Sunday, June 11, 2017

Awal perjuangan bertani Hidroponik



Awal perjuangan bertani Hidroponik
Setahun yang lalu di ajak teman utk liat kebun paprikanya di daerah Nongkojajar kab Pasuruan. Di daerah ini merupakan salah satu sentra Paprika di Jawa Timur, kemudian tertarik utk bisa berkebun Paprika dengan hidriponik.
Rencana bikin kebun di buat, kemudian kok kebetulan dapat sewa lahan yang lokasinya pas, deal dengan pemilik dan mulailah pekerjaan konstruksi GH.

Namun rupanya dalam setiap usaha selalu ada hal tak terduga, pekerjaan konstruksi GH molor karean faktor kontraktor dan tentunya cuaca sering hujan, dan paling parah kontraktor lari padahal pekerjaan belum selesai, untung pembayaran belum sampai pelunasan shg kerugian tidak banyak.
Masalah selanjutnya adalah Nutrisi hidroponik, selama ini petani Paprika di nongkojajar menggunakan nutrisi pabrikan yang tidak jelas komposisi bahannya, sehingga hasil yang di dapatkan juga kurang maksimal. Kami juga coba hubungi produsen nutrisi lokal, kami minta harga terbaik dan kami katakan bahwa nantinya mau ikut jualkan produknya di kalangan petani setempat (Nongkojajar) tapi negosiasi harga tetap tidak bisa menekan harga se minimal mungkin, dan mungkin karena kami di anggap petani pemula sehingga bukan sasaran produk mereka jadinya mereka kurang tertarik utk mensupport kami utk penyediaan nutrisi dengan harga terjangkau. Dan pada akhirnya kami menemukan pelatihan meracik nutrisi hidroponik yang di selenggarakan di kota Jogja. Walaupun tanpa basic ikut pelatihan dasar hidroponik dan belum praktek hidroponik kami coba ikuti pelatihan ini, dan akhirnya kami menemukan solusi atas permasalahan nutrisi hidroponik ini.
Selalu ada hikmah di balik keterlambatan pengerjaan GH.
Sebelum GH selesai kami melakukan persiapan dan koreksi dari cara bercocok tanam paprika kebiasaan masyarakat sekitar antara lain :
1. Konstruksi GH menggunakan standar utk kebun paprika antara lain penggunaan insectnet yang bagus.
2. Instalasi Irigasi kami menggunakan produk yang berkualitas (Netafim)
3. Pola tanam biasanya dalam 1 slab arang sekam isi 6 tanaman kami rubah jadi 1 slab arang sekam isi 3 tanaman.
4. Penggunaan nutrisi hasil pelatihan yang kami ikuti sesuai masa pertumbuhan tanaman (vegetatif dan generatif) dan menggunakan bahan bahan berkualitas serta rasio yang di gunakan sesuai dengan kebutuhan tanaman.
Dari persiapan yang lebih matang dan koreksi dari kebiasaan petani setempat, hasil yang kami lihat saat ini adalah :
1. Penggunaan Nutrisi yang tepat menghasilkan tanaman paprika yang tumbuh subur optimal dan tentunya dengan nutrisi racikan sendiri bisa menekan HPP penggunaan nutrisi sampai dengan 40% dari harga nutrisi di pasaran dan kandungan nutrisinya lebih jelas dan sesuai dengan kebutuhan tanaman.
2. Konstruksi GH yang bagus akhirnya bisa menekan penggunaan pestisida sampai seminimal mungkin, musuh utama Paprika adalah Trip.
Dan saat ini Paprika kebun kami mulaia berbuah dan siap utk panen perdana :)


Ini baru awal perjuangan petani utk bisa menghasilkan produk yang berkualitas dan menghasilkan output produk yang optimal sesuai dengan target yang di inginkan, dan harus selalu ada perbaikan perbaikan dari hasil yang sudah di dapat.
Bertani bukan tanpa resiko, tapi dengan ilmu pengetahuan dan teknologi bisa meminimalisir resiko, maka dari itu jangan pernah berhenti utk belajar dan terus belajar agar petani Indonesia makin maju dan menghasilkan produk yang mampu bersaing di pasar Global sehingga bisa membantu pemerintah dalam swasembada pangan di masa yang akan datang.











sumber : https://www.facebook.com/KielFarm/photos/pcb.293545567769390/293545294436084/?type=3&theater


1
tanaman hidroponik 100
2
tanaman 100
3
cara hidroponik 95
4
menanam hidroponik 50
5
cara menanam hidroponik 35
6
membuat hidroponik

1
tanaman hidroponik
100
2
tanaman
100
3
cara hidroponik
95
4
menanam hidroponik
50
5
cara menanam hidroponik
35
6
membuat hidroponik
Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment