedesaan.
Petani ada yang menggunakan garam dapur, NaCl, yang disebarkan di sekitar batang kelapa. Disini unsur Na berperan sebagai surrogat/pengganti unsur nutrisi K. Pada budidaya hidroponik di mana nutrisi K disediakan cukup, tentu perannya Na mengecil, malahan menaikkan penampakan tingginya angka EC, padahal perannya belum tentu jelas, karena sayuran daun yang kita kultivasi bukanlah termasuk ordo Palma. Karena unsur Na adalah elektrolit, maka tetap diserap oleh akar dan memasuki sistem fisiologi tanaman, dan perannya hanya sebagai pemberat timbangan yang tentunya juga menguntungkan petani produsen.
K-nitrat yang berwarna putih banyak beredar, dan berasal dari berbagai negara, sehingga kita tidak usah menghawatirkan mengenai tersedianya di pasar, untuk keperluan budidaya hidroponik. Nyetok untuk keperluan persediaan beberapa bulan, dianggap sangat baik, karena terkadang suatu komoditas hilang dari pasaran, tanpa keterangan suatu sebab. Penyimpanannya tidak perlu terlalu canggih, cukup diruangan biasa, dengan diletakkan di atas palet kayu.
LANJUTAN : Jilid II
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING HIDROPONIK : Nomer urut 116.
PERSEMAIAN JANGAN DIBUAT TERLALU RAPAT.
Bila menyebar benih terlalu rapat, maka anak-semai yang dihasilkan akan rendah “viability”, keperidian, daya hidup, ketika dipindahkan ke instalasi produksi di lapangan. Penampilan pucat, epikotil jangkung dan lemas, inginnya rebah terus, daunnya sempit, tumbuhnya lambat, dan bentuk serta penampilan amburadul. Umur panen pun terpengaruh, menjadi panjang dan sukar untuk penetapan tanggal panen.
Kadang memang ada yang terpaksa disebar rapat, misalnya kekhawatiran gagal berkecambah, karena benih diduga telah kadaluwarsa, karena sudah terlalu lama disimpan, dan tempat penyimpanan yang tidak memadai. Bila sebagian saja yang berkecambah, maka jumlahnya masih bisa mencukupi dan menutup kebutuhan akan anak-semai.
Memang kita sering dengar, bahwa benih sebaiknya disimpan di lemari pendingin, bukan di bagian “freezer”-nya, tetapi di bagian bawah, yang biasa dipakai untuk menyimpan sayuran. Dengan diturunkan temperatur penyimpanan, maka proses fisiologi benih akan melambat, dan ini berarti memanjangkan masa keperidian benih.
Jangan dimasukkan ke bagian lemari pendingin yang membekukan air menjadi es, karena bila air dalam benih menjadi beku, maka dapat merusak daya kecambahnya tanaman. Biasanya pendinginan tidak mematikan daya kecambah, malahan banyak digunakan untuk pengawetan daya tumbuh benih. Perusahaan perbenihan selalu mempunyai lemari pendingin, dimana benih disimpan dengan temperatur yang rendah, sehingga benih tetap”viable” walau disimpan beberapa tahun.
Petani di desa tidak bisa diharapkan mempunyai fasilitas untuk menyimpan benih dengan cara pendinginan. Benih di tangan petani biasanya umurnya tidak lama, dan banyak sekali kehilangan benih untuk dipakai di musim berikutnya. Setidaknya petani menjemur benihnya hingga dianggap cukup kering, untuk dapat disimpan jangka waktu lama.
Perusahaan benih telah berusaha mengemas benih dalam “alluminum foil”, dan kedap udara, sereta disimpan dalam lemari pendingin di gudangnya, dan sebisanya juga mendapat proses pendinginan di tempat benih diretail. Setidaknya dihindari di-expose-nya benih pada lingkungan terbuka yang lembab. Persiapan itu sangat teliti, sehingga untuk beberapa komoditas, mereka tidak ragu-ragu untuk mencetak “expiry date”, tanggal kadaluwarsa-nya daya kecambah benih, Dituliskan pula bulan dan tahun batasan daya tumbuh benih, karena yakin daya kecambah, yang biasa dipakai umum, yaitu 85 %.
Di level pedesaan, benih sayuran biasanya dianggap tahan hingga setahun, terutama tanaman musiman, yang ditanam setahun sekali, dengan memperhatikan klimat yang berlaku di daerah itu.
LANJUTAN : Jilid II
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING HIDROPONIK : Nomer urut 117.
PERLAKUAN BENIH SEBELUM DISEMAI.
Banyak perlakuan dilakukan sebelum benih disemai, salah satunya ialah dengan “menghangatkan”, menjemur di sinar matahari, dengan terbuka polos blak-blakan, maupun diredam sedikit dengan net atau helaian plastik. Cara lain ialah dengan merendamnya ke dalam air hangat suam-suam kuku, untuk beberapa belas menit.
Maksudnya ialah supaya terjadi “cracks”, retakan pada kulit benih, sehingga memungkinkan air masuk melalui retakan ke dalam benih, dan mengaktifkan embyo, menghasilkan hipokotil (hypo = bawah; cotyl = lembaga), yang memanjangkan diri, dan nantinya menjadi akar. Pada pangkal akar muncullah bulu-bulu akar putih halus, menyerupai sejumput kapas, yang oleh petani di tanah Sunda disebut “mata rentik”. Bulu akar ini diduga sudah bisa aktif menyerap air dan hara, a.l. amonium.
Air yang masuk ke dalam benih menyebabkan kotil/lembaga menyerap air pula, mengembang, yang dinamakan “imbibisi”. Tidak semua benih yang ber-imbibisi akan lanjut hidup berkecambah, karena proses aktivasi embryo dan imbibisi kotil, berbeda dan terpisah. Benih tersebut gagal berkecambah.
(Sekedar penambah pengetahuan : Embryo, dalam benih, berkhromosoma 2n, karena polinasi inti sel telur yang 1 n, dengan tepungsari yang 1 n ; Kotil/Lembaga ber-khromosoma 3n, karena polinasi inti sel telur yang 2 n, dengan tepungsari yang 1 n)
Kotil bukanlah daun, jadi dari ketiak kotil tidak bisa diharapkan keluar tunas. Dari ketiak daun sejati barulah dapat muncul tunas. Sebagai catatan tambahan : kotil mengandung juga klorofil, dan sudah dapat berfotosintesa asimilasi karbohidrat, sebagai bahan baku untuk respirasi menghasilkan energi, yang digunakan untuk menunjang semua kegiatan perkecambahan awal.
Air yang masauk melalui retakan pada kulit benih, yang menyebabkan kotil ber-imbibisi, sehingga kotil berukuran membesar, memecahkan kulit benih, untuk memungkinkan keluarnya hypokotil. Semakin membesarnya kotil, semakin besar pecahnya kulit benih, dan lepaslah kulit benih, jatuh ke tanah. Kotilnya membuka, menjadi dua belahan kotil, yang menyerupakan cadangan makanan bagi kecambah.
Perkecambahan dijaga ketersediaan air dan kelembaban. Ketidak-teraturan penyediaan air, menyebabkan kecambah mengembang – mengempis. Sering terjadi kegagalan di persemaian, karena kurangnya air pada saat kecambah bergiat. tempatkan seedling-tray dengan kakinya terendam ½ cm ke larutan pupuk khusus anak-semai. Bila memungkinkan, kondisi larutan harus mengalir, untuk jaminan oksigenasi larutan.
Rendaman kaki seedling-tray, di dalam larutan pupuk khusus anak-semai ber-EC rendah (sekitar EC 1,0 mS) patut dijadikan patokan. Merendam hanya dengan air murni saja, tanpa pupuk, dan hanya mengandalkan tenaga kotil, mengandung risiko kegagalan.
LANJUTAN : Jilid II
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING HIDROPONIK : Nomer urut 118.
AIR BAKU HENDAKNYA DIPERHATIKAN KUALITASNYA.
Sebagai sumber air untuk berbudidaya hidroponik, sumur di pekarangan rumah adalah yang paling mudah keberadaannya. Efektif penggunaannya dapat dinilai dengan melihat tanaman yang sehari-hari disiram dengan air dari sumur itu. Bila pertumbuhan tanaman normal, maka ditarik kesimpulan “sementara”, bahwa air itu cukup baik untuk digunakan berbudidaya hidroponik.
Memang sebaiknya air itu dianalisa dahulu di laboratorium lingkungan hidup. (Analisa dapat pula dilakukan di laboratorium perusahaan air minum, yang lebih mengarah pada penilaian layak minum.) Biasanya dengan sampel satu liter, dan biaya sekitar Rp 150 ribu , dianalisa apakah layak pakai untuk kegiatan pertanian. Yang digunakan sebagai patokan ialah Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup.
Setelah tandon larutan pupuk diisi air baku hingga penuh, maka secara teori, kita harus menyetel dahulu pH-nya, biasanya dengan menggunakan asam-kuat anorganis, untuk mencapai pH yang kita inginkan, misalnya pH 6,0. Barulah garam-garam nutrisi A-B mix, dalam bentuk pekatan/konsentrat dikocorkan ke dalam tandon larutan pupuk.
Alasannya ialah bahwa semua garam bersifat neutral, seimbang muatan listriknya yang positif dan yang negatif, jadi penambahan garam dalam bentuk pekatan tadi, tidak akan merubah pH air baku, yang sekarang sudah menjadi larutan A-B mix, karena penambahan garam-garam itu.
Andaikan air baku pH-nya 8,3, untuk menurunkan pH, misalnya diinginkan pH 6,0, maka digunakan larutan 10 % asam kuat anorganis HNO3 (asam nitrat, nitric acid), untuk menurunkan pH hingga angka 6,0. Bisa pula digunakan asam kuat anorganis asam fosfat, (phosphoric acid). Dapat pula menggunakan asam kuat anorganis asam sulfat, H2SO4, yang dapat dibeli di pompa bensin SBPU, dalam botol plastik transparan merah, disebut pula “accu zuur”, asam-akku.(Bukan botol biru, yang disebut “air akku”, yang sebenarnya adalah “aqua destilata”, air suling, yang dapat diminum!).
Asam organis, semisal asam cuka, asam semut, tidak digunakan untuk menurunkan pH pada hidroponik, karena asam lemah, sehingga diperlukan jumlah banyak, dan biaya akan melambung. Pun setengah jam kemudian pH akan naik lagi sebagaimana dahulunya, karena asam organis tidak stabil.
Air leiding dari PAM, kadang mengandung kaporit, yang dalam bentuk akti klorin, ganas membasmi kuman dalam air minum itu, supaya dengan aman dapat diminum. Ditempatkan dalam baskom terbuka selama sejam, semua klorin terbang menguap, karena tinggi daya menguap/volatility-nya. Dapatlah dipakai berbudidaya hidroponik!
LANJUTAN : Jilid II.
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING HIDROPONIK : Nomer urut 119.
UKURAN PIPA PRALON PADA JARINGAN DISTRIBUSI NUTRISI NFT.
Pompa air besar, bertekanan tinggi, mulutnya adalah pipa pralon berdiameter 1 inci. Pipa distrubusi ke instalasi produksi hendaknya berukuran sama, yaitu 1 inci. Jaringan distribusi ini mencakup seluruh kebun berukuran luas, dan diinginkan tingginya tekanan terbagi sama di seluruh areal., sehingga bobot produksi dan kualitas akan sama untuk tiap penjuru.
“Friction”, gesekan antara air dengan dinding sebelah dalam dari pipa, akan membesar secara kuadratis, dan berbanding terbalik dengan diameter pipa. Jadi, friction pada pipa berdiameter 1 inci, adalah ¼ dari friction pada pipa berdiameter ½ inci. Apalagi untuk talang yang terletak paling jauh dari pompa, friction itu akan lebih parah lagi, karena panjangnya pipa, seringnya bertemu pipa dengan “elbow”, percabangan huruf T, kran ball valve, dsbnya.
Diambil kesimpulan, bahwa seluruh jaringan distribusi pada NFT, harus menggunakan pipa berukuran 1 inci, untuk mendapatkan tekanan yang besar dan merata.
(Bila ada pemikiran, demi penghematan menggunakan pipa berukuran ½ inci, mohon tidak dituruti, karena semakin kecil ukuran pipa, semakin besar “friction”, gesekan aliran dengan dinding pipa sebelah dalam, bahkan perhitungannya berlaku secara kuadratis.)
Pipa berukuran 1 inci, disamping gesekan mengecil, juga dapat diartikan berperan sebagai “pressure tank”, sehingga curah, “flowrate” akan meningkat besar sekali, bisa mencapai keseluruh kebun, secara merata dan kuat.
Pada setiap bedengan, pipa lateral untuk distribusi aliran, juga harus berukuran 1 inci. Slang pengalir larutan dari pipa lateral ke talang, hendaknya menggunakan “spaghetty tube” berukuran 8 inci (dan bukan 5 inci). Diperlukan 2 buah spaghetty tube untuk setiap talang, sehingga memungkinkan menggunakan “sleeve” untuk mematikan aliran pada waktu talang kosong, tidak bertanaman.
Spaghetty tube sekian banyak dan berukuran 8 mm, akan menurunkan tekanan pada kocoran masuk ke talang; di lain fihak, NFT tidak memerlukan tekanan yang tinggi. NFT cukup dengan tekanan 1 atmosfir, dan selanjutnya diambil oper oleh gravitasi, sedangkan yang duperlukan volume yang besar, untuk lancarnya aliran ke bawah.
Pada NFT, diujung bawah, di mana kelebihan larutan dialirkan masuk ke pipa pralon berdiameter 1 ½ inci, untuk dialirkan kembali ke tandon, siap untuk disirkulasi lagi. Untuk mencegah kebocoran, maka ketika spaghetty tube memasuki pipa penampung kelebihan larutan, berdiameter 1 ½ inch, diharuskan memakai “gromet”, yang akan menmbuat slang dengan rapat memasuki pipa 1 ½ inci, untuk mencegah terjadinya kebocoran
LANJUTAN : Jilid II.
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING HIDROPONIK : Nomer urut 119.
UKURAN PIPA PRALON PADA JARINGAN DISTRIBUSI NUTRISI NFT.
Pompa air besar, bertekanan tinggi, mulutnya adalah pipa pralon berdiameter 1 inci. Pipa distrubusi ke instalasi produksi hendaknya berukuran sama, yaitu 1 inci. Jaringan distribusi ini mencakup seluruh kebun berukuran luas, dan diinginkan tingginya tekanan terbagi sama di seluruh areal., sehingga bobot produksi dan kualitas akan sama untuk tiap penjuru.
“Friction”, gesekan antara air dengan dinding sebelah dalam dari pipa, akan membesar secara kuadratis, dan berbanding terbalik dengan diameter pipa. Jadi, friction pada pipa berdiameter 1 inci, adalah ¼ dari friction pada pipa berdiameter ½ inci. Apalagi untuk talang yang terletak paling jauh dari pompa, friction itu akan lebih parah lagi, karena panjangnya pipa, seringnya bertemu pipa dengan “elbow”, percabangan huruf T, kran ball valve, dsbnya.
Diambil kesimpulan, bahwa seluruh jaringan distribusi pada NFT, harus menggunakan pipa berukuran 1 inci, untuk mendapatkan tekanan yang besar dan merata.
(Bila ada pemikiran, demi penghematan menggunakan pipa berukuran ½ inci, mohon tidak dituruti, karena semakin kecil ukuran pipa, semakin besar “friction”, gesekan aliran dengan dinding pipa sebelah dalam, bahkan perhitungannya berlaku secara kuadratis.)
Pipa berukuran 1 inci, disamping gesekan mengecil, juga dapat diartikan berperan sebagai “pressure tank”, sehingga curah, “flowrate” akan meningkat besar sekali, bisa mencapai keseluruh kebun, secara merata dan kuat.
Pada setiap bedengan, pipa lateral untuk distribusi aliran, juga harus berukuran 1 inci. Slang pengalir larutan dari pipa lateral ke talang, hendaknya menggunakan “spaghetty tube” berukuran 8 inci (dan bukan 5 inci). Diperlukan 2 buah spaghetty tube untuk setiap talang, sehingga memungkinkan menggunakan “sleeve” untuk mematikan aliran pada waktu talang kosong, tidak bertanaman.
Spaghetty tube sekian banyak dan berukuran 8 mm, akan menurunkan tekanan pada kocoran masuk ke talang; di lain fihak, NFT tidak memerlukan tekanan yang tinggi. NFT cukup dengan tekanan 1 atmosfir, dan selanjutnya diambil oper oleh gravitasi, sedangkan yang duperlukan volume yang besar, untuk lancarnya aliran ke bawah.
Pada NFT, diujung bawah, di mana kelebihan larutan dialirkan masuk ke pipa pralon berdiameter 1 ½ inci, untuk dialirkan kembali ke tandon, siap untuk disirkulasi lagi. Untuk mencegah kebocoran, maka ketika spaghetty tube memasuki pipa penampung kelebihan larutan, berdiameter 1 ½ inch, diharuskan memakai “gromet”, yang akan menmbuat slang dengan rapat memasuki pipa 1 ½ inci, untuk mencegah terjadinya kebocoran
LANJUTAN : Jilid II.
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING HIDROPONIK : Nomer urut 120.
KOMODITAS KANGKUNG MERUPAKAN IKON UTAMA SAYURAN DAUN.
Kangkung, komoditi sayuran yang merakyat, mempunyai banyak keunggulan, yang perlu dikumandangkan. Potensinya untuk penyediaan sayuran segar yang bergizi bagi masyarakat besar sekali, dalam berbagai bentuk olahan dan masakan. Mudah diproduksi oleh berbagai lapisan masyuarakat dengan level teknologi dan managerial skill yang berbeda-beda. Network pemasarannya yang sangat luas, mencakup pasar-becek hingga supermarket yang elit, menyebabkan komoditas ini menarik untuk di bahas lebih lanjut, dalam rangka pengembangannya di berbagai sistem budidaya hidroponik.
Dalam suatu percobaan untuk optimalisasi potensi genetik kangkung, yang dilakukan penulis di farmnya Daniel Lorente, Victoria, Laguna, Filipina, beberapa tahun yang lalu, dengan anak-semai umur delapan hari, disambung di instalasi floating-raft/rakit-apung di greenhouse, dalam 12 hari, tanaman tumbuh tegap, mencapai tinggi 65 cm, suatu kecepatan tumbuh yang mengagumkan. Perlu dicatat, temperatur udara pagi hingga siang hari sangat tinggi waktu itu (diduga sekitar 36 oC), dan matahari sangat cerah (diduga sekitar 14.000 footcandles), suatu kondisi cuaca yang agak extrim, yang rupa-rupanya disukai, atau ditoleransi, oleh kangkung.
Kangkung dengan mudah dapat dikultivasi di dataran rendah, dan di sepanjang pantai, di mana terletak kota-kota besar dan pusat pemukiman, sehingga timbullah “opportunity cost” yang rendah. Dilakukanlah suatu percobaan kultivasi kangkung dengan sistem budidaya Aeroponik, di dataran rendah, di Tangerang, pada elevasi/ketinggian sekitar 30 m dpl. Tekanan pompa air sekitar 2 atmosfir, debit sprinkler 90 l/jam, jarak antar sprinkler 75 cm, pada slang poly-ethylene diameter 20 mm, A-B mix dengan EC 2,2 mS, pH 6,0, jarak tanam leluasa. Satu benih/lubang tanam, dengan netpot berisi rockwool Cultilene, kebun beratapkan langit. Tanpa menggunakan hormon/perangsang tumbuh. Tidak dilakukan topping, untuk memanipulasi forma tanaman.
Pada umur 20 hari dicapai pertumbuhan biomass sebesar 600 g, yang terdiri atas 100 g massa akar, dan 500 g massa tajuk/canopy. Tinggi tanaman 50 - 55 cm, cocok untuk dimasukkan ke dalam kemasan plastik yang biasanya tingginya 60 cm, sesuai dengan spesifikasi supermarket. Kebetulan percobaan ini adalah untuk menggali potensi genetik tanaman kangkung; biomass 600 g ini terlampau besar untuk kemasan plastik 250 g.
“Recover rate”kangkung sangat besar, dan waktu processing, cukup membuang sisa kotil dan daun-daun awal, sedangkan kanopi-nya seutuhnya bisa masuk kemasan. Shelf-life/daya-tahan di gerai supermarket bisa lama. Harga jual di supermarket bisa disandingkan dengan sayuran lain, yang elit sekalipun. Dengan hidroponik/aeroponik, rasa dan penampilan, kualitas dan kuantitas, dapat diunggulkan.
LANJUTAN : Jilid II.
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING HIDROPONIK : Nomer urut 121.
LUAS PERTANAMAN SESUAI DENGAN KAPASITAS PENGADAAN AIR DAN POMPA.
Dalil mengatakan bahwa untuk budidaya hidroponik NFT (nutrient film technic, hiudroponik talang landai) diperlukan pompa air listrik yang besar volume/debitnya, sedangkan tekanannya yang bertenaga rendah. Untuk selanjutnya, aliran tergantung pada gravitasi, larutan meluncur kembali ke tandon nutrisi, untuk disirkulasi. Untuk ini digunakan pompa celup, submersibel pump, yang debitnya besar, dan yang penggunaan Watt listriknya kecil.
Lain lagi untuk Aeroponik, yang syaratnya adalah mengabutkan, memerlukan pompa bertekanan besar. Biasanya pompa demikian debit/volume-nya kecil. Tekanan yang besar dapat mendorong larutan nutrisi mencapai pojok kebun yang jauh sekalipun.
Tekanan yang besar pada lokas dekat dengan pompa, akan menurun semakin jauh ia mengalir. Tanaman yang ditanam ditempat yang jauh itu, akan tumbuh menderita. Ketidak-adilan pembagian nutrisi atas kebun yang luas, tidak baik untuk perkembangan pewrusahaan.
Salah satu cara untuk koreksi ketimpangan ini ialah dengan memperbesar diameter pipa pengantar. Misalnya pipa ½ inch diganti dengan yang 1 inch, maka “friction”, gesekan, akan mengecil menjadi hanya 1/4 –nya, yang berarti akan melancarkan aliran nutrisi 4 X lebih cepat, hingga dapat mencapai ujung kebun.
Pipa diameter ½ inch, yang sekarang diganti dengan yang 1 inch, menambah peran pipa, disamping sebagai pengantar, sekarang juga berperan sebagai “pressure tank”, tangki tekanan, untuk menstabilkan tekanan. Pada umumnya perusahaan besar, aliran disimpan dahulu dalam pressure tank, dan barulah dari situ terdistribusikan ke seluruh instalasi produksi. Tekanan stabil terus menerus, sehingga produksi pasti mantap.
Hendaknya juga dipasangi pipa distribusi “close loop”, aliran tertutup, sehingga dari titik manapun slang spaghetty tube 5 mm, akan mendapat tekanan merata di seluruh kebun. Pun kalau ada yang tersumbat di salah satu salurannya, bisa dikoreksi dengan aliran dari saluran yang lain, untuk ratanya distribusi aliran nutrisi, dan ratanya pertumbuhan tanaman di semua peloksok kebun.
Menjadi dalil umum, bahwa bila kebun luas, pompa mesin harus besar debitnya, dan tinggi tekanannya, untuk meratanya distribusi larutan nutrisi di seluruh kebun. Perlu pula diberitahu bahwa pompa air harus menyala terus menerus, tanpa henti, tanpa istirahat, tanpa keinginan untuk mendinginkan mesin, atau penghematan. Hidroponik pada umumnya tidak menggunaan media yang padat, jadi tidak memiliki buffer, jadi peniadaan pupuk atau penghentian aliran, akan berpengaruh buruk pada pertumbuhan.
LANJUTAN : Jilid II.
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING HIDROPONIK : Nomer urur 122.
KURANGI HAMBATAN DALAM PENGALIRAN NUTRISI PADA INSTALASI HIDROPONIK.
Dari pompa air, nutrisi dialirkan ke seluruh sudut kebun, untuk mencapai kerataan distribusi. Kadang terlihat, bahwa sering dipasangi tambahan, semisal siku/elbow/knee, untuk merubah arah aliran, di lain fihak akan mengurangi tekanan, dan derasnya aliran.
Aliran kadang dipecah, semisal dengan menggunakan simpangan huruf T, sehingga sekarang aliran terpecah menjadi dua arah, masin-masing dengan volume yang mengecil. Tekanan terkurangi, dan aliran terlambatkan.
Juga ditemui kran, atau ball valve, yang dengan membuka dan menutupnya aliran, terjadi pula penurunan tekanan dan perlambatan aliran, malahan dapat menghentikan aliran secara total.
Disc-filter, atau Screen-filter, kadang perlu dipasang, untuk menyingkirkan kotoran dari dalam larutan, sehingga tekanan menurun, dan alran diperlambat. Bila tidak dipasangi, maka springkel pada instalasi aeroponik, akan sering tersumbat. Secara berkala atau setiap hari filter dibuka, dibuangi kotoran yang meliputnya, dipasang kembali, dan bisa beroperasi kembali dengan sempurna.
Hambatan juga terjadi oleh “friction”, gesekan, antara larutan dengan dinding pipa penyalur. Jika garis tengah pipa penyalur dikecilkan setengahnya, maka gesekan akan membesar secara kuadratis. Disamping peningkatan EC, dan besarnya volume pemberian larutan, diduga kelancaran aliran juga membantu meningkatkan derajat pertumbuhan. Pada NFT (nurient film technic, hidroponik talang landai), bila kelandaian talangnya dari tangens 2 % ditingkatkan menjadi 5 %, maka aliran yang lebih deras pasti akan meningkatkan kecepatan pertumbuhan tanaman.
Kadang pompa letaknya di ruang tertentu, katakanlah di belakang dapur, dengan pertimbangan keamanan terhadap pencurian, tetapi membuat jarak yang cukup jauh dari instalasi talang-talang NFT di kebun. Tekanan menurun, dan areal yang bisa dikultivasi mengecil, terpaksa hanya sebagian dari lahan yang dikultivasi.
Solusi untuk tetap dapat menggarap seluruh lahan ialah dengan menggunakan “solenoid valve & timer’, yang digunakan dengan membagi lahan menjadi dua blok, dan pengairannya digilir dengan beberapa “relay”, bergiliran mati – menyala, misalnya tiap 5 menit. Setelah 5 menit jedah, terbukti perakarannya masih basah, dilingkupi banyak butiran air melekat pada akar. Malahan bila perakarannya lebat, misalnya pada kangkung, masa jedah dapat diperpanjang, semisal menjadi 15 menit, sehingga kebun dapat dibagi menjadi beberapa blok. Penghematan pembiayaan listrik!
LANJUTAN : Jilid II
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING HIDROPONIK : Nomer urut 123.
UKURAN POTONGAN ROCKWOOL HARUS SESUAI UKURAN SEEDLING-TRAY DAN NETPOT.
Menanam benih dalam sepotong kecil rockwool, yang pucuknya dibuka sedikit, lalu dilekatkan benih ke pucuk potongan rockwool tadi, dan bukaan ditutup kembali. Potongan rockwool direndam dahulu dalam larutan nutrisi, bila mungkin dengan formula sebagai pupuk dasar, yang mengutamakan pembentukan akar, sebagai modal pertama pertumbuhan. Formula dengan asupan fosfat yang besar diharapkan akan membentuk sistem perakaran yang lebat panjang, bercabang-cabang. Delapan hingga 14 hari kemudian, bila pemunculan kotil telah disusul oleh daun sejati, dan perakaran sudah lebat, maka anak semai dicabut dari seedling tray di lahan, dan dialih-tanamkan ke dalam netpot yang sudah ditancapkan ke dalam lubang tanam pada helaian styrofoam, pada sistem NFT.
Potongan rockwool bila ukurannya kecil, maka di seedling tray, perlu penyiraman beberapa kali per harinya, berfluktuasi antara dua hingga empat kali. Bila ukurannya besar, penyiraman hanya diperlukan sekali saja, dan tidak diperlukan pekerja terlampau banyak. Jika cuaca mendung terus, sehingga menurut perhitungan persemaian tidak perlu disiram, dianjurkan untuk tetap saja menyiram sekali sehari, karena pertimbangan pemberian pupuk teratur setiap hari, akan sangat membantu kecepatan pertumbuhan tanaman.. Perlu ditekankan bahwa penyiraman anak semai di persemaian harus dengan air pupuk, dan jangan hanya dengan air murni.
Biasanya pada umur seminggu dilakukan pengompakan kepadatan persemaian. Beberapa lubang yang kosong, karena benihnya tidak berkecambah, misalnya karena kadaluwarsa, atau kalau dianggap anak-semai tidak akan bisa tumbuh bagus, diisi dengan anak-semai sehat, diambil dari seedlingtray lain, sehingga seedling tersebut sekarang penuh genap, tumbuh selanjutnya dengan sempurna. Pengambilan potongan rockwool yang benihnya tidak berkecambah, akan lebih mudah bila potongan rockwoolnya kecil, dibandingkan dengan bila potongan itu besar, sesak menempel pada dinding seedlingtray, sehingga menyulitkan pengambilan rockwool yang benihnya gagal tadi. Sering rockwoolnya tertarik putus, sehingga diperlukan pinset khusus untuk mengambil putusan rockwool dari dasar seedlingtray.
Jika potongan rockwool berukuran kecil, akar kecambah cepat keluar dari rockwool yang berukuran kecil itu, dan bisa terekspose langsung terhadap aliran nutrisi. Kontak langsung aliran nutrisi dengan akar yang tersembul telanjang, terlihat sangat membantu kecepatan perpanjangan akar, dibandingkan dengan akar masih tersembunyi di dalam potongan rockwool yang besar, mungkin gara-gara akar lebih betah berada di dalam potongan yang besar.
Bila potongan rockwoolnya besar, daya dukungnya dapat diandalkan untuk anak-semai yang berlama-lama di persemaian. Persemaian cabe, yang memerlukan waktu tiga minggu, akan tumbuh lebih bagus, bila menggunakan ukuran besar, begitu pula dengan persemaian paprika, tomat, terung. Sayuran daun yang memerlukan perawatan persemaian hanya 8 hingga 14 hari, cukup menggunakan potongan ukuran kecil, dengan 2 X siram/hari.
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING HIDROPONIK : Jilid II : Nomer urut 124.
HIDROPONIK NFT BERATAPKAN LANGIT, WASPADA AIR HUJAN MASUK TANDON.
Hujan deras, curah kadang mencapai 50 mm, kalau lubang tanam pada instalasi NFT mudah kemasukan air hujan, dapat menurunkan EC dari misalnya 2,5, ke kurang dari 0,5 mS dalam semalaman, dapat mempengaruhi jumlah pemasukan nutrisi ke dalam tanaman, sehingga warna tanaman dapat berubah dari hijau tua, ke hijau muda, karena selama satu malam tanaman mendapat asupan nutrisi hanya encer-encer saja.
Hujan deras satu malam, kemasukan air hujan melalui celah-celah di lubang tanam, untuk kemudian mengalir ke tandon/reservoir, yang berukuran kecil, akan mengencerkan nutrisi secara drastis, sehingga EC tersisa hanya memiliki angka rendah, sehingga merugikan pertumbuhan tanaman. Sebenarnya penambahan air itu menguntungkan, karena bagaimanapun juga, setiap pagi kita harus menambahkan air baku, untuk mendapatkan ketinggian larutan yang patut, di tandon. Cepat-cepatlah disesuaikan lagi ke EC idaman, dengan menggelontorkan pekatan A, diaduk, disusul dengan pekatan B, dan diaduk lagi.
Kalau kebetulan hujannya jatuh pada akhir minggu, sedangkan kita tidak berada setempat, maka tanaman harus hidup berkepanjangan dengan EC yang rendah. Penambahan nutrisi, dengan penggelontoran pekatan A & B, kepucatan warna yang terjadi, akan terhapus dua hari kemudian. Syukur kalau hari itu cahaya matahari penuh bersinar, tertolonglah kita lebih cepat.
Memang ada beberapa kebun yang rajin menutup aliran air hujan masuk ke dalam tandon, dan membuangnya ke luar kebun. Esok harinya tandon diisi tambahan air baku untuk memenuhi tandon, dan kemudian menyesuaikan lagi EC yang direncanakan. Begitu pula pengaturan pH yang digunakan. Tetapi, ... disangsikan bahwa saya akan bangun tengah malam, berlari ke kebun, untuk mengalir-buangkan air hujan yang tidak boleh masuk ke dalam talang.
Penambahan air hujuan ke dalam tangki/tandon, akan menurunkan EC larutan, dan ini pengaruhnya besar, terutama bagi tanaman yang rakus makannya, misalnya Kailan, Kale, Brocolli, Romaine lettuce, dsbnya. Hanya sehari tertambahkan air hujan, seluruh kebun dapat berubah warna, dari hijau tua menjadi hijau muda. Sebabnya ialah, bila pucuk kanopi tajuk kekurangan sesuatu unsur, cepat dibongkar daun tua, dan semua unsur yang “mobile” diangkut dari daun tua ke pucuk. Daun-daun yang sudah dibongkar unsur haranya, “konsistensi” selnya menjadi amburadul, penampakan daunnya agak pucat. Unsur nutrisi Nitrogen “mobile” sekali di dalam tanaman, dengan cepat dapat dibongkar dan diangkut ke lokasi yang memerlukan, sehingga tanaman dapat sembuh hijau kembali dengan cepat, hanya dalam semalam!
Risiko air hujan mengencerkan EC larutan di dalam tandon, dapat dihindari dengan bertani dalam greenhouse. Air hujan tidak bisa masuk ke tandon larutan pupuk. Daun pun tidak terbasahi bila hujan, dan penyakit cendawan, terutama Cercospora, mata kodok, tidak akan menyerang pertanaman kita.
YOS SUTIYOSO : CATATAN PENTING HIDROPONIK :
Jilid II : Nomer urut 125.
RASIO TAJUK BERBANDING AKAR HARUS POSITIF.
Beberapa tahun yang lalu, saya mendapat bisikan dari seorang kawan, bahwa pada budidaya hidroponik, rasio antar tajuk berbanding akar, sebaiknya 5 : 1. Diambil kesimpulan bahwa untuk mencapai 5 kg tajuk sayuran segar, diperlukan akar sebanyak satu kg, untuk menyerap nutrisi dan air untuk menunjang pertumbuhan tanaman.
Pada peninjauan keliling di kebun sendiri dan beberapa sejawat, terbukti rasio itu jauh dari angka idaman. Ada yang 3 : 1, yang berarti 3 satuan tajuk, berbanding satu satuan akar. Dengan kata lain, banyak akar dan kurangnya tajuk, sedangkan produksi sayuran segar bertujuan menghasilkan tajuk maksimal. Akar, yang terbentuk lebih banyak, akhirnya rasio tajuk : akar menjadi 3. Bila saya mendengar bisikan kawanmengenairasio, maka ditarik kesimpulan, bahwa rasi = 3, kurang menguntungkan usaha saya. Perlu perbaikan yang harus dimulai dari merumuskan formula pupuk.
Formula perlu ditinjau! Total N harus ditingkatkan, supaya tanaman lebih ke arah vegetatif. Asupan Phosphat bisa dikurangi, supaya akar tidak terlampau banyak, tetapi pengurangan jangan terlampau drastis.
Matahari tidak bisa kita autr, kecuali bila rasio C/N dianggap terlampau kecil, maka peredaman cahaya boleh dilakukan, misalnya dengan memasang plastik sheet putih transparan, yang berperan mengurangi intensitas cahaya matahari sedikit, sekaligus mencegah hujan membasahi daun, bila kita bertani baeratapkan langit.
Atau kita berharap-harap ada beberapa gugusan awan melintas, yang meredupkan intensitas cahaya. Atau memanfaatkan intensitas cahaya untuk meningkatkan derajat pertumbuhan, misalnya dengan memperbesar curah/flowrate, pada NFT, dari 2 l/menit menjadi 2 1/2 l/menit sehingga rasio yang angkanya kecil ini, bisa menjadi agak membesar, mengarah ke angka rasio 5 : 1, yang dianggap ideal bagi perusahaan.
Kadang terjadi bahwa tajuk rimbun sekali, sedang akar hanya sedikit saja. Tentu untuk perusahaan sayuran segar, rasio misalnya 7 : 1, sangatlah menguntungkan, karena tajuknya rimbun sekali, dan hanya pengeluaran kecil, karena misalnya memakai banyak amonium, yang murah harganya. Tetapi ... biasanya sayuran segar dengan rasio 7 : 1` kurang nikmat rasanya, mengarah ke rasa hambar, sehingga kurang disukai konsumen. Banyak sel raksasa terbentuk oleh banyaknya diserap amonium yang ringan bobotnya, dan yang membawa air terlampau banyak ke dalam sel, hingga terjadinya sel raksasa, yang isinya hanya amonium dan air itu.
Jilid II : Nomer urut 125.
RASIO TAJUK BERBANDING AKAR HARUS POSITIF.
Beberapa tahun yang lalu, saya mendapat bisikan dari seorang kawan, bahwa pada budidaya hidroponik, rasio antar tajuk berbanding akar, sebaiknya 5 : 1. Diambil kesimpulan bahwa untuk mencapai 5 kg tajuk sayuran segar, diperlukan akar sebanyak satu kg, untuk menyerap nutrisi dan air untuk menunjang pertumbuhan tanaman.
Pada peninjauan keliling di kebun sendiri dan beberapa sejawat, terbukti rasio itu jauh dari angka idaman. Ada yang 3 : 1, yang berarti 3 satuan tajuk, berbanding satu satuan akar. Dengan kata lain, banyak akar dan kurangnya tajuk, sedangkan produksi sayuran segar bertujuan menghasilkan tajuk maksimal. Akar, yang terbentuk lebih banyak, akhirnya rasio tajuk : akar menjadi 3. Bila saya mendengar bisikan kawanmengenairasio, maka ditarik kesimpulan, bahwa rasi = 3, kurang menguntungkan usaha saya. Perlu perbaikan yang harus dimulai dari merumuskan formula pupuk.
Formula perlu ditinjau! Total N harus ditingkatkan, supaya tanaman lebih ke arah vegetatif. Asupan Phosphat bisa dikurangi, supaya akar tidak terlampau banyak, tetapi pengurangan jangan terlampau drastis.
Matahari tidak bisa kita autr, kecuali bila rasio C/N dianggap terlampau kecil, maka peredaman cahaya boleh dilakukan, misalnya dengan memasang plastik sheet putih transparan, yang berperan mengurangi intensitas cahaya matahari sedikit, sekaligus mencegah hujan membasahi daun, bila kita bertani baeratapkan langit.
Atau kita berharap-harap ada beberapa gugusan awan melintas, yang meredupkan intensitas cahaya. Atau memanfaatkan intensitas cahaya untuk meningkatkan derajat pertumbuhan, misalnya dengan memperbesar curah/flowrate, pada NFT, dari 2 l/menit menjadi 2 1/2 l/menit sehingga rasio yang angkanya kecil ini, bisa menjadi agak membesar, mengarah ke angka rasio 5 : 1, yang dianggap ideal bagi perusahaan.
Kadang terjadi bahwa tajuk rimbun sekali, sedang akar hanya sedikit saja. Tentu untuk perusahaan sayuran segar, rasio misalnya 7 : 1, sangatlah menguntungkan, karena tajuknya rimbun sekali, dan hanya pengeluaran kecil, karena misalnya memakai banyak amonium, yang murah harganya. Tetapi ... biasanya sayuran segar dengan rasio 7 : 1` kurang nikmat rasanya, mengarah ke rasa hambar, sehingga kurang disukai konsumen. Banyak sel raksasa terbentuk oleh banyaknya diserap amonium yang ringan bobotnya, dan yang membawa air terlampau banyak ke dalam sel, hingga terjadinya sel raksasa, yang isinya hanya amonium dan air itu.
Sumber : FB Bpk. Yos Sutiyoso